SBY jangan salah pilih figur Wakapolri
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Oegroseno pada bulan Februari 2014 ini telah memasuki masa pensiun.
Ada beberapa sejumlah nama menjadi Wakapolri pengganti Komjen Oegroseno. Antara lain Komjen Badrodin Haiti, Komjen Anton Bahrul Alam, Komjen Anang Iskandar, Komjen Budi Gunawan, dan Komjen Supardi Parto serta Komjen Suhardi Alius.
Pengamat intelijen Wawan H Purwanto menilai posisi Wakapolri merupakan posisi yang strategis. Oleh karena itu, dia berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dapat memilih Wakapolri secara tepat mengingat Pemilu 2014 dan adanya pergantian kepemimpinan nasional.
"Yang paling penting Wakapolri yang baru merupakan sosok yang kuat integritasnya dalam mengemban amanah bangsa melewati tahun politik yang penuh gejolak," harap Wawan di Jakarta, Minggu (23/2/2014).
Wawan mempunyai kriteria yang harus dipenuhi calon Wakapolri, di antaranya harus melihat track record perjalanan karirnya. Selain itu, faktor angkatan juga harus menjadi salah satu pertimbangan, begitu pula dengan suara masyarakat.
"Tour of duty dan tour area juga harus menjadi pertimbangan mengingat luasnya wilayah Indonesia maka kematangan bertugas menjadi nilai plus," ujarnya.
Wawan mengingatkan agar dalam penetapan calon Wakapolri tidak ada politik dagang sapi. Untuk itu harus dalam penetapan Wakapolri harus transparan dan akuntabel.
"Yang paling utama jauhkan posisi Wakapolri dari kepentingan partai, sekali seorang Wakapolri condong ke partai maka ini akan mengarah pada pengamanan partai tersebut dan ini menyalahi posisi aparat keamanan yang harus netral," terangnya.
Keberpihakan Polri, kata dia adalah kepada negara dan loyalitas harus kepada negara. Sikap partisan akan mempersempit daya nalar sehingga tidak objektif dalam menangani kasus.
"Posisi Wakapolri rentan terhadap intrik-intrik politik dari luar yang ingin kepentingannya diamankan, sungguh berbahaya apabila ada tekanan eksternal dan internal yang membuat pilihan jatuh berdasarkan subyektifitas dan kepentingan sesaat apalagi berdasarkan unsur kedekatan semata," tegasnya.
Di sisi lain, Wawan menganggap wajar dukung mendukung dalam pencalonan jabatan Wakapolri. Tetapi jabatan adalah bukan hak tetapi amanah.
"Tidak perlu kecewa jika tidak terpilih dan semua calon mempunyai kans yang sama," pungkasnya.
Baca:
Kriteria Wakapolri versi Kompolnas
Pengganti Oegroseno harus mumpuni
Ada beberapa sejumlah nama menjadi Wakapolri pengganti Komjen Oegroseno. Antara lain Komjen Badrodin Haiti, Komjen Anton Bahrul Alam, Komjen Anang Iskandar, Komjen Budi Gunawan, dan Komjen Supardi Parto serta Komjen Suhardi Alius.
Pengamat intelijen Wawan H Purwanto menilai posisi Wakapolri merupakan posisi yang strategis. Oleh karena itu, dia berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dapat memilih Wakapolri secara tepat mengingat Pemilu 2014 dan adanya pergantian kepemimpinan nasional.
"Yang paling penting Wakapolri yang baru merupakan sosok yang kuat integritasnya dalam mengemban amanah bangsa melewati tahun politik yang penuh gejolak," harap Wawan di Jakarta, Minggu (23/2/2014).
Wawan mempunyai kriteria yang harus dipenuhi calon Wakapolri, di antaranya harus melihat track record perjalanan karirnya. Selain itu, faktor angkatan juga harus menjadi salah satu pertimbangan, begitu pula dengan suara masyarakat.
"Tour of duty dan tour area juga harus menjadi pertimbangan mengingat luasnya wilayah Indonesia maka kematangan bertugas menjadi nilai plus," ujarnya.
Wawan mengingatkan agar dalam penetapan calon Wakapolri tidak ada politik dagang sapi. Untuk itu harus dalam penetapan Wakapolri harus transparan dan akuntabel.
"Yang paling utama jauhkan posisi Wakapolri dari kepentingan partai, sekali seorang Wakapolri condong ke partai maka ini akan mengarah pada pengamanan partai tersebut dan ini menyalahi posisi aparat keamanan yang harus netral," terangnya.
Keberpihakan Polri, kata dia adalah kepada negara dan loyalitas harus kepada negara. Sikap partisan akan mempersempit daya nalar sehingga tidak objektif dalam menangani kasus.
"Posisi Wakapolri rentan terhadap intrik-intrik politik dari luar yang ingin kepentingannya diamankan, sungguh berbahaya apabila ada tekanan eksternal dan internal yang membuat pilihan jatuh berdasarkan subyektifitas dan kepentingan sesaat apalagi berdasarkan unsur kedekatan semata," tegasnya.
Di sisi lain, Wawan menganggap wajar dukung mendukung dalam pencalonan jabatan Wakapolri. Tetapi jabatan adalah bukan hak tetapi amanah.
"Tidak perlu kecewa jika tidak terpilih dan semua calon mempunyai kans yang sama," pungkasnya.
Baca:
Kriteria Wakapolri versi Kompolnas
Pengganti Oegroseno harus mumpuni
(hyk)