Awasi dugaan permainan caleg dengan KPU
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014, dikritik. Pasalnya, terjadi sejumlah permasalahan dan sangat fatal.
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menilai, jika kinerja KPU terus seperti ini, maka kecurangan di pemilihan umum (pemilu) akan terus terjadi.
"Tidak memuaskan kinerja KPU ini, maka money politic (politik uang) akan terus terjadi," kata Koordinator Investigasi dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafi, lewat rilisnya kepada Sindonews, Jumat 11 April 2014.
"Saat ini, setelah pencoblosan sudah selesai, titik krusial dalam politik uang adalah para caleg mulai membuka negoisasi dengan KPU, dengan memberikan iming-iming duit untuk KPU, agar suara bisa dinaikan dan dipilih jadi legislator," imbuhnya.
Uchok mengungkapkan, saat ini para caleg akan berusaha dengan cara apapun, agar bisa menang jadi legisltor. Para caleg takut kalah. Kalau kalah sama saja dengan stres.
"Kalau stres bisa saja masuk rumah sakit gila. Karena semua harta sudah habis demi mendapat satu kursi legislatif. Jadi untuk itu Bawaslu, dan publik untuk fokus pada pengawasan terhadap KPU untuk membongkar negoisasi
antara caleg dengan KPU," pungkasnya.
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menilai, jika kinerja KPU terus seperti ini, maka kecurangan di pemilihan umum (pemilu) akan terus terjadi.
"Tidak memuaskan kinerja KPU ini, maka money politic (politik uang) akan terus terjadi," kata Koordinator Investigasi dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafi, lewat rilisnya kepada Sindonews, Jumat 11 April 2014.
"Saat ini, setelah pencoblosan sudah selesai, titik krusial dalam politik uang adalah para caleg mulai membuka negoisasi dengan KPU, dengan memberikan iming-iming duit untuk KPU, agar suara bisa dinaikan dan dipilih jadi legislator," imbuhnya.
Uchok mengungkapkan, saat ini para caleg akan berusaha dengan cara apapun, agar bisa menang jadi legisltor. Para caleg takut kalah. Kalau kalah sama saja dengan stres.
"Kalau stres bisa saja masuk rumah sakit gila. Karena semua harta sudah habis demi mendapat satu kursi legislatif. Jadi untuk itu Bawaslu, dan publik untuk fokus pada pengawasan terhadap KPU untuk membongkar negoisasi
antara caleg dengan KPU," pungkasnya.
(maf)