Penularan flu unta dampak perdagangan bebas

Minggu, 04 Mei 2014 - 10:03 WIB
Penularan flu unta dampak...
Penularan flu unta dampak perdagangan bebas
A A A
Sindonews.com - Indonesia harus siap menghadapi perdagangan bebas dalam Asean Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Meski berdampak positif dari segi ekonomi, namun adanya pasar bebas ini menimbulkan resiko tertular suatu virus atau wabah menjadi lebih cepat.

Pergerakan mobilitas manusia yang bergerak cepat membuat virus semakin cepat menular dari orang ke orang dan siapa yang bisa mencegah. Salah satunya yang kini tengah menjadi wabah yakni Middle East Respiratory Syndrome (MERS) atau flu unta, terus merebak di Arab Saudi. Menjaga jarak dengan hewan khas Timur Tengah yakni unta dinilai bisa mencegah dari terinfeksi MERS.

Menghadapi ancaman wabah tersebut, para tenaga medis di Indonesia terus saling berkoordinasi dan memantau perkembangan penyebaran virus tersebut.

Ketua Asosiasi RS Swasta Indonesia (ARSI) Kota Depok periode 2014-2017, drg Sjahrul Amri, MHA mengatakan sehubungan iklim situasi sekarang dimana ekosistem berubah, cuaca ekstrim terjadi dan bencana alam pararal dengan wabah penyakit, salah satunya yang tengah populer yakni MERS.

"Isu MERS atau flu unta, yang dulu enggak tertular ke manusia sekarang tertular. Flu burung juga bermutasi. Ebola muncul lagi di Afrika. Yang namanya pasar bebas MEA saat ini rentan tertular, pergerakan mobilitas tiap orang di dunia terus bergerak cepat," kata Direktur RS Bhakti Yudha, Depok ini, Sabtu 3 Mei 2014.

Belum lagi fenomena penyakit TBC atau HIV/AIDS yang menjadi ancaman gunung es. Perubahan iklim, bencana semakin banyak, hingga virus yang bermutasi membuat wabah penyakit semakin mengancam.

"Akhirnya tertular ke manusia, ekosistem berubah. Ebola di Afrika juga muncul lagi," ungkapnya.

Amri menambahkan, ciri-ciri penyakit MERS tidak langsung terlihat atau dikenali. Sebab, lanjutnya, masa inkubasinya tidak langsung terlihat yakni satu minggu setelah kontak dengan unta atau usai pulang dari Arab Saudi.

"Inkubasinya enggak langsung kelihatan, seminggu pulang dari Arab Saudi baru timbul. Saat pulang lewat pintu bandara pun belum terinkubasi, belum kelihatan, setelah seminggu baru kita ketahui," ungkapnya.

Korban yang terinfeksi virus Flu Unta ini mengeluh sesak nafas, batuk-batuk, demam, dan pusing. Unta hampir dipastikan menjadi sumber virus korona MERS di Timur Tengah.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7281 seconds (0.1#10.140)