Hanura desak KPU minimalkan angka golput
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum Satuan Pemuda dan Mahasiswa (Sapma) Partai Hanura M Pradana Indrapura mengkhawatirkan tingginya angka golput dalam Pemilu 2014. Hal ini harus menjadi perhatian semua pihak termasuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu.
"Partisipasi pemilih ini turun dari tahun ke tahun, ini kan pertanyaan bagi kita, ini pekerjaan rumah bagi kita semua," kata Pradana disela-sela Parpol Expo yang digelar Center of Election and Political Party FISIP UI di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Minggu (9/2/2014).
Tercatat, pada Pileg 1999 angka golput 10,2 persen, Pileg 2004 sebesar 23,3 persen dan pada tahun 2009 menjadi 29 persen pemilih yang tidak menggunakan haknya.
KPU, lanjutnya, juga harus bertanggung jawab untuk mengantisipasi angka golput di Pemilu 2014. Menurut Pradana, KPU harus mempunyai longterm training untuk menekan tingkat golput di Indonesia karena dari pemilu ke pemilu partisipasi pemilih menurun.
"Oh ya dong, menurut saya KPU harus berperan dan KPU harus berinisiatif dengan mengundang partai-partai politik ke sekolah atau kampus dengan menjelaskan soal pemilu," tegasnya.
Oleh karenanya, Pradana merespon positif digelarnya Parpol Expo yang digelar Center of Election and Political Party FISIP UI di Kampus UI Depok, Jawa Barat. Kegiatan ini harus ditiru oleh para penyelenggara Pemilu.
"Ini perlu ditiru oleh lembaga-lembaga lain, baik oleh KPU harus ditiru banget. Bagi saya ini jemput bola," harapnya.
Dengan kegiatan ini, kata dia maka pemilih pemula mendapatkan edukasi politik dan pendidikan demokrasi. "Kegiatan ini bagi pemilih pemula dapat mengetahui juga soal Partai Hanura,"pungkasnya.
Baca berita:
KPU klaim pemilih pemula sebanyak 18 juta
"Partisipasi pemilih ini turun dari tahun ke tahun, ini kan pertanyaan bagi kita, ini pekerjaan rumah bagi kita semua," kata Pradana disela-sela Parpol Expo yang digelar Center of Election and Political Party FISIP UI di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Minggu (9/2/2014).
Tercatat, pada Pileg 1999 angka golput 10,2 persen, Pileg 2004 sebesar 23,3 persen dan pada tahun 2009 menjadi 29 persen pemilih yang tidak menggunakan haknya.
KPU, lanjutnya, juga harus bertanggung jawab untuk mengantisipasi angka golput di Pemilu 2014. Menurut Pradana, KPU harus mempunyai longterm training untuk menekan tingkat golput di Indonesia karena dari pemilu ke pemilu partisipasi pemilih menurun.
"Oh ya dong, menurut saya KPU harus berperan dan KPU harus berinisiatif dengan mengundang partai-partai politik ke sekolah atau kampus dengan menjelaskan soal pemilu," tegasnya.
Oleh karenanya, Pradana merespon positif digelarnya Parpol Expo yang digelar Center of Election and Political Party FISIP UI di Kampus UI Depok, Jawa Barat. Kegiatan ini harus ditiru oleh para penyelenggara Pemilu.
"Ini perlu ditiru oleh lembaga-lembaga lain, baik oleh KPU harus ditiru banget. Bagi saya ini jemput bola," harapnya.
Dengan kegiatan ini, kata dia maka pemilih pemula mendapatkan edukasi politik dan pendidikan demokrasi. "Kegiatan ini bagi pemilih pemula dapat mengetahui juga soal Partai Hanura,"pungkasnya.
Baca berita:
KPU klaim pemilih pemula sebanyak 18 juta
(kri)