Visi-misi parpol masih mengambang
A
A
A
Sindonews.com - Partai politik (parpol) peserta Pemilu 2014 dinilai masih miskin visi dan misi. Hal tersebut terbukti masih seragamnya parpol dalam memberikan wawasan kebangsaan.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit, semua parpol selalu berlindung pada ideologi Pancasila sebagai dagangan politiknya. Sementara secara individu, pelaku politik belum mampu mengejawantahkan ajaran luhur dari ideologi Pancasila tersebut.
"Dia (partai politik) rencana-rencana atau visi dan misinya itu masih mengambang. Jadi dia kan harus mempengaruhi satu demi satu," kata Arbi, usai Debat Partai Politik di Kantor RRI Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Arbi mengatakan, sebuah keharusan setiap warga negara harus mengagungkan nilai dari ideologi Pancasila. Menurutnya, tanpa menginstitusionalisasikan dalam wadah partai, Pancasila sudah menjadi ideologi bersama.
Masalahnya, kata Arbi, kenapa pelaku politik justru mau menyamakan persepsi Pancasila sebagai 'dagangan politik'. Dia khawatir, para pelaku politik tersebut menganggap Pancasila sebagai asas yang harus dipaksakan seperti asas tunggal era Orde Baru Soeharto.
"Misalnya didasarkan Pancasila sebagai ideologi. Itu kan gaya kampanye Orba. Adapun beda tapi sama. Jadi kalau begitu kan memang tidak perlu banyak partai, cukup satu partai saja," ungkapnya.
Hal lain yang masih menjadi kelemahan parpol sekarang adalah soal meramu strategi dan taktik pasca memenangkan pemilu. Saling sandera antar kepentingan politik membuat pemerintahan menjadi lemah. Alhasil, segala kebijakan yang dikeluarkan pemerintah menjadi sulit berjalan.
"Kesenjangan di antara DPR dan presiden. Nah harusnya kan itu yang diperbaiki. Kalau presiden dan DPR tidak bisa bekerja sama dengan efektif ya, tidak ada yang bisa diatasi di negara ini," imbuhnya.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit, semua parpol selalu berlindung pada ideologi Pancasila sebagai dagangan politiknya. Sementara secara individu, pelaku politik belum mampu mengejawantahkan ajaran luhur dari ideologi Pancasila tersebut.
"Dia (partai politik) rencana-rencana atau visi dan misinya itu masih mengambang. Jadi dia kan harus mempengaruhi satu demi satu," kata Arbi, usai Debat Partai Politik di Kantor RRI Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Arbi mengatakan, sebuah keharusan setiap warga negara harus mengagungkan nilai dari ideologi Pancasila. Menurutnya, tanpa menginstitusionalisasikan dalam wadah partai, Pancasila sudah menjadi ideologi bersama.
Masalahnya, kata Arbi, kenapa pelaku politik justru mau menyamakan persepsi Pancasila sebagai 'dagangan politik'. Dia khawatir, para pelaku politik tersebut menganggap Pancasila sebagai asas yang harus dipaksakan seperti asas tunggal era Orde Baru Soeharto.
"Misalnya didasarkan Pancasila sebagai ideologi. Itu kan gaya kampanye Orba. Adapun beda tapi sama. Jadi kalau begitu kan memang tidak perlu banyak partai, cukup satu partai saja," ungkapnya.
Hal lain yang masih menjadi kelemahan parpol sekarang adalah soal meramu strategi dan taktik pasca memenangkan pemilu. Saling sandera antar kepentingan politik membuat pemerintahan menjadi lemah. Alhasil, segala kebijakan yang dikeluarkan pemerintah menjadi sulit berjalan.
"Kesenjangan di antara DPR dan presiden. Nah harusnya kan itu yang diperbaiki. Kalau presiden dan DPR tidak bisa bekerja sama dengan efektif ya, tidak ada yang bisa diatasi di negara ini," imbuhnya.
(kri)