Yenny Wahid enggan jadi Capres PPP
A
A
A
Sindonews.com - Pembahasan calon presiden (capres) dalam Mukernas II Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Kota Bandung, sempat memunculkan nama Yenny Wahid sebagai salah satu kandidat.
Hal itu dibenarkan Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP, Ahmad Yani. Menurutnya, Dorongan itu datang dari beberapa DPW yang menginginkan putri almarhum Gus Dur itu dipertimbangkan PPP untuk diusung jadi capres.
Namun anggota DPR dari Fraksi PPP ini menjelaskan, jika Yenny menolak untuk diusung jadi capres. "Mbak Yenny (alasannya) personal," kata Ahmad, di Hotel Grand Royal Preanger, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/2/2014) dini hari.
Disinggung soal adanya dukungan dari kelompok pecinta Gus Dur pada Yenny, hal itu sangat dihargai. "Secara personal dia (Yenny) memberikan penghargaan dan apresiasi setinggi-tingginya. Tapi alasannya sangat personal, kita hargai," ungkapnya.
Sementara selain Yenny, ada nama lain yang sempat mencuat dalam pembahasan tapi berakhir batal yaitu Jenderal TNI Moeldoko. Meski diusulkan beberapa DPW, nama Moeldoko akhirnya tersingkir untuk dipertimbangkan sebagai capres.
Berbeda dengan Yenny yang menolak diusung, Moeldoko justru dibatalkan untuk diusulkan dalam pembahasan. Alasannya PPP tidak ingin membawa Moeldoko yang saat ini masih menjabat Panglima TNI untuk masuk dalam politik praktis.
Pada masa awal reformasi, kata Ahmad Yani, PPP adalah salah satu pihak yang menginginkan agar TNI tidak masuk politik praktis. Jika Moeldoko diusulkan untuk dibahas, itu sama dengan mengingkari perjuangan PPP dulu.
"Oleh karena itu, kita tidak ingin menyeret TNI masuk (pada politik praktis)," tegasnya.
Dalam pembahasan capres, Ahmad menyebut ada tujuh nama yang diusulkan untuk dibahas sebagai kandidat capres, salah satunya adalah Din Syamsuddin, Jusuf Kalla, dan Abraham Samad. "Tujuh nama ini yang dicoba masuk dalam radar pantauannya PPP," ucapnya.
Disinggung soal nama Khofifah Indar Parawansa, ia tidak memberi jawaban pasti. "Khofifah kayaknya masuk," imbuhnya.
Oris
Hal itu dibenarkan Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP, Ahmad Yani. Menurutnya, Dorongan itu datang dari beberapa DPW yang menginginkan putri almarhum Gus Dur itu dipertimbangkan PPP untuk diusung jadi capres.
Namun anggota DPR dari Fraksi PPP ini menjelaskan, jika Yenny menolak untuk diusung jadi capres. "Mbak Yenny (alasannya) personal," kata Ahmad, di Hotel Grand Royal Preanger, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/2/2014) dini hari.
Disinggung soal adanya dukungan dari kelompok pecinta Gus Dur pada Yenny, hal itu sangat dihargai. "Secara personal dia (Yenny) memberikan penghargaan dan apresiasi setinggi-tingginya. Tapi alasannya sangat personal, kita hargai," ungkapnya.
Sementara selain Yenny, ada nama lain yang sempat mencuat dalam pembahasan tapi berakhir batal yaitu Jenderal TNI Moeldoko. Meski diusulkan beberapa DPW, nama Moeldoko akhirnya tersingkir untuk dipertimbangkan sebagai capres.
Berbeda dengan Yenny yang menolak diusung, Moeldoko justru dibatalkan untuk diusulkan dalam pembahasan. Alasannya PPP tidak ingin membawa Moeldoko yang saat ini masih menjabat Panglima TNI untuk masuk dalam politik praktis.
Pada masa awal reformasi, kata Ahmad Yani, PPP adalah salah satu pihak yang menginginkan agar TNI tidak masuk politik praktis. Jika Moeldoko diusulkan untuk dibahas, itu sama dengan mengingkari perjuangan PPP dulu.
"Oleh karena itu, kita tidak ingin menyeret TNI masuk (pada politik praktis)," tegasnya.
Dalam pembahasan capres, Ahmad menyebut ada tujuh nama yang diusulkan untuk dibahas sebagai kandidat capres, salah satunya adalah Din Syamsuddin, Jusuf Kalla, dan Abraham Samad. "Tujuh nama ini yang dicoba masuk dalam radar pantauannya PPP," ucapnya.
Disinggung soal nama Khofifah Indar Parawansa, ia tidak memberi jawaban pasti. "Khofifah kayaknya masuk," imbuhnya.
Oris
(maf)