Kaum santri bidik capres kalangan pesantren
A
A
A
Sindonews.com - Kegiatan dan aktivitas kalangan santri Pondok Pesantren identik dengan belajar ilmu agama atau mengkaji ilmu-ilmu berkaitan dengan pemahaman Islam pada umumnya.
Namun, setiap momen pemilu, kalangan santri dianggap memiliki harapan yang sama dengan kalangan masyarakat pada umumnya. Termasuk soal harapan terhadap calon presiden mendatang yang akan dipilihnya.
Menurut Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto, calon presiden dari kalangan santri atau berlatar belakang pernah mengenyam pendidikan pondok pesantren lebih mudah dikenal santri, ketimbang calon presiden di luar itu.
Akan tetapi, kata Gun Gun, hal tersebut masih bisa bergeser. Pasalnya, identitas partai masih dianggap terlalu kuat dalam dinamika politik belakangan ini. Dia mencontohkan, identitas Islam atau non Islam akan hangus, jika partai berbasis islam sendiri gagal menjaga massa pemilihnya, seperti kalangan Santri.
"Saya melihat masih plus minus. Karena ternyata masih ada dominasi partai ID. Partai Islam juga harus berani berkompetitor dengan partai di luar Islam," ujar Gun Gun, saat diskusi 'Capres/Cawapres Pilihan Santri' di Hotel Acacia, Matraman, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2014).
Gun Gun melanjutkan, ada tiga faktor setidaknya menjadi kategori pemilih, termasuk selera pilihan kalangan santri pada Pemilu Presiden 2014 mendatang. Ketiga faktor tersebut antara lain, subjek atau individu, kelompok serta massa.
Menurutnya, jika acuannya adalah massa, maka hal tersebut akan dipengaruhi banyak faktor, yang antara lain soal elektabilitas dan popularitas di media massa serta area publik (sering menjadi pembicaraan publik).
Untuk kalangan pemilih dari lingkungan masyarakat umum, Gun Gun mengamini popularitas Joko Widodo masih menjadi primadona. Tetapi, di kalangan pondok pesantren dan kaum 'sarungan' sosok Mahfud MD masih menjadi pilihan.
"Jokowi Mahfud tentu yang menjadi pertimbangan oleh pemilih santri. Tapi, Mahfud di kalangan santri bisa menjadi yang paling mudah dikenal santri maupun kyai," sambungnya.
Namun, setiap momen pemilu, kalangan santri dianggap memiliki harapan yang sama dengan kalangan masyarakat pada umumnya. Termasuk soal harapan terhadap calon presiden mendatang yang akan dipilihnya.
Menurut Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto, calon presiden dari kalangan santri atau berlatar belakang pernah mengenyam pendidikan pondok pesantren lebih mudah dikenal santri, ketimbang calon presiden di luar itu.
Akan tetapi, kata Gun Gun, hal tersebut masih bisa bergeser. Pasalnya, identitas partai masih dianggap terlalu kuat dalam dinamika politik belakangan ini. Dia mencontohkan, identitas Islam atau non Islam akan hangus, jika partai berbasis islam sendiri gagal menjaga massa pemilihnya, seperti kalangan Santri.
"Saya melihat masih plus minus. Karena ternyata masih ada dominasi partai ID. Partai Islam juga harus berani berkompetitor dengan partai di luar Islam," ujar Gun Gun, saat diskusi 'Capres/Cawapres Pilihan Santri' di Hotel Acacia, Matraman, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2014).
Gun Gun melanjutkan, ada tiga faktor setidaknya menjadi kategori pemilih, termasuk selera pilihan kalangan santri pada Pemilu Presiden 2014 mendatang. Ketiga faktor tersebut antara lain, subjek atau individu, kelompok serta massa.
Menurutnya, jika acuannya adalah massa, maka hal tersebut akan dipengaruhi banyak faktor, yang antara lain soal elektabilitas dan popularitas di media massa serta area publik (sering menjadi pembicaraan publik).
Untuk kalangan pemilih dari lingkungan masyarakat umum, Gun Gun mengamini popularitas Joko Widodo masih menjadi primadona. Tetapi, di kalangan pondok pesantren dan kaum 'sarungan' sosok Mahfud MD masih menjadi pilihan.
"Jokowi Mahfud tentu yang menjadi pertimbangan oleh pemilih santri. Tapi, Mahfud di kalangan santri bisa menjadi yang paling mudah dikenal santri maupun kyai," sambungnya.
(kri)