30 persen terumbu karang Indonesia rusak

Rabu, 16 April 2014 - 19:45 WIB
30 persen terumbu karang...
30 persen terumbu karang Indonesia rusak
A A A
Sindonews.com – Sekira 30,4 persen kondisi terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan. Data ini diketahui, setelah Pusat Penelitian (Puslit) Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan penelitian terhadap 1.135 stasiun pada 2013.

Dari penelitian itu diketahui pula, hanya 5,29 persen karang yang berada dalam kondisi sangat baik, 27,14 persen berkondisi baik, dan 37,18 persen dalam kondisi cukup. Kendati demikian, secara umum kondisi ini menunjukkan tren membaik bila dibandingkan pengamatan sejak 1993.

Menurut Kepala Puslit Oseanografi LIPI Dr Zainal Arifin, LIPI melalui kegiatan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) terus berupaya meminimalkan kondisi terumbu karang Indonesia yang rusak.

Program penyelamatan terumbu karang tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga berhasil meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya penyelamatan dan pelestarian terumbu karang.

Pihaknya hingga saat ini telah melakukan pengamatan terumbu karang secara lebih intensif dan berulang di 15 kota/kabupaten. “Kami mengamati terumbu karang di 8 kota/kabupaten yang berada di Indonesia barat dan 7 kabupaten berada di Indonesia bagian tengah dan timur,” kata Zainal dalam siaran pers, Rabu (16/4/2014).

Rincian dari daerah-daerah tersebut adalah, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Mentawai, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten Lingga, dan Kota Batam untuk wilayah barat. Sedangkan wilayah timur, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Kabupaten Selayar, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Selayar, Kabupaten Sikka, Kabupaten Biak Numfor, serta Kabupaten Raja Ampat.

Meskipun terjadi penurunan tutupan karang hidup di Nias dan Mentawai, tetapi secara rata-rata hasil pengamatan terumbu karang yang dilakukan di lokasi yang berada di Indonesia bagian barat menunjukkan peningkatan persentase tutupan karang sekitar 4 persen per tahun berdasarkan pengamatan yang dilakukan sejak tahun 2004 hingga 2011.

“Penurunan tutupan karang hidup yang terjadi di Nias dan Mentawai lebih disebabkan oleh faktor bencana yaitu gempa bumi yang diikuti oleh tsunami yang terjadi di akhir 2004,” lanjut Giyanto, Peneliti Puslit Oseanografi LIPI.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0696 seconds (0.1#10.140)