Proses lelang Hambalang diibaratkan seperti dagelan

Senin, 21 April 2014 - 15:52 WIB
Proses lelang Hambalang...
Proses lelang Hambalang diibaratkan seperti dagelan
A A A
Sindonews.com - Proses awal hingga akhir penetapan pemenangan lelang proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang, Bogor, Jawa Barat diibaratkan seperti dagelan.

Fakta itu terungkap lewat kesaksian Ketua Panitia Lelang Hambalang Wisler Manalu dalam sidang lanjutan terdakwa mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Alfian Mallarangeng di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Senin (21/4/14).

Menurut Wisler, keiikut sertaan para peserta lelang bersama-sama panitiai lelang dalam penyusunan syarat-syarat, pembahasan persiapan, pra-kualifikasi, evaluasi dan penetapan pemenang lelang jelas sebagai dagelan.

"Bisa saja, bisa saja Pak Jaksa seperti dagelan. (Karena) mereka (perusahaan peserta lelang) uang susun, mereka evaluasi, mereka yang menang," kata Wisler.

Diketahui pada akhirnya, Kemenpora mengumumkan tiga pemenang lelang. Untuk jasa konstruksi dipegang Kerja Sama Operasi PT Adhi Karya-PT Wijaya Karya (KSO Adhi-Wika). Manajemen konstruksi dipegang PT Ciriajasa Cipta Mandiri (CCM). Sedangkan pemenang lelang jasa konsultan manajemen yakni PT Yodya Karya (YK).

Proses keterlibatan para perusahaan pemenang lelang itu diuraikan secara gamblang oleh Wisler. Ketua Panitia Lelang ini kemudian merincikan proses seperti dagelan tersebut.

Wisler menuturkan, sekira awal Januari 2010 dia mengikuti rapat paparan terkait Hambalang di ruang kerja Menpora di Lantai 10. Rapat diikuti Menpora, mantan Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Hambalang Deddy Kusdinar, M Arifin (anggota tim asistensi), Lisa Lukitawati Isa (anggota tim asistensi dan Direktur CV Rifa Medika), dan sejumlah konsultan.

Setelah rapat penyerahan surat keputusan (SK) pengangkatan panitia lelang, ada lagi rapat di ruang kerja Wafid di Lantai 9, beberapa hari kemudian. "Yang hadir ada banyak orang. Ada Pak Yuda, Pak Yudi dari Yodya Karya. Ada dari PT Adhi Karya tapi saya lupa," kata Wisler.

Padahal seharusnya proses ini tidak melibatkan peserta lelang. Berikutnya, kata dia, ada pertemuan lain yang terjadi di Hotel Kristal, Jakarta pada Mei 2013. Rapat ini dimaksudkan untuk persiapan-persiapan.

Mulai pembahasan persiapan lelang, syarat-syarat peserta lelang, perhitungan Rincian Harga Satuan (Bill of Quantity), dan nilai lelang untuk jasa konstruksi. Rapat tersebut dipimpin Deddy Kusdinar.

Rapat ini turut dihadiri sejumlah kalangan yang mewakili perusahaan-perusahaan. Seperti PT Adhi Karya (AK), PT Wijaya Karya (WK), PT Yodya Karya (YK), PT Ciriajasa Cipta Mandiri (CCM). Padahal seharusnya proses ini tidak boleh melibatkan peserta lelang.

"Yang hadir banyak. Ada Pak Deddy Kusdinar. Bu Yanti. Ada Pak Husni dari Yodya Karya, Pak Teguh Suhanta dari Adhi Karya. Ada Malenteta Ginting dari PT CCM. Ada Pak Bowo (Asep Wibowo) dari Wijaya Karya. Dalam rapat itu belum ada kesepakatan PT AK dan PT WK pemenang jasa konsturksi."

"Belum ada PT Yodya Karya pemenang lelang jasa konsultan manajemen dan belum ada kesepakatan PT Ciriajasa Cipta Mandiri pemenang pelaksana manajemen konstruksi. Nilai proyek juga belum terformula. Baru persiapan-persiapan saja," bebernya.

Tidak sampai disitu, PPK dan Panitia Lelang masih melakukan rapat beberapa waktu berselang di Hotel Century, Senayan, Jakarta. Dalam rapat tersebut dihadiri perwakilan dari PT AK, PT WK, PT YK, dan PT CCM.

Seingat Wisler, ada Husni Al Huda dari PT YK yang mewakili PT AK, Malenteta Ginting dari PT CCM, dan Asep Wibowo (PT Metaphora Solusi Global) yang mewakili Wijaya Karya. Rapat ini membicarakan soal jasa konsultan dan evaluasi. Wisler menuturkan, panitia tidak paham soal jasa konsultasi dalam proyek Hambalang.

"Jadi kita bahas soal jasa konsultasi itu. Rapat di Hotel Century itu masih 2010, saya lupa tanggal dan bulannya," imbuhnya.

Wisler melanjutkan, untuk penyusuanan harga perkiraan sementara (HPS) panitia dibantu oleh PT CCM. Bahkan, kata dia, PT CCM yang akan memenangi pekerjaan manajemen konstruksi itu harus membantu panitia. Di sisi lain, panitia juga meminta orang-orang manajemen konstruksi agar menyusun HPS dengan benar dan jangan sampai ada mark up.

"HPS yang susun Pak Husni dengan teman-temannya dari AK," imbuhnya.

HPS itu awalnya disusun dengan anggaran Rp275 miliar untuk keseluruhan single years. Pasalnya saat itu, penambahan dan pengajuannya keseluruhan anggaran multi years senilai Rp2,5 triliun masih diajukan ke Kemenpora ke Kementerian Keuangan.

Anggaran total itu baru cair dan keluar izinnya pada Desember 2010. "Akhirnya yang kita lelang Rp1,5 triliun," tuturnya.

Ditambahkannya, pada akhirnya dokumen pra kualifikasi disusun panitia bersama-sama pihak perusahaan yang akan mengikuti lelang. Pihak yang terlibat hampir sama dengan proses pembahasan dan rapat-rapat sebelumnya.

Pasalnya, kata Wisler itu menjadi tugas konsultan perencana (PT YK), manajemen konstruksi (PT CCM), dan jasa konstruksi (KSO Adhi-Wika). Karena menurut Wisler merekalah yang memenangi lelang.

"Yang susun termasuk Pak Teguh, Pak Mulyana. Termasuk yang dari Wika. Terus juga ada rapat di Hotel Summer Site di Pondok Hijau," jelasnya.

Baca berita:
Proses kontrak Hambalang tak sesuai prosedur
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1087 seconds (0.1#10.140)