Sabu selundupan WN Iran berkualitas terbaik
A
A
A
Sindonews.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengakui penangkapan dua orang warga negara asing asal Iran yakni Said dan Mustopa di Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, merupakan tangkapan terbesar.
Selain berhasil mengamankan para penyelundup, sabu sekira 60-70 kilogram itu bernilai hingga Rp140 miliar (sebelumnya ditulis senilai Rp75 miliar). Barang haram tersebut berjenis Ampethamine Type Stimulant (ATS), sabu termahal dengan kualitas terbaik.
"Harga 1 gram sabu-sabu tersebut bisa mencapai Rp1,7 sampai Rp2 juta. Harganya melebihi pesawat helikopter terbaru milik Polri," kata Deputi Pemberantasan BNN Brigjen Pol Deddy Fauzi El Hakim di Kantor BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (27/2/2014) dini hari.
Deddy meyakini jenis sabu-sabu ATS hanya dapat diproduksi di negara Timur Tengah seperti Afganistan. "Afganistan itu bukan hanya produksi kopi terbesar di dunia. Tapi juga produksi ganja terbesar di dunia termasuk ATS ada disana," pungkas Deddy.
Untuk diketahui, pengungkapan kasus ini berawal ketika mobil rental yang ditumpangi kedua tersangka mengalami kecelakaan di lokasi penemuan sabu dua minggu lalu. Para tersangka menyembunyikan barang haram tersebut dengan dikubur di dalam Hutan Lincung, Kecamatan Pelabuhanratu.
BNN sudah mencurigai keduanya sejak awal. Karena warga Iran ini merupakan salah satu jaringan internasional yang dicari BNN maupun badan pemberantasan narkoba internasional.
Mereka memilih menyelundupkan sabu melalui jalur laut Sukabumi. Karena daerah perairan di Sukabumi cukup terbuka dan sangat mudah dimasuki. Sebelum tertangkap, mereka telah dua kali melakukan aksinya.
Baca:
Imigran Iran selundupkan 60 kg sabu senilai Rp75 M
Selain berhasil mengamankan para penyelundup, sabu sekira 60-70 kilogram itu bernilai hingga Rp140 miliar (sebelumnya ditulis senilai Rp75 miliar). Barang haram tersebut berjenis Ampethamine Type Stimulant (ATS), sabu termahal dengan kualitas terbaik.
"Harga 1 gram sabu-sabu tersebut bisa mencapai Rp1,7 sampai Rp2 juta. Harganya melebihi pesawat helikopter terbaru milik Polri," kata Deputi Pemberantasan BNN Brigjen Pol Deddy Fauzi El Hakim di Kantor BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (27/2/2014) dini hari.
Deddy meyakini jenis sabu-sabu ATS hanya dapat diproduksi di negara Timur Tengah seperti Afganistan. "Afganistan itu bukan hanya produksi kopi terbesar di dunia. Tapi juga produksi ganja terbesar di dunia termasuk ATS ada disana," pungkas Deddy.
Untuk diketahui, pengungkapan kasus ini berawal ketika mobil rental yang ditumpangi kedua tersangka mengalami kecelakaan di lokasi penemuan sabu dua minggu lalu. Para tersangka menyembunyikan barang haram tersebut dengan dikubur di dalam Hutan Lincung, Kecamatan Pelabuhanratu.
BNN sudah mencurigai keduanya sejak awal. Karena warga Iran ini merupakan salah satu jaringan internasional yang dicari BNN maupun badan pemberantasan narkoba internasional.
Mereka memilih menyelundupkan sabu melalui jalur laut Sukabumi. Karena daerah perairan di Sukabumi cukup terbuka dan sangat mudah dimasuki. Sebelum tertangkap, mereka telah dua kali melakukan aksinya.
Baca:
Imigran Iran selundupkan 60 kg sabu senilai Rp75 M
(hyk)