Di era SBY, Rizal pernah ingin dipolisikan
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Menteri Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Rizal Ramli, pernah dua kali ingin dijebloskan ke penjara oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Yang pertama kali, yaitu pada 2008. Saat itu, Rizal Ramli dituduh sebagai otak dari aksi pembakaran dua mobil di depan kampus Atmajaya, yang dilakukan oleh para mahasiswa ketika berunjuk rasa penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kami pernah dituduh sebagai otak pembakaran mobil di depan Atmajaya pada tahun 2008," kata Rizal Ramli saat konferensi pers di Gedung Joang, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2014).
Padahal, kata dia, dirinya sedang berada di Cirebon, saat aksi pembakaran dua mobil di depan kampus Atmajaya tersebut. "Pada pemerintahan Presiden SBY saya hampir dipenjara tahun 2008, karena berbeda pendapat, menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ketika itu," ungkapnya.
"Kami minta hilangkan dulu KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) di sektor migas, sebelum menaikkan harga BBM. Itu terbukti saat ini ditangani KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), dan Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, korupsi sektor migas adalah korupsi terbesar," imbuhnya.
Rizal Ramli pun diperiksa pihak kepolisian saat itu. Akan tetapi, walaupun diperiksa berhari-hari, dirinya tak terbukti sebagai otak dari aksi pembekaran dua mobil tersebut.
"Sejak tahun 2008 SBY dengan sengaja melakukan pola seperti rezim otoriter orde baru, dengan ingin memenjarakan orang-orang yang berseberangan pendapat dengan melakukan pola yang konyol," ucapnya.
Kemudian, yang kedua kalinya yakni, pada 2012. Saat itu, Rizal dituduh sebagai salah satu otak dari upaya kudeta Pemerintahan SBY. Saat itu, Presiden SBY melakukan pertemuan dengan sejumlah menterinya beserta sejumlah jenderal militer, dan beberapa pimpinan media massa.
Pada pertemuan itu, SBY memberitahukan akan ada kudeta pemerintahannya. "Yang kedua, kami juga dituduh merekayasa kudeta pemerintah pada 18 Maret 2012 oleh Presiden SBY," tuturnya.
Dia pun tak habis pikir dengan sikap Presiden SBY tersebut. "Di dunia yang bisa kudeta pemerintah itu oleh pihak bersenjata, bukan sipil. Segitu galaunya SBY sampai menuduh kami," pungkasnya.
Senggol nama Ibas, politikus PKS disomasi SBY
Din: Orang yang disomasi SBY jangan takut
Yang pertama kali, yaitu pada 2008. Saat itu, Rizal Ramli dituduh sebagai otak dari aksi pembakaran dua mobil di depan kampus Atmajaya, yang dilakukan oleh para mahasiswa ketika berunjuk rasa penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kami pernah dituduh sebagai otak pembakaran mobil di depan Atmajaya pada tahun 2008," kata Rizal Ramli saat konferensi pers di Gedung Joang, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2014).
Padahal, kata dia, dirinya sedang berada di Cirebon, saat aksi pembakaran dua mobil di depan kampus Atmajaya tersebut. "Pada pemerintahan Presiden SBY saya hampir dipenjara tahun 2008, karena berbeda pendapat, menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ketika itu," ungkapnya.
"Kami minta hilangkan dulu KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) di sektor migas, sebelum menaikkan harga BBM. Itu terbukti saat ini ditangani KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), dan Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, korupsi sektor migas adalah korupsi terbesar," imbuhnya.
Rizal Ramli pun diperiksa pihak kepolisian saat itu. Akan tetapi, walaupun diperiksa berhari-hari, dirinya tak terbukti sebagai otak dari aksi pembekaran dua mobil tersebut.
"Sejak tahun 2008 SBY dengan sengaja melakukan pola seperti rezim otoriter orde baru, dengan ingin memenjarakan orang-orang yang berseberangan pendapat dengan melakukan pola yang konyol," ucapnya.
Kemudian, yang kedua kalinya yakni, pada 2012. Saat itu, Rizal dituduh sebagai salah satu otak dari upaya kudeta Pemerintahan SBY. Saat itu, Presiden SBY melakukan pertemuan dengan sejumlah menterinya beserta sejumlah jenderal militer, dan beberapa pimpinan media massa.
Pada pertemuan itu, SBY memberitahukan akan ada kudeta pemerintahannya. "Yang kedua, kami juga dituduh merekayasa kudeta pemerintah pada 18 Maret 2012 oleh Presiden SBY," tuturnya.
Dia pun tak habis pikir dengan sikap Presiden SBY tersebut. "Di dunia yang bisa kudeta pemerintah itu oleh pihak bersenjata, bukan sipil. Segitu galaunya SBY sampai menuduh kami," pungkasnya.
Senggol nama Ibas, politikus PKS disomasi SBY
Din: Orang yang disomasi SBY jangan takut
(maf)