Tabloid Pembusukan Jokowi-JK Resahkan Pesantren

Selasa, 03 Juni 2014 - 14:25 WIB
Tabloid Pembusukan Jokowi-JK Resahkan Pesantren
Tabloid Pembusukan Jokowi-JK Resahkan Pesantren
A A A
JOMBANG - Para pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur, dibuat resah dengan beredarnya koran-koran atau tabloid misterius yang seminggu sekali selalu dikirim atau datang ke pondok mereka.

Satu bandle koran tanpa alamat pengirim tersebut berisi tentang tulisan-tulisan yang menyudutkan salah satu pasangan capres-cawapres. Agar tidak membuat santrinya resah, para kiai memilih tidak mengedarkan koran tersebut.

Satu bundel koran atau tabloid yang masih terbungkus rapi ini, diterima KH Kholil Dahlan, pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum di Desa Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Tidak diketahui pasti siapa pengirim puluhan eksemplar koran atau tabloid ini. Sebab pada pembungkusnya hanya tertera alamat tujuan saja, sementara identitas pengirimnya tidak ada.

Setelah dibuka, masih seperti minggu sebelumnya, koran-koran atau tabloid ini ternyata berisi tentang tulisan-tulisan yang menyudutkan salah satu pasangan Capres-Cawapres Jokowi-JK.

Di antaranya, menyebut salah satu pasangan capres-cawapres merupakan orang yang haus akan kekuasaan. Tak hanya itu, tema lain yang ditulis dalam koran juga menyebut salah satu pasangan capres-cawapres tukang membohongi rakyat.

Agar tidak meresahkan puluhan ribu santrinya, KH Kholil Dahlan yang juga Ketua MUI Kabupaten Jombang ini memilih tidak mengedarkan koran tersebut dan hanya menyimpannya sendiri di kantor pondok.

KH Kholil Dahlan mengaku, sudah dua kali menerima paket kiriman koran atau tabloid yang isinya sama. Dia menduga, pelaku ingin menjatuhkan nama salah satu pasangan capres-cawapres dengan menyebarkan koran tersebut ke kalangan pesantren.

Apalagi, tidak hanya pondoknya saja, banyak pengaduan dari pondok-pondok lain di Jawa Timur yang juga menerima paket kiriman koran dari pengirim yang tidak jelas tersebut.

Kh Kholil Dahlan berharap, para pasangan capres-cawapres dapat bersaing secara sehat dalam mencari simpati rakyat. Sebab jika melakukan kampanye hitam seperti ini, rakyat justru tidak akan simpati.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7701 seconds (0.1#10.140)