Seluruh RS di Depok disiagakan antisipasi MERS-CoV
A
A
A
Sindonews.com - Penetapan waspada Middle East Respiratory Syndrome (MERS) Corona Virus (CoV) oleh pemerintah Indonesia direspon positif oleh pemerintah daerah. Meski belum mampu melakukan penanganan virus yang kerap disebut flu Arab atau flu unta tersebut, pemerintah daerah telah melakukan penyiagaan.
Di Depok, pemerintah setempat telah menyiagakan seluruh rumah sakit dan berkoordinasi secara intens dengan Kementerian Agama jika menemukan jemaah umrah yang terindikasi tertular penyakit tersebut.
"Belum ada RS di Depok yang mampu merawat pasien infeksi berat seperti itu, karena kan pasti harus dikarantina. Kami pasti merujuk ke RS yang dijadikan pusat penanganan infeksi kesehatan, bisa juga kami melalui bagian sosial koordinasi dengan Kementerian Agama," ungkap Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Somad di Balai Kota Depok, Rabu (7/5/2014).
Idris menegaskan MERS CoV memang rawan menular di Indonesia, lantaran setiap bulan terdapat 220 ribu per bulan jemaah untuk umrah, tidak kurang. "Memang benar terjadi ada. Di sana memang beda dengan kita, tak seheboh di sini. Yang di sana mungkin biasa-biasa saja, bukan KLB," jelasnya.
Selain itu, kata Idris, pihaknya mendukung dalam pemberlakuan aturan ketat terhadap pemberangkatan jamaah umroh. "Mereka sangat ketat dalam itu. Kementerian batasi usia 60 tahun agar ditunda berangkat, karena rentan. Selain itu yang punya potensi jantung, diabetes dan ginjal juga ditunda sampai kondisi aman, haji pun diwacanakan akan demikian," tutupnya.
Pemerintah Indonesia telah meminta setiap pemerintah daerah untuk tanggap terhadap perkembangan potensi penularan virus ini di berbagai daerah. Sebab penularan virus tersebut terjadi antar manusia yang sebelumnya kontak dengan unta saat jemaah beribadah di Tanah Suci.
Di Depok, pemerintah setempat telah menyiagakan seluruh rumah sakit dan berkoordinasi secara intens dengan Kementerian Agama jika menemukan jemaah umrah yang terindikasi tertular penyakit tersebut.
"Belum ada RS di Depok yang mampu merawat pasien infeksi berat seperti itu, karena kan pasti harus dikarantina. Kami pasti merujuk ke RS yang dijadikan pusat penanganan infeksi kesehatan, bisa juga kami melalui bagian sosial koordinasi dengan Kementerian Agama," ungkap Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Somad di Balai Kota Depok, Rabu (7/5/2014).
Idris menegaskan MERS CoV memang rawan menular di Indonesia, lantaran setiap bulan terdapat 220 ribu per bulan jemaah untuk umrah, tidak kurang. "Memang benar terjadi ada. Di sana memang beda dengan kita, tak seheboh di sini. Yang di sana mungkin biasa-biasa saja, bukan KLB," jelasnya.
Selain itu, kata Idris, pihaknya mendukung dalam pemberlakuan aturan ketat terhadap pemberangkatan jamaah umroh. "Mereka sangat ketat dalam itu. Kementerian batasi usia 60 tahun agar ditunda berangkat, karena rentan. Selain itu yang punya potensi jantung, diabetes dan ginjal juga ditunda sampai kondisi aman, haji pun diwacanakan akan demikian," tutupnya.
Pemerintah Indonesia telah meminta setiap pemerintah daerah untuk tanggap terhadap perkembangan potensi penularan virus ini di berbagai daerah. Sebab penularan virus tersebut terjadi antar manusia yang sebelumnya kontak dengan unta saat jemaah beribadah di Tanah Suci.
(hyk)