Pertumbuhan Ekonomi 9%, JK Tidak Realistis

Minggu, 08 Juni 2014 - 11:09 WIB
Pertumbuhan Ekonomi...
Pertumbuhan Ekonomi 9%, JK Tidak Realistis
A A A
JAKARTA - Memasuki hari keempat masa kampanye, cawapres Jusuf Kalla (JK) terus menebar janji kepada masyarakat. Salah satunya, pertumbuhan ekonomi sebesar 8-9% pada tahun depan.

Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih menilai, target pertumbuhan ekonomi sebesar 9% bagi Indonesia untuk saat ini sangat berat. Berbeda dengan tahun 1990 silam karena ketergantungan impor tinggi.

"Dengan ekonomi 9% impor akan tinggi sekali sedangkan ekspor melemah. Neraca perdagangan akan defisit dan Defisit Neraca Transaksi Berjalan atau Current Account Defisit (CAD) akan defisit juga. Kita punya problem besar di CAD," ujar Lana melalui pesan singkat ke KORAN SINDO, Minggu (8/6/2014).

Menurut dia, target pertumbuhan ekonomi sebesar itu tidak bisa dilakukan dalam 3-5 tahun ke depan melainkan harus jangka panjang. Menurut dia, hal itu bisa realistis kalau ketergantungan impor sudah menurun. Jadi ada industri barang setengah jadi yang men-support industri hilirnya.

"Kalau industri hulu dan industri barang setengah jadi belum siap, ya menjadi tidak realistis," katanya.

Dalam kampanyenya di Bandung Jawa Barat, cawapres JK menjanjikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 9%.

"Kalau hari ini pertumbuhan ekonomi hanya sekitar 5%, insyallah pertumbuhan ekonomi 8-9% pada tahun yang akan datang," ujarnya saat Deklarasi Relawan Dulur Jokowi-JK di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, kemarin.

JK menyayangkan, pertumbuhan ekonomi saat ini hanya 5% terjadi penurunan bila dibandingkan dua tahun lalu dimana pertumbuhan ekonomi tumbuh sebesar 7%. Kondisi ini menyebabkan munculnya masalah sosial.

"Sekarang pertumbuhan 5% mungkin lebih turun lagi. Artinya, pengangguran, kemiskinan bisa bertambah," jelasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9824 seconds (0.1#10.140)