Habibie ingatkan pemerintah harus perbanyak SMK
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah harus memperbanyak jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dibanding SMA. Hal ini untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas bangsa.
Hal ini dikemukan mantan Presiden BJ Habibie pada Konvensi Pendidikan PGRI yang diselenggarakan di Bentara Budaya Jakarta.
Habibie mengatakan, posisi SMK itu penting karena SMK sebagai penyedia calon karyawan yang jitu dan unggul untuk bidang apa saja di Indonesia.
“SMK melatih secara khusus siswa agar menjadi pekerja yang handal di bidang elektronika, menjahit, perhotelan, manajemen dan sebagainya. Ini perlu dimaksimalkan oleh pemerintah,” katanya di Jakarta, Selasa 18 Februari 2014.
Habibie menerangkan, jumlah SMK yang harus lebih banyak dari SMA harus berorientasi pada pasar. Dalam hal ini pemerintah harus berkerjasama dengan perusahaan baik milik negara dan swasta disekitarnya.
Kerja sama dimulai sejak penyusunan kurikulum maupun dalam praktik kerja siswa. Dia mencontohkan, para siswa dalam dua hari seminggu sekolah untuk memperoleh pelajaran dibidang yang sedang mereka tekuni.
Lalu selama empat hari siswa harus bekerja di perusahaan. Semasa bekerja siswa mendapat tunjangan khusus dari perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mantan Menristek ini menerangkan, kemahiran siswa memang tidak hanya didapat dari semasa pendidikan saja.
Mereka harus diterjunkan di lapangan pekerjaan pada perusahaan yang membutuhkan keterampilan. Perusahaan juga mesti dipilih yang menerapkan teknologi tepat guna dengan produktivitas tinggi sehingga sesuai dengan hasil proses pendidikan siswa yang bersangkutan.
“Siswa harus memasuki dunia kerja yang nyata. Agar mengasah keterampilan, produktivitas dan daya saing sehingga menjadi SDM yang unggul,” terangnya.
Hal ini dikemukan mantan Presiden BJ Habibie pada Konvensi Pendidikan PGRI yang diselenggarakan di Bentara Budaya Jakarta.
Habibie mengatakan, posisi SMK itu penting karena SMK sebagai penyedia calon karyawan yang jitu dan unggul untuk bidang apa saja di Indonesia.
“SMK melatih secara khusus siswa agar menjadi pekerja yang handal di bidang elektronika, menjahit, perhotelan, manajemen dan sebagainya. Ini perlu dimaksimalkan oleh pemerintah,” katanya di Jakarta, Selasa 18 Februari 2014.
Habibie menerangkan, jumlah SMK yang harus lebih banyak dari SMA harus berorientasi pada pasar. Dalam hal ini pemerintah harus berkerjasama dengan perusahaan baik milik negara dan swasta disekitarnya.
Kerja sama dimulai sejak penyusunan kurikulum maupun dalam praktik kerja siswa. Dia mencontohkan, para siswa dalam dua hari seminggu sekolah untuk memperoleh pelajaran dibidang yang sedang mereka tekuni.
Lalu selama empat hari siswa harus bekerja di perusahaan. Semasa bekerja siswa mendapat tunjangan khusus dari perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mantan Menristek ini menerangkan, kemahiran siswa memang tidak hanya didapat dari semasa pendidikan saja.
Mereka harus diterjunkan di lapangan pekerjaan pada perusahaan yang membutuhkan keterampilan. Perusahaan juga mesti dipilih yang menerapkan teknologi tepat guna dengan produktivitas tinggi sehingga sesuai dengan hasil proses pendidikan siswa yang bersangkutan.
“Siswa harus memasuki dunia kerja yang nyata. Agar mengasah keterampilan, produktivitas dan daya saing sehingga menjadi SDM yang unggul,” terangnya.
(maf)