Ini bentuk kekejaman majikan Erwiana di Hongkong
A
A
A
Sindonews.com - Erwiana, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Pucangan, Kecamatan Ngerambe, Ngawi, Jawa Timur, sudah delapan bulan menjadi korban kebrutalan majikan perempuannya di Hongkong.
Menurut Karsiwen (34), dari Jaringan Buruh Migran Indonesia yang mendampingi Erwiana selama perawatan di Rumah Sakit Umum (RSU) Amal Sehat Sragen, Jawa Tengah, selama di Hongkong Erwina mengalami berbagai penyiksaan.
"Erwiana hanya dikasih makan satu kali dalam sehari. Itupun pagi hari pukul 07.00. Terus saat hendak tidur siang pukul 13.00 baru diberi satu roti. Dan satu roti lagi malam pukul 22.00. Untuk minum, cuma diberi satu botol kemasan untuk satu hari," ungkap Karsiwen saat ditemui, Jumat (17/1/2014).
Tak hanya itu, jadwal tidur Erwiana pun diubah. Majikan hanya membolehkan dia tidur dari pukul 13.00 sampai pukul 17.00. Sementara sisa waktu lainnya, harus dipergunakan untuk bekerja.
Karena jatah makan yang kurang, membuat Erwiana sering merasa lapar saat bekerja. Pernah suatu ketika karena rasa lapar Erwiana nekat mengambil biskuit milik majikannya.
"Sudah pasti Erwiana dipukul dan dihukum oleh majikannya. Erwiana juga dihukum untuk makan dan minum di kamar mandi," ujarnya.
Tak tahan dengan kondisi itu, Erwina pun pernah mencoba untuk melarikan diri dan melaporkannya ke polisi. Namun, polisi itu justru kembali mengantarkannya lagi ke rumah majikannya.
Kasus ini terungkap ketika Erwiana diantarkan sang majikan ke Bandara. Saat itu majikan Erwiana sengaja memilih penerbangan ke Indonesia pada tengah malam, namun jadwal pesawat yang dinaiki Erwiana mengalami perubahan jadwal.
"Di Bandara itulah Erwiana bertemu Yanti sesama TKI. Awalnya Erwiana tidak mau bercerita karena majikannya mengancam akan membunuh orangtua Erwiana bila dia berani cerita atau melaporkan ke Polisi. Karena Erwiana tak bisa berjalan, akhirnya dia dikasih uang Rp100 ribu untuk pulang ke Ngawi dan akhirnya bersedia bercerita tentang penderitaannya," tuturnya.
Baca:
Disiksa majikan di Hongkong, kondisi Erwiana mulai membaik
TKI disiksa di Hongkong, pemerintah ajukan tuntutan
Menurut Karsiwen (34), dari Jaringan Buruh Migran Indonesia yang mendampingi Erwiana selama perawatan di Rumah Sakit Umum (RSU) Amal Sehat Sragen, Jawa Tengah, selama di Hongkong Erwina mengalami berbagai penyiksaan.
"Erwiana hanya dikasih makan satu kali dalam sehari. Itupun pagi hari pukul 07.00. Terus saat hendak tidur siang pukul 13.00 baru diberi satu roti. Dan satu roti lagi malam pukul 22.00. Untuk minum, cuma diberi satu botol kemasan untuk satu hari," ungkap Karsiwen saat ditemui, Jumat (17/1/2014).
Tak hanya itu, jadwal tidur Erwiana pun diubah. Majikan hanya membolehkan dia tidur dari pukul 13.00 sampai pukul 17.00. Sementara sisa waktu lainnya, harus dipergunakan untuk bekerja.
Karena jatah makan yang kurang, membuat Erwiana sering merasa lapar saat bekerja. Pernah suatu ketika karena rasa lapar Erwiana nekat mengambil biskuit milik majikannya.
"Sudah pasti Erwiana dipukul dan dihukum oleh majikannya. Erwiana juga dihukum untuk makan dan minum di kamar mandi," ujarnya.
Tak tahan dengan kondisi itu, Erwina pun pernah mencoba untuk melarikan diri dan melaporkannya ke polisi. Namun, polisi itu justru kembali mengantarkannya lagi ke rumah majikannya.
Kasus ini terungkap ketika Erwiana diantarkan sang majikan ke Bandara. Saat itu majikan Erwiana sengaja memilih penerbangan ke Indonesia pada tengah malam, namun jadwal pesawat yang dinaiki Erwiana mengalami perubahan jadwal.
"Di Bandara itulah Erwiana bertemu Yanti sesama TKI. Awalnya Erwiana tidak mau bercerita karena majikannya mengancam akan membunuh orangtua Erwiana bila dia berani cerita atau melaporkan ke Polisi. Karena Erwiana tak bisa berjalan, akhirnya dia dikasih uang Rp100 ribu untuk pulang ke Ngawi dan akhirnya bersedia bercerita tentang penderitaannya," tuturnya.
Baca:
Disiksa majikan di Hongkong, kondisi Erwiana mulai membaik
TKI disiksa di Hongkong, pemerintah ajukan tuntutan
(rsa)