Pelajar Indonesia juara karya ilmiah tingkat internasional
A
A
A
Sindonews.com - Pelajar Indonesia kembali meraih prestasi dalam ajang lomba presentasi karya ilmiah tingkat Internasional, yakni International Conference for Young Scientist (ICYS) yang ke-21. Lomba ini diselenggarakan di Boegard, Serbia, sejak 17-23 April 2014.
Dalam ICYS tersebut, Indonesia bersaing dengan 15 negara yang menghadirkan tim nasional masing-masing. Namun Indonesia berhasil membuktikan track record untuk meraih medali emas setiap tahun sejak 2009.
Dari lomba tersebut, Indonesia meraih dua medali emas bidang Matematika dan Poster Ilmiah Ekologi terbaik yang disabet oleh Harman Dewantoro dari SMA Cita Hati Surabaya dan Locelyne Livia Kusuma dari SMA Santa Laurensia Tangerang, dua medali perak bidang Ilmu Alam dan Ekologi yang didapat Josiah Christoper dari SMA Cita Hati Surabaya dan Jeff Bastian Wongso Wijaya dari SMA Kristen Petra 1 Surabaya.
Lalu dua medali perunggu bidang Matematika dan Ekologi yang didapat Wilbert Osmond dari SMP Chandra Kusuma Medan dan Ni Luh Putu Lilis Sinta Setiawati dari SMAN Bali Mandara Singaraja. Ada juga penghargaan khusus bidang Ilmu Komputer oleh Gracesilia dari SMP Kristen Petra 3 Surabaya.
Kasubdit Kelembagaan Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendigbud) RI Suharlan mengatakan, medali yang diperoleh para pelajar tersebut merupakan suatu prestasi yang membanggakan sehingga Indonesia bisa diperhitungkan oleh negara lain.
"Ini membuktikan bahwa Indonesia tidak sejelek yang dikenal dunia luar. Selama ini kita cuma dikenal TKI dan TKW-nya. Tapi dengan prestasi dalam event pendidikan ini kita cukup diperhitungkan tingkat internasional bidang penelitian dan sains," katanya ketika menyambut para pelajar berprestasi itu di Terminal 2D Bandara soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (24/4/2014).
Menurutnya, selama ini Kemendikbud terus berupaya mengembangkan talenta anak-anak muda di bidang sains dan penelitian dengan kurikulum 2012. Para pelajar berprestasi ini juga akan mendapat reward berupa beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
"Anak-anak yang suka sains dan penelitian kita fasilitasi agar mereka tumbuh dan berkembang. Kita juga akan berupaya agar mereka bisa mendapat beasiswa unggulan, kita prioritaskan untuk anak-anak yang berperstasi di tingkat internasional," ujarnya.
Locelyne Livia Kusuma (16), dari SMA Santa Laurensia Tangerang mengaku tidak menyangka bisa mendapat medai emas dari hasil penelitiannya ekstrak batang pepaya yang dijadikan sabun untuk membasmi jamur di kentang. Dia sempat pesimis melawan negara saingannya karena memiliki alat yanglebih modern dan canggih dari pada Indonesia.
"Saya sempat minder lawan Belanda. Tapi tidak disangka, saya menang. Ternyata yang dinilai bukan soal kecanggihannya, tapi soal metologi yang simpel. Ini semua berkat dukungan pembina dan orang tua saya," ujarnya.
Dia menjelaskan, riset sabun ekstrak batang pepaya tersebut sudah dia teliti sejak satu tahun lalu. Menurutnya jamur pada kentang dapat membuat kualitasnya menurun sehingga harus dibasmi.
"Kalau kentang sehabis panen didiamkan, maka akan tumbuh jamur. Jadi sabun tersebut bisa digunakan untuk mencuci kentang saat pasca panen. Selain itu, batang pepaya bisa jadi inovasi dari pada dibuang," katanya.
Dalam ICYS tersebut, Indonesia bersaing dengan 15 negara yang menghadirkan tim nasional masing-masing. Namun Indonesia berhasil membuktikan track record untuk meraih medali emas setiap tahun sejak 2009.
Dari lomba tersebut, Indonesia meraih dua medali emas bidang Matematika dan Poster Ilmiah Ekologi terbaik yang disabet oleh Harman Dewantoro dari SMA Cita Hati Surabaya dan Locelyne Livia Kusuma dari SMA Santa Laurensia Tangerang, dua medali perak bidang Ilmu Alam dan Ekologi yang didapat Josiah Christoper dari SMA Cita Hati Surabaya dan Jeff Bastian Wongso Wijaya dari SMA Kristen Petra 1 Surabaya.
Lalu dua medali perunggu bidang Matematika dan Ekologi yang didapat Wilbert Osmond dari SMP Chandra Kusuma Medan dan Ni Luh Putu Lilis Sinta Setiawati dari SMAN Bali Mandara Singaraja. Ada juga penghargaan khusus bidang Ilmu Komputer oleh Gracesilia dari SMP Kristen Petra 3 Surabaya.
Kasubdit Kelembagaan Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendigbud) RI Suharlan mengatakan, medali yang diperoleh para pelajar tersebut merupakan suatu prestasi yang membanggakan sehingga Indonesia bisa diperhitungkan oleh negara lain.
"Ini membuktikan bahwa Indonesia tidak sejelek yang dikenal dunia luar. Selama ini kita cuma dikenal TKI dan TKW-nya. Tapi dengan prestasi dalam event pendidikan ini kita cukup diperhitungkan tingkat internasional bidang penelitian dan sains," katanya ketika menyambut para pelajar berprestasi itu di Terminal 2D Bandara soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (24/4/2014).
Menurutnya, selama ini Kemendikbud terus berupaya mengembangkan talenta anak-anak muda di bidang sains dan penelitian dengan kurikulum 2012. Para pelajar berprestasi ini juga akan mendapat reward berupa beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
"Anak-anak yang suka sains dan penelitian kita fasilitasi agar mereka tumbuh dan berkembang. Kita juga akan berupaya agar mereka bisa mendapat beasiswa unggulan, kita prioritaskan untuk anak-anak yang berperstasi di tingkat internasional," ujarnya.
Locelyne Livia Kusuma (16), dari SMA Santa Laurensia Tangerang mengaku tidak menyangka bisa mendapat medai emas dari hasil penelitiannya ekstrak batang pepaya yang dijadikan sabun untuk membasmi jamur di kentang. Dia sempat pesimis melawan negara saingannya karena memiliki alat yanglebih modern dan canggih dari pada Indonesia.
"Saya sempat minder lawan Belanda. Tapi tidak disangka, saya menang. Ternyata yang dinilai bukan soal kecanggihannya, tapi soal metologi yang simpel. Ini semua berkat dukungan pembina dan orang tua saya," ujarnya.
Dia menjelaskan, riset sabun ekstrak batang pepaya tersebut sudah dia teliti sejak satu tahun lalu. Menurutnya jamur pada kentang dapat membuat kualitasnya menurun sehingga harus dibasmi.
"Kalau kentang sehabis panen didiamkan, maka akan tumbuh jamur. Jadi sabun tersebut bisa digunakan untuk mencuci kentang saat pasca panen. Selain itu, batang pepaya bisa jadi inovasi dari pada dibuang," katanya.
(kri)