Pemimpin Indonesia harus perhatikan masalah kesehatan

Minggu, 11 Mei 2014 - 18:43 WIB
Pemimpin Indonesia harus...
Pemimpin Indonesia harus perhatikan masalah kesehatan
A A A
Sindonews.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyarankan, agar pemimpin Indonesia dapat memperhatinkan permasalahan kesehatan. Kemudian dapat dijadikan prioritas utama dalam membenahi permasalahan terkait kesehatan.

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI Zainal Abidin mengtakan, masalah penyakit merupakan beban ganda yang dihadapi Indonesia saat ini. Dari permasalahan kekurangan gizi yang meningkat dari 2010 sebesar 17,9 persen sedangkan 2013 menjadi 19,9 persen.

Menurutnya, permasalahan gizi bisa mengakibatkan berbagai masalah terhadap anak. "Ini baru permasalahan pada anak, permaslahan lainya penyakit infeksi saat ini masih tinggi jumlahnya bahkan penyakit non infeksi jumlahnya semakin bertambah," kata Zainal Abidin saat ditemui di Gedung IDI, Jakarta, Minggu (11/5/2014).

Zainal menuturkan, di mata dunia, Indonesia masih menjadi negara nomor empat sebagai penderita Tuberkolosis (TB). Selain itu, angka kematian ibu dan bayi masih tinggi di Indonesia.

Sehingga, Indonesia sulit mendapatkan Milenium Development Goals (MDGs), dan permasalahan Keluarga Berencana (KB) yang tidak terkontrol dengan baik. "Kita masih rasakan disparitas pembangunan kesehatan antar wilayah, masih sangat terlihat. Ini memang masalah klasik, tetapi kami tidak tahu kapan bisa selesai masalah ini," ucap Zainal.

Menurut dia, pengetahuan pemimpin mengenai kesehatan bukan hanya sebatas pembangunan Puskesmas dan Rumah Sakit (RS). Namun, hal ini berkaitan kepada memperbaiki sistem kesehatan secara utuh.

Sampai saat ini masih ditemukan di daerah jumlah dokter yang tidak merata, sekira dua sampai tiga dokter di daerah terpencil. Terkait permasalahan penyebaran dokter juga harus dibenahi. Sampai saat ini terdapat 113 ribu dokter umum dan spesialis.

"Kedepan pemerintah harus memiliki pandangan dan konsep yang jelas dalam kesehatan. Bukan hanya membangun RS dan memberikan pengobatan gratis karena itu tidak mendidik," tegasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2818 seconds (0.1#10.140)