HMI soroti pelecehan seksual terhadap anak
A
A
A
Sindonews.com - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menyikapi serius kasus pelecehan seksual yang kerap terjadi terhadap perempuan dan anak-anak. Menurutnya, setiap elemen masyarakat harus melakukan pengawasan.
"Tentang kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan sedang dalam situasi darurat," kata Ketua Umum KOHATI PB HMI, Endah Cahya Immawati di Jakarta, Senin (5/5/2014).
Dia mencontohkan, pelecehan seksual terhadap anak-anak yang terjadi di sekolah bertaraf International (JIS) harus menjadi pelajaran supaya tidak terulang. Sebab, hal serupa bisa terjadi di daerah lain.
"Tidak menutup kemungkinan di lembaga pendidikan yang lain dan komunitas yang lain, mengingat betapa terselubungnya perilaku tersebut dan lemahnya pemberian sanksi hukum yang membuat jera pelaku," imbuhnya.
Sementara, Ketua Umum PB HMI Periode 2013-2015 Arif Rosyid Hasan mengatakan, persoalan kekerasan seksual ini merupakan gambaran gunung es, data yang ada masih sebatas yang terlihat.
Dia menjelaskan, lemahnya kontrol keluarga terhadap anak menjadi salah satu sebab. Selain itu, penegakan hukum belum memunculkan efek jera masih menjadi persoalan di Indonesia. Karena itu, pemerintah diminta lebih konsisten lagi.
"Diperlukan komitmen pemerintah dan penegak hukum dalam regulasi dan vonis yang membuat jera pelaku, yang jauh dari saat ini ada," tukas Arif.
"Tentang kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan sedang dalam situasi darurat," kata Ketua Umum KOHATI PB HMI, Endah Cahya Immawati di Jakarta, Senin (5/5/2014).
Dia mencontohkan, pelecehan seksual terhadap anak-anak yang terjadi di sekolah bertaraf International (JIS) harus menjadi pelajaran supaya tidak terulang. Sebab, hal serupa bisa terjadi di daerah lain.
"Tidak menutup kemungkinan di lembaga pendidikan yang lain dan komunitas yang lain, mengingat betapa terselubungnya perilaku tersebut dan lemahnya pemberian sanksi hukum yang membuat jera pelaku," imbuhnya.
Sementara, Ketua Umum PB HMI Periode 2013-2015 Arif Rosyid Hasan mengatakan, persoalan kekerasan seksual ini merupakan gambaran gunung es, data yang ada masih sebatas yang terlihat.
Dia menjelaskan, lemahnya kontrol keluarga terhadap anak menjadi salah satu sebab. Selain itu, penegakan hukum belum memunculkan efek jera masih menjadi persoalan di Indonesia. Karena itu, pemerintah diminta lebih konsisten lagi.
"Diperlukan komitmen pemerintah dan penegak hukum dalam regulasi dan vonis yang membuat jera pelaku, yang jauh dari saat ini ada," tukas Arif.
(kri)