PPP: Koalisi harus ada take and give
A
A
A
Sindonews.com - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dimyati Natakusumah membantah keras kabar yang menyebutkan bahwa Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA) meminta uang US$ 5 juta dari Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait koalisi.
Dia menegaskan, kabar tersebut tidak benar atau fitnah. "Kami tidak meminta. Kalau di luar ada berita ini itu, itu fitnah saja, enggak ada itu," kata Dimyati di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 20 April 2014 malam.
Akan tetapi, dia tidak menampik bahwa partainya mengharapkan timbal balik atas dukungan kepada calon presiden (capres) Partai Gerindra itu.
Dukungan kepada Prabowo, menurut dia, merupakan sesuatu hal yang wajar dilakukan dalam sebuah koalisi. "Tentu harus ada take and give," tuturnya.
Meski demikian, dia tidak menjelaskan imbalan seperti apa yang diharapkan dari Prabowo Subianto. Dimyati hanya mengatakan, PPP menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo mengenai imbalan yang akan diberikan.
"Kita tidak mau memaksakan Pak Prabowo, seikhlasnya saja. Dalam pernikahan tidak mungkin kan memaksa-maksa minta rumah, memaksa-maksa minta mobil," tuturnya.
Dia menegaskan, kabar tersebut tidak benar atau fitnah. "Kami tidak meminta. Kalau di luar ada berita ini itu, itu fitnah saja, enggak ada itu," kata Dimyati di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 20 April 2014 malam.
Akan tetapi, dia tidak menampik bahwa partainya mengharapkan timbal balik atas dukungan kepada calon presiden (capres) Partai Gerindra itu.
Dukungan kepada Prabowo, menurut dia, merupakan sesuatu hal yang wajar dilakukan dalam sebuah koalisi. "Tentu harus ada take and give," tuturnya.
Meski demikian, dia tidak menjelaskan imbalan seperti apa yang diharapkan dari Prabowo Subianto. Dimyati hanya mengatakan, PPP menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo mengenai imbalan yang akan diberikan.
"Kita tidak mau memaksakan Pak Prabowo, seikhlasnya saja. Dalam pernikahan tidak mungkin kan memaksa-maksa minta rumah, memaksa-maksa minta mobil," tuturnya.
(maf)