Politis, somasi SBY ke Sri Mulyono dikirim ke rumah Anas
Politis, somasi SBY ke Sri Mulyono dikirim ke rumah Anas
A
A
A
Sindonews.com - Somasi yang dilayangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Pengurus Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Sri Mulyono, dinilai banyak keanehan.
Salah satu keanehan tersebut yakni mengirimkan surat somasi tersebut ke alamat kediaman mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum di Duren Sawit, Jakarta Timur.
"Alamat dari klien kami ini jelas, bukan di Duren Sawit. Tetapi ternyata somasi pertama, kedua dan ketiga dialamatkan ke sana," ujar Kuasa hukum Pengurus PPI Sri Mulyono, Rio Ramabaskara, di kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/1/2014).
Pihak Sri Mulyono menduga pengiriman surat somasi ke alamat kediaman Anas tersebut memiliki unsur politis.
"Kalau kemudian, persoalan yang kita sepakati adalah persoalan hukum, dialamatkan disana (Duren Sawit) maka ranahnya tentu adalah ranahnya politik. Duren Sawit itu ya itu alamatnya PPI. Di KTP jelas, beliau tidak beralamat di PPI," katanya.
Di samping itu, dia juga menegaskan bahwa Sri Mulyono tidak hanya pengurus ormas PPI. "Sri Mulyono ini bukan pengurus atau dewan penasehat di satu organisasi saja, tetapi dia lebih dari lima organisasi," ujarnya.
"Artinya apa? Ketika ini dikerucutkan hanya murni kepada PPI, ini harus dibuat garis demarkasi bahwa klien kami belum tentu PPI. Dan PPI belum tentu klien kami."
Hingga saat ini, Sri Mulyono sudah mendapatkan tiga kali somasi yang dilayangkan Presiden SBY. Yakni, pada 14 Desember 2013, 20 Desember 2013, dan 23 Januari 2014.
Sri disomasi atas tulisannya di media sosial Kompasiana dengan judul 'Kejarlah Daku, Kau Terungkap'. Tulisan tersebut menyebutkan, SBY dari Jeddah memerintahkan KPK supaya segera menetapkan status hukum Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menjadi tersangka.
Baca:
Layangkan somasi, SBY dinilai tak siap terima kritikan
Aktivis PPI abaikan somasi SBY
Anas: Masa pemimpin bangsa somasi rakyatnya sendiri
Salah satu keanehan tersebut yakni mengirimkan surat somasi tersebut ke alamat kediaman mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum di Duren Sawit, Jakarta Timur.
"Alamat dari klien kami ini jelas, bukan di Duren Sawit. Tetapi ternyata somasi pertama, kedua dan ketiga dialamatkan ke sana," ujar Kuasa hukum Pengurus PPI Sri Mulyono, Rio Ramabaskara, di kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/1/2014).
Pihak Sri Mulyono menduga pengiriman surat somasi ke alamat kediaman Anas tersebut memiliki unsur politis.
"Kalau kemudian, persoalan yang kita sepakati adalah persoalan hukum, dialamatkan disana (Duren Sawit) maka ranahnya tentu adalah ranahnya politik. Duren Sawit itu ya itu alamatnya PPI. Di KTP jelas, beliau tidak beralamat di PPI," katanya.
Di samping itu, dia juga menegaskan bahwa Sri Mulyono tidak hanya pengurus ormas PPI. "Sri Mulyono ini bukan pengurus atau dewan penasehat di satu organisasi saja, tetapi dia lebih dari lima organisasi," ujarnya.
"Artinya apa? Ketika ini dikerucutkan hanya murni kepada PPI, ini harus dibuat garis demarkasi bahwa klien kami belum tentu PPI. Dan PPI belum tentu klien kami."
Hingga saat ini, Sri Mulyono sudah mendapatkan tiga kali somasi yang dilayangkan Presiden SBY. Yakni, pada 14 Desember 2013, 20 Desember 2013, dan 23 Januari 2014.
Sri disomasi atas tulisannya di media sosial Kompasiana dengan judul 'Kejarlah Daku, Kau Terungkap'. Tulisan tersebut menyebutkan, SBY dari Jeddah memerintahkan KPK supaya segera menetapkan status hukum Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menjadi tersangka.
Baca:
Layangkan somasi, SBY dinilai tak siap terima kritikan
Aktivis PPI abaikan somasi SBY
Anas: Masa pemimpin bangsa somasi rakyatnya sendiri
(hyk)
Explore More