Hasyim minta Kampanye Negatif Lewat Isu Agama Diabaikan
A
A
A
DEPOK - Setiap kali pemilukada ataupun pemilu, isu agama masih laku untuk dijual dan kerap kali menjadi kampanye hitam bagi setiap lawan politik. Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi mengatakan isu SARA sampai saat ini masih sering digulirkan.
"Namun sering tak sesuai dengan apa yang sesungguhnya, tak usah dibalas, dinetralisir saja. CV tiap calon sebar saja kasih ke wartawan, baik kasih CV pasangan satu dan lainnya," tegasnya di kediamannya di Jalan H Amat, Beji, Depok, Jumat (23/5/2014).
Masalah agama, lanjut Hasyim, tak berbicara tentang satu kelompok agama, tetapi nilai yang diperjuangkan. Maka yang penting nilai nasionalisme dan nilai Islamisme menjadi perjuangan bersama-sama.
"Banyak kelompok Islam tapi tak Islam, bawa nama Islam tapi tak bawa nilai. Jadinya kacau. Partai pun tak mewakili seluruh sikap," ungkapnya.
Hasyim menegaskan, setiap agama prinsipnya sama-sama mengajarkan kebaikan. "Namun orang nakal ada dimana-mana, agama tak membolehkan orang nakal, meskipun ia beragama. Yang sebangun hanya Rasulullah, yang lain kurang lebih lah sifatnya."
"Islam kan tak menyuruh nakal, Kristen pun tak suruh nakal. Kristen di Indonesia sedikit jadi sedikit yang nakal, coba di Amerika mayoritasnya pasti banyak," tukasnya.
Ditambahkannya, Islam harus dipandang secara proporsional dan isu agama jangan dibawa ke ranah politik. "Mana yang Islam, proporsional. Yang nakal banyak karena Islam mayoritas, kriminal, pembunuhan, seksual, melanggar agama. KTP-nya islam, tetap masa jadi pelaku kejahatan seksual untuk anak," tandasnya.
"Namun sering tak sesuai dengan apa yang sesungguhnya, tak usah dibalas, dinetralisir saja. CV tiap calon sebar saja kasih ke wartawan, baik kasih CV pasangan satu dan lainnya," tegasnya di kediamannya di Jalan H Amat, Beji, Depok, Jumat (23/5/2014).
Masalah agama, lanjut Hasyim, tak berbicara tentang satu kelompok agama, tetapi nilai yang diperjuangkan. Maka yang penting nilai nasionalisme dan nilai Islamisme menjadi perjuangan bersama-sama.
"Banyak kelompok Islam tapi tak Islam, bawa nama Islam tapi tak bawa nilai. Jadinya kacau. Partai pun tak mewakili seluruh sikap," ungkapnya.
Hasyim menegaskan, setiap agama prinsipnya sama-sama mengajarkan kebaikan. "Namun orang nakal ada dimana-mana, agama tak membolehkan orang nakal, meskipun ia beragama. Yang sebangun hanya Rasulullah, yang lain kurang lebih lah sifatnya."
"Islam kan tak menyuruh nakal, Kristen pun tak suruh nakal. Kristen di Indonesia sedikit jadi sedikit yang nakal, coba di Amerika mayoritasnya pasti banyak," tukasnya.
Ditambahkannya, Islam harus dipandang secara proporsional dan isu agama jangan dibawa ke ranah politik. "Mana yang Islam, proporsional. Yang nakal banyak karena Islam mayoritas, kriminal, pembunuhan, seksual, melanggar agama. KTP-nya islam, tetap masa jadi pelaku kejahatan seksual untuk anak," tandasnya.
(kri)