Guru Besar Nilai Visi Capres Prabowo Lebih Jelas
A
A
A
DENPASAR - Visi-misi Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto seperti dalam pembangunan ekonomi dan penegakan hukum lima tahun mendatang dinilai cukup konkrit dan lebih mengena bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
Ketua Dewan Pembina Forum Intelektual Indonesia (FII) Prof Ahmad Zaini mengaku telah mendengar semua visi-misi baik Capres Prabowo maupun Capres Jokowi. Visi kedua capres menurutnya cukup baik sebagai bentuk komitmen mereka dalam menata dan membangun bangsa ke depan.
Hanya saja, dari pengamatannya, visi Prabowo dinilai lebih konkrit dan jelas, terang-terangan dan mengena dengan masyarakat dalam segala bidang seperti ekonomi dan hukum.
Selain pentingnya mengetahui visi capres yang akan menjadi pemimpin bangsa, tak kalah pentingnya, mengetahui bagaimana kriteria ideal yang harus dimiliki seorang presiden.
"Untuk memimpin bangsa yang begitu besar dan heterogen ini, maka pemimpin harus memiliki ketegasan dan berani mengambil langkah atau keputusan," jelas Zaini disela Konferensi Guru Besar Indonesia di Sanur, Denpasar, Sabtu (7/6/2014).
Menurutnya, tegas dan berani menjadi faKtor penting bagi seorang pemimpin bangsa sehingga tidak direndahkan dan dilemahkan oleh bangsa lain.
"Tegas dan berani dalam segala hal, itu lebih pada sikap dan tindakan, pemimpin tidak boleh ragu bertindak dalam mengambil langkah atau keputusan apapun," kata dia.
Sikap tegas dan berani itu, bukan berarti tidak dimiliki oleh orang yang berpenampilan kalem atau tenang. Orang yang terlihat tenang, itu juga bisa tegas dan berani mengambil keputusan atau memegang prinsip.
Pembawaan orang itu berbeda satu sama lain. Ada yang selalu bersemangat ada juga yang terlihat tenang-tenang saja namun bukan berarti tidak tegas. Diakuinya, orang yang berlatar belakang militer memang umumnya memiliki sikap tegas dibanding dari kalangan sipil.
Apa yang disampaikan itu, lebih pada pandangan dan sikap pribadinya dan tidak ada keinginan untuk mempengaruhi masyarakat dalam memilih capres. Dia menilai, masyarakat sekarang lebih cerdas dalam memilih pemimpin yang dianggap layak untuk memimpin bangsa lima tahun ke depan.
"Yang kami inginkan, agar masyarakat bisa memilih calon pemimpin yang terbaik, saya tidak bisa jelaskan mana yang akan saya pilih, yang saya katakan pilihlah calon pemimpin yang berani dan tegas untuk memimpin bangsa yang besar ini," imbuhnya.
Zaini menampik konferensi ke-6 yang dihadiri sedikitnya 400 guru besar dari seluruh Indonesia itu berpihak kepada salah satu pasangan capres tertentu.
Ketua Dewan Pembina Forum Intelektual Indonesia (FII) Prof Ahmad Zaini mengaku telah mendengar semua visi-misi baik Capres Prabowo maupun Capres Jokowi. Visi kedua capres menurutnya cukup baik sebagai bentuk komitmen mereka dalam menata dan membangun bangsa ke depan.
Hanya saja, dari pengamatannya, visi Prabowo dinilai lebih konkrit dan jelas, terang-terangan dan mengena dengan masyarakat dalam segala bidang seperti ekonomi dan hukum.
Selain pentingnya mengetahui visi capres yang akan menjadi pemimpin bangsa, tak kalah pentingnya, mengetahui bagaimana kriteria ideal yang harus dimiliki seorang presiden.
"Untuk memimpin bangsa yang begitu besar dan heterogen ini, maka pemimpin harus memiliki ketegasan dan berani mengambil langkah atau keputusan," jelas Zaini disela Konferensi Guru Besar Indonesia di Sanur, Denpasar, Sabtu (7/6/2014).
Menurutnya, tegas dan berani menjadi faKtor penting bagi seorang pemimpin bangsa sehingga tidak direndahkan dan dilemahkan oleh bangsa lain.
"Tegas dan berani dalam segala hal, itu lebih pada sikap dan tindakan, pemimpin tidak boleh ragu bertindak dalam mengambil langkah atau keputusan apapun," kata dia.
Sikap tegas dan berani itu, bukan berarti tidak dimiliki oleh orang yang berpenampilan kalem atau tenang. Orang yang terlihat tenang, itu juga bisa tegas dan berani mengambil keputusan atau memegang prinsip.
Pembawaan orang itu berbeda satu sama lain. Ada yang selalu bersemangat ada juga yang terlihat tenang-tenang saja namun bukan berarti tidak tegas. Diakuinya, orang yang berlatar belakang militer memang umumnya memiliki sikap tegas dibanding dari kalangan sipil.
Apa yang disampaikan itu, lebih pada pandangan dan sikap pribadinya dan tidak ada keinginan untuk mempengaruhi masyarakat dalam memilih capres. Dia menilai, masyarakat sekarang lebih cerdas dalam memilih pemimpin yang dianggap layak untuk memimpin bangsa lima tahun ke depan.
"Yang kami inginkan, agar masyarakat bisa memilih calon pemimpin yang terbaik, saya tidak bisa jelaskan mana yang akan saya pilih, yang saya katakan pilihlah calon pemimpin yang berani dan tegas untuk memimpin bangsa yang besar ini," imbuhnya.
Zaini menampik konferensi ke-6 yang dihadiri sedikitnya 400 guru besar dari seluruh Indonesia itu berpihak kepada salah satu pasangan capres tertentu.
(kri)