Empat nama disebut calon kuat Wakapolri
A
A
A
Sindonews.com - Pertengahan bulan ini, Wakapolri Komjen Pol Oegroseno memasuki masa pensiun. Kemudian yang menjadi pertanyaan selanjutnya, siapa yang akan menggantikannya.
Beberapa nama kini disebut-sebut berpeluang menggantikan Oegroseno. Mereka adalah, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri Komjen Pol Badrodin Haiti, Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol) Komjen Pol Budi Gunawan, Irwasum Komjen Pol Anton Bachrul Alam dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Bayu Seno.
Selain empat nama itu, ada beberapa nama lain yang beredar di kalangan internal Polri. Di antaranya, Asisten Sarana dan Prasarana Kapolri Irjen Pol Tubagus Anis Angkawijaya, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Pudji Hartanto, Kadiv Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Pol Syafruddin dan Asisten Operasi Kapolri Irjen Pol Arif Wachyunadi serta Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar.
Pengamat kepolisian dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi menuturkan, dengan berbagai pertimbangan nama yang paling mungkin menggantikan peran Oegroseno adalah Badrodin dan Budi Gunawan.
Badrodin, kata dia, saat ini adalah jenderal bintang tiga dengan usia yang paling mumpuni untuk menjadi Wakapolri. Badrodin lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1983 ini juga memiliki pengalaman menjadi Kapolda, Asisten Operasi Kapolri dan Kabaharkam.
“Secara karakter dia cocok menjadi Wakil Sutarman (Jenderal Pol Sutarman, Kapolri),” kata Muradi, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu 5 Februari 2014.
Menurutnya, Sutarman memiliki peran hubungan Polri secara politis ke pemerintah dan beberapa elemen lain di luar Polri. Sementara Badrodin dinilai berkarakter tegas yang mampu menyolidikan internal Polri.
Selain Badrodin, nama Budi Gunawan, lulusan Akpol 1983, juga santer disebut. Menurut Muradi, sama seperti Badrodin, Budi Gunawan juga memiliki karakter yang cocok dengan Sutarman.
Jika pemerintahan selanjutnya dikuasai PDIP atau Partai Golkar, Budi yang merupakan mantan ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri bisa menjadi penyambung antara Polri dan pemerintahan, baik legislatif maupun eksekutif.
“Saya rasa dia juga memiliki power di Polri yang bisa menyolidkan internal kepolisian,” ujar Muradi.
Selain dua nama itu, kata Muradi, ada nama Arif Wachyunadi, lulusan Akpol 1984, yang berlatar belakang Brimob. “Ketegasannya diperlukan,” tukas dia.
Muradi mengatakan, tidak menjadi masalah pilihan Kapolri, apakah jenderal bintang dua atau bintang tiga. Yang pasti, Wakapolri harus memiliki karakter kuat di internal Polri. Selain itu juga harus ada regenerasi yang tidak menimbulkan gejolak di internal.
Menurutnya, pasangan Kapolri dan Wakapolri mesti sinergi. Banyak hal yang mesti dibangun oleh pimpinan Polri. “Yang terpenting saat ini adalah persoalan netralitas Polri, baik saat pemilu maupun pasca pemilu kemudian juga membangun citra baik,” ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, membangun citra baik harus ditunjukkan melalui kinerja. Polri harus kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Wakapolri mendatang harus sinergi dengan Kapolri
Beberapa nama kini disebut-sebut berpeluang menggantikan Oegroseno. Mereka adalah, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri Komjen Pol Badrodin Haiti, Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol) Komjen Pol Budi Gunawan, Irwasum Komjen Pol Anton Bachrul Alam dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Bayu Seno.
Selain empat nama itu, ada beberapa nama lain yang beredar di kalangan internal Polri. Di antaranya, Asisten Sarana dan Prasarana Kapolri Irjen Pol Tubagus Anis Angkawijaya, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Pudji Hartanto, Kadiv Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Pol Syafruddin dan Asisten Operasi Kapolri Irjen Pol Arif Wachyunadi serta Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar.
Pengamat kepolisian dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi menuturkan, dengan berbagai pertimbangan nama yang paling mungkin menggantikan peran Oegroseno adalah Badrodin dan Budi Gunawan.
Badrodin, kata dia, saat ini adalah jenderal bintang tiga dengan usia yang paling mumpuni untuk menjadi Wakapolri. Badrodin lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1983 ini juga memiliki pengalaman menjadi Kapolda, Asisten Operasi Kapolri dan Kabaharkam.
“Secara karakter dia cocok menjadi Wakil Sutarman (Jenderal Pol Sutarman, Kapolri),” kata Muradi, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu 5 Februari 2014.
Menurutnya, Sutarman memiliki peran hubungan Polri secara politis ke pemerintah dan beberapa elemen lain di luar Polri. Sementara Badrodin dinilai berkarakter tegas yang mampu menyolidikan internal Polri.
Selain Badrodin, nama Budi Gunawan, lulusan Akpol 1983, juga santer disebut. Menurut Muradi, sama seperti Badrodin, Budi Gunawan juga memiliki karakter yang cocok dengan Sutarman.
Jika pemerintahan selanjutnya dikuasai PDIP atau Partai Golkar, Budi yang merupakan mantan ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri bisa menjadi penyambung antara Polri dan pemerintahan, baik legislatif maupun eksekutif.
“Saya rasa dia juga memiliki power di Polri yang bisa menyolidkan internal kepolisian,” ujar Muradi.
Selain dua nama itu, kata Muradi, ada nama Arif Wachyunadi, lulusan Akpol 1984, yang berlatar belakang Brimob. “Ketegasannya diperlukan,” tukas dia.
Muradi mengatakan, tidak menjadi masalah pilihan Kapolri, apakah jenderal bintang dua atau bintang tiga. Yang pasti, Wakapolri harus memiliki karakter kuat di internal Polri. Selain itu juga harus ada regenerasi yang tidak menimbulkan gejolak di internal.
Menurutnya, pasangan Kapolri dan Wakapolri mesti sinergi. Banyak hal yang mesti dibangun oleh pimpinan Polri. “Yang terpenting saat ini adalah persoalan netralitas Polri, baik saat pemilu maupun pasca pemilu kemudian juga membangun citra baik,” ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, membangun citra baik harus ditunjukkan melalui kinerja. Polri harus kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Wakapolri mendatang harus sinergi dengan Kapolri
(maf)