Visi-Misi Capres Tentukan Masa Depan Bangsa
A
A
A
JAKARTA - Masa kampanye tengah berjalan, pasangan capres dan cawapres serta tim sukses (timses) diminta lebih mengedepankan visi misi serta program kerja ketimbang kampanye hitam. Karena yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia, bukanlah perilaku kesederhanaan atau ketegasan capres dan cawapres, tapi visi misi serta program kerjanya.
"Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki visi misi serta program kerja nyata untuk menjawab tantangan saat ini," Sekretaris Jenderal PB HMI Mulyadi P Tamsir kepada Sindonews, Senin (9/6/2014).
Mulyadi melanjutkan, tantangan yang saat ini harus diperjuangkan seperti krisis moral, krisis pangan, menjaga stabilitas keamanan nasional, pemberantasan kemiskinan, masalah pendidikan, kesehatan dan sosial budaya masyarakat.
"Komitmen terhadap pemberantasan korupsi, mampu melakukan proses renegosiasi kontrak pertambangan, dan mempertahankan wilayah kedaulatan Indonesia yang menjadi sengketa dengan Negara tetangga," katanya.
Maka itu, dia mengimbau, agar masyarakat kritis dalam menentukan pilihan, jangan melihat masa lalu capres/cawapres karena semua manusia punya masa lalu, dan jangan pula terpengaruh dengan harapan semu dari setiap pasangan calon.
"Lihatlah visi misi program kerja yang rasional, sebelum menentukan pilihan. Karena lima detik di bilik suara, akan menentukan nasib bangsa Indonesia lima tahun kedepan," ujarnya.
Selain memilih pemimpin berdasarkan visi misi program kerja, kata dia, masyarakat harus memilih pemimpin yang benar-benar berperilaku Islami, bukan berpura-pura Islami hanya ingin mendapatkan suara.
"Karena dengan perilaku Islami, kita akan memiliki pemimpin amanah, jujur, tidak korupsi, adil serta memegang teguh nilai-nilai kebajikan," katanya.
"Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki visi misi serta program kerja nyata untuk menjawab tantangan saat ini," Sekretaris Jenderal PB HMI Mulyadi P Tamsir kepada Sindonews, Senin (9/6/2014).
Mulyadi melanjutkan, tantangan yang saat ini harus diperjuangkan seperti krisis moral, krisis pangan, menjaga stabilitas keamanan nasional, pemberantasan kemiskinan, masalah pendidikan, kesehatan dan sosial budaya masyarakat.
"Komitmen terhadap pemberantasan korupsi, mampu melakukan proses renegosiasi kontrak pertambangan, dan mempertahankan wilayah kedaulatan Indonesia yang menjadi sengketa dengan Negara tetangga," katanya.
Maka itu, dia mengimbau, agar masyarakat kritis dalam menentukan pilihan, jangan melihat masa lalu capres/cawapres karena semua manusia punya masa lalu, dan jangan pula terpengaruh dengan harapan semu dari setiap pasangan calon.
"Lihatlah visi misi program kerja yang rasional, sebelum menentukan pilihan. Karena lima detik di bilik suara, akan menentukan nasib bangsa Indonesia lima tahun kedepan," ujarnya.
Selain memilih pemimpin berdasarkan visi misi program kerja, kata dia, masyarakat harus memilih pemimpin yang benar-benar berperilaku Islami, bukan berpura-pura Islami hanya ingin mendapatkan suara.
"Karena dengan perilaku Islami, kita akan memiliki pemimpin amanah, jujur, tidak korupsi, adil serta memegang teguh nilai-nilai kebajikan," katanya.
(mhd)