Tokoh muda Golkar dorong pemuda gunakan hak pilih

Jum'at, 21 Februari 2014 - 21:58 WIB
Tokoh muda Golkar dorong...
Tokoh muda Golkar dorong pemuda gunakan hak pilih
A A A
Sindonews.com - Partai Golkar mengimbau kepada semua pihak untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2014, terutama para pemuda. Karena pemuda yang harusnya mempunyai kepentingan pada pemilu kali ini.

“Saya menghimbau kepada para pemuda untuk menggunakan aspirasinya pada Pemilu 2014 mendatang. Karena pemilu kali adalah momentum penting perubahan, termasuk peralihan generasi Indonesia,” ujar tokoh pemuda dari Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung di Jakarta, Selasa 11 Februari 2014.

Pemuda menentukan tolok ukur kualitas dari pesta demokrasi lima tahunan tersebut ditentukan oleh masyarakat. Secara spesifik, karena tahun 2014 adalah titik krusial peralihan generasi, maka aspirasi pemuda menjadi penting dan menentukan.

“Pemuda harus punya atensi dan keterlibatan yang aktif, karena Pemilu 2014 ini adalah titik puncaknya pengabdian generasi 45, 66, 70 yang harus disambut oleh generasi 80 dan 90-an,” imbuhnya.

Mengutip dari data KPU, jumlah pemilih pemula pada pemilu 2014 yang berusia 17 sampai 20 tahun sekitar 14 juta orang. Sedangkan yang berusia 20 sampai 30 tahun sekitar 45,6 juta jiwa.

Pada Pemilu 2004, jumlah pemilih pemula mencapai sekitar 27 juta dari 147 juta pemilih. Pada pemilu 2009 sekitar 36 juta pemilih dari 171 juta pemilih. Kemudian data BPS 2010 penduduk usia 15-19 tahun sebanyak 20.871.086 orang, dan usia 20-24 tahun sebanyak 19.878.417 orang. Jika dijumlahkan mencapai 40.749.503 orang.

“Pada Pemilu mendatang ini, jumlah pemuda yang mempunyai hak pilih bisa mencapai 40 persen sampai 42 persen, coba bayangkan kalo angka sebegitu besarnya menjadi golput?” tegasnya.

Bang Doli, begitu tokoh ini biasa dipanggil, menambahkan para pemuda mempunyai karakteristik yang berbeda dengan segmen pemilih yang lain. Guna meningkatkan partisipasi yang tinggi dari kalangan pemuda maka diperlukan pendekatan yang khusus, terutama bagi kalangan pemilih pemula. Mereka dalam pemilu 2014 ini menjadi pemilih untuk pertama kalinya, jadi kita harus bisa mengkondisikan mereka untuk bisa menjadi pemilih kritis, tidak individualistis dan punya visi.

Melihat realitas kondisi dunia kepemudaan dewasa ini yang berada disekitar budaya pop, instan, dan hedonis seakan mendorong para pemuda untuk cenderung labil, apatis dan “ga ngurus” dengan dunia perpolitikan.

Oleh karena itu, Ahmad Doli Kurnia menambahkan, dengan sangat strategisnya suara pemuda tersebut maka KPU sebagai salah satu elemen yang bertanggung jawab dalam sosialisasi pemilu harus lebih serius dalam menjalankan program-programnya terutama dalam hal sosialisasi pemilu di kalangan pemuda.

“Untuk kepentingan itu, walaupun sosialisasi menjadi tanggung jawab KPU, Partai Golkar pun sebagai partai politik modern ikut bertanggung jawab dan sudah secara massif melakukan hal itu. Akan tetapi, sesuai amanah undang-undang maka sosialisasi pemilu akan lebih baik dan lebih strategis jika dilakukan oleh KPU,” pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9894 seconds (0.1#10.140)