Yusril: Presiden mendatang harus cerdas atur keuangan
A
A
A
Sindonews.com - Capres peserta Konvensi Rakyat, Yusril Ihza Mahendra mengatakan siapapun presiden yang akan terpilih pada Pemilu 2014 nanti akan menghadapi tantangan yang besar.
Pasalnya, APBN untuk tahun 2015 sudah diketuk palu oleh presiden yang masih menjabat sekarang. Sehingga, mau tidak mau ia harus cerdas dan berani dalam mengatur keuangan negara.
"Ibaratnya belanja uangnya sudah ditentukan, sedangkan kebutuhan meningkat," kata mantan Menteri Sekeretaris Negara (Mensesneg) itu dalam acara Debat Capres Konvensi Rakyat 2014, di Graha Pena, Makassar, Minggu (16/02/2014).
Yusril menilai, sistem subsidi di Indonesia juga salah kaprah. Semestinya, yang disubsidi merupakan bahan penunjang pertanian seperti pupuk dan bibit, serta subsidi hasil panen para petani. Sehingga, petani menjadi kuat dan kaya, kebutuhan rakyat pun terhadap komoditas pertanian menjadi terpenuhi dan terjangkau.
"Kalau petani sejahtera negara berjaya," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, negara juga berkewajiban untuk membangun infrastruktur yang menjadi penunjang perekonomian. Negara juga harus memastikan terlindunginya pelaku usaha. Baginya, negara telah gagal dalam menegakkan hukum yang berkeadilan.
"Negara bertugas bangun infratruktur. Infrastruktur tidak mesti dibiayai oleh negara 100 persen, bisa bekerja sama dengan pihak lain," pungkasnya.
Dalam rangkaian acara Debat Capres Konvensi Rakyat 2014 yang ke IV yang digelar di Graha Pena makassar, Sulawesi Selatan itu, dihadiri oleh ketujuh peserta yakni, Rizal Ramli, Yusril Ihza Mahendra, Isran Noor, Anni Iwasaki, Ricky Sutanto, Tonny Ardie, dan Sofyan Siregar.
Dengan tema 'Meningkatkan Perekonomian Bangsa', mereka saling unjuk kebolehan dalam menggagas visi ekonomi Indonesia ke depan. Panelis yang menguji para capres tersebut yakni, Laode Kamaluddin, Maksum Mahfud, Arqam Aziqin, dan Suryopratomo.
Baca berita:
Cari pemenang, Capres Konvensi Rakyat segera disurvei
Pasalnya, APBN untuk tahun 2015 sudah diketuk palu oleh presiden yang masih menjabat sekarang. Sehingga, mau tidak mau ia harus cerdas dan berani dalam mengatur keuangan negara.
"Ibaratnya belanja uangnya sudah ditentukan, sedangkan kebutuhan meningkat," kata mantan Menteri Sekeretaris Negara (Mensesneg) itu dalam acara Debat Capres Konvensi Rakyat 2014, di Graha Pena, Makassar, Minggu (16/02/2014).
Yusril menilai, sistem subsidi di Indonesia juga salah kaprah. Semestinya, yang disubsidi merupakan bahan penunjang pertanian seperti pupuk dan bibit, serta subsidi hasil panen para petani. Sehingga, petani menjadi kuat dan kaya, kebutuhan rakyat pun terhadap komoditas pertanian menjadi terpenuhi dan terjangkau.
"Kalau petani sejahtera negara berjaya," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, negara juga berkewajiban untuk membangun infrastruktur yang menjadi penunjang perekonomian. Negara juga harus memastikan terlindunginya pelaku usaha. Baginya, negara telah gagal dalam menegakkan hukum yang berkeadilan.
"Negara bertugas bangun infratruktur. Infrastruktur tidak mesti dibiayai oleh negara 100 persen, bisa bekerja sama dengan pihak lain," pungkasnya.
Dalam rangkaian acara Debat Capres Konvensi Rakyat 2014 yang ke IV yang digelar di Graha Pena makassar, Sulawesi Selatan itu, dihadiri oleh ketujuh peserta yakni, Rizal Ramli, Yusril Ihza Mahendra, Isran Noor, Anni Iwasaki, Ricky Sutanto, Tonny Ardie, dan Sofyan Siregar.
Dengan tema 'Meningkatkan Perekonomian Bangsa', mereka saling unjuk kebolehan dalam menggagas visi ekonomi Indonesia ke depan. Panelis yang menguji para capres tersebut yakni, Laode Kamaluddin, Maksum Mahfud, Arqam Aziqin, dan Suryopratomo.
Baca berita:
Cari pemenang, Capres Konvensi Rakyat segera disurvei
(kri)