JK Siap Dicopot Jika Tidak Amanah

Sabtu, 07 Juni 2014 - 06:40 WIB
JK Siap Dicopot Jika Tidak Amanah
JK Siap Dicopot Jika Tidak Amanah
A A A
PADANG - Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan kesiapannya diturunkan dari jabatannya, jika tidak berhasil menjalankan amanah yang diberikan rakyat Indonesia.

"Saya siap mengemban amanah yang diberikan. Kalau kami salah dapat ditegur atau diturunkan dari kekuasaan," ujar JK saat menghadiri deklarasi kebulatan tekad dari relawan Tua Sakato, di Bumi Minang, jalan Gundukan Duang, Padang, Jumat (6/6/2013).

Menurut JK, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, mengurangi pengangguran dan membawa bangsa ini menjadi lebih baik.

"Kemajuan ditentukan siapa yang memimpin. Semua bisa merancang tapi belum tentu bisa melaksanakan, dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki pengetahuan dan pengalaman," katanya.

Menurut dia, kemajuan bangsa dimanapun termasuk Indonesia ditentukan oleh dua hal yakni, apa yang akan dilakukan dan siapa yang akan memimpin untuk melakukan hal itu.

Ada beberapa program yang akan menjadi prioritas dalam pemerintahannya antara lain, peningkatan pendidikan, kesejahteraan para guru, perbaikan pelayanan kesehatan, pengembangan ekonomi kerakyatan dan sebagainya.

"Banyak para pahlawan lahir dari tanah Minang, negeri para cendikia dan pemimpin bangsa. Mereka ialah, Syahrir, Tan Malaka, Buya Hamka, Moh Yamin, Bung Hatta, semuanya memiliki ide, kecerdasan dan terpelajar," paparnya.

Dia optimistis, dengan dukungan yang diberikan masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) dirinya bisa membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi. "Iya, yakin bisa meraih 75% suara, lihat saja semangat dari masyarakat Sumbar. Dulu waktu 2004 lalu saya hampir 90% suara, sedangkan untuk Sumatera ditargetkan dapat 60%," jelasnya.

Pakar Komunikasi Politik UI Ade Armando menilai, pernyataan JK tersebut menunjukkan bahwa yang bersangkutan tidak berambisi pada kekuasaan. JK menilai, kekuasaan tidak lagi penting yang terpenting adalah bagaimana mengabdi kepada masyarakat.

Namun demikian, sulit bagi JK untuk menang di Sumatera mengingat masyarakat daerah tersebut memiliki kedekatan dengan Soemitro ayah dari Prabowo karena pernah mendukung pemberontakan PRRI/Permesta. Apalagi, sosok Jokowi tidak cocok dengan masyarakat Sumatera. "Dikotomi Jawa-Sumatera masih kuat di kalangan masyarakat sana, apalagi isu yang beredar tentang keislaman Jokowi telah beredar luas," jelasnya.

Menurut dia, pertarungan sebenarnya ada di Pulau Jawa. Di beberapa daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali, pasangan Jokowi lebih unggul dari Prabowo. Namun, seiring perjalanan waktu, elektabilitas Prabowo terus mengalami peningkatan sehingga kubu Jokowi berupaya menekannya dengan mengambil suara di luar Jawa salah satunya Sumatera.

"Kalau untuk menekan atau menipiskan selisih suara biasa, makanya strategi yang dipilih adalah dengan mengirimkan JK. Hal itupula yang menjadi alasan kenapa PDIP memilih JK ketimbang Mahfud MD," katanya. (sucipto)
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6954 seconds (0.1#10.140)