Dinilai Tak Waras, Ketua DPD Golkar DIY Berang
A
A
A
YOGYAKARTA - Ketua DPD Partai Golkar DIY Gandung Pardiman terlihat berang mendengar penyataan Jusuf Kalla yang menyebut kader Golkar yang waras memilihnya. Pernyataan cawapres pasangan Jokowi itu dinilai tidak etis karena konotasi dari penyataan itu memandang kader Golkar tak waras jika tak memilih dirinya.
"Lebih waras kader yang patuh dari pada yang mbalelo. Garis partai sudah menyatakan koalisi ke Prabowo, kalau ada yang mbalelo membela ke Jokowi, itu artinya tidak patuh pada garis partai," ujar Gandung Pardiman di Rumah Merah Putih DIY, Jalan Patimura No 1 Kotabaru, Kota Yogyakarta, Jumat (30/5/2012).
Anggota Komisi V DPR itu memberikan dukungan kepada JK lima tahun lalu saat Pilpres 2009. Saat itu, JK menjadi salah satu kandidat berpasangan dengan Jenderal (Pur) Wiranto.
"Dulu saya mendukung Pak JK sekuat tenaga karena Ketua Umum Golkar. Semua struktur partai saat itu membela JK, tapi untuk kali ini tidak boleh lagi, karena beliau tidak didukung Partai Golkar," ujarnya.
Gandung justru menilai tidak waras bagi pengurus struktur Partai Golkar yang memberikan dukungan ke JK. "Kalau sekarang ada yang mendukungnya berarti dia (yang mendukung JK dari Golkar) tidak waras," ujarnya.
Gandung menjelaskan makna waras itu sendiri dalam arti yang sebenarnya. "Waras itu apa, sehat, tidak sakit. Sehat lahir batin, harus bisa memberikan pencerahan mana yang bener dan salah, mana aturan yang boleh dan tidak," ujarnya.
Penyataan JK, lanjut Gandung, tidak pantas diucapkannya. Apalagi, JK merupakan salah satu kandidat yang berseberangan dengan keputusan dalam Rapimnas Partai Golkar.
"Lebih waras kader yang patuh dari pada yang mbalelo. Garis partai sudah menyatakan koalisi ke Prabowo, kalau ada yang mbalelo membela ke Jokowi, itu artinya tidak patuh pada garis partai," ujar Gandung Pardiman di Rumah Merah Putih DIY, Jalan Patimura No 1 Kotabaru, Kota Yogyakarta, Jumat (30/5/2012).
Anggota Komisi V DPR itu memberikan dukungan kepada JK lima tahun lalu saat Pilpres 2009. Saat itu, JK menjadi salah satu kandidat berpasangan dengan Jenderal (Pur) Wiranto.
"Dulu saya mendukung Pak JK sekuat tenaga karena Ketua Umum Golkar. Semua struktur partai saat itu membela JK, tapi untuk kali ini tidak boleh lagi, karena beliau tidak didukung Partai Golkar," ujarnya.
Gandung justru menilai tidak waras bagi pengurus struktur Partai Golkar yang memberikan dukungan ke JK. "Kalau sekarang ada yang mendukungnya berarti dia (yang mendukung JK dari Golkar) tidak waras," ujarnya.
Gandung menjelaskan makna waras itu sendiri dalam arti yang sebenarnya. "Waras itu apa, sehat, tidak sakit. Sehat lahir batin, harus bisa memberikan pencerahan mana yang bener dan salah, mana aturan yang boleh dan tidak," ujarnya.
Penyataan JK, lanjut Gandung, tidak pantas diucapkannya. Apalagi, JK merupakan salah satu kandidat yang berseberangan dengan keputusan dalam Rapimnas Partai Golkar.
(lns)