Cara Demokrat ubah pemberitaan negatif
A
A
A
Sindonews.com - Selain Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memiliki pemberitaan negatif sepanjang 2013 berdasarkan survei Pol-Tracking Institute, hal serupa juga dialami Partai Demokrat.
Mengomentari hal itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan, partainya akan mengubah pemberitaan itu menjadi positif.
"Ini kami cermati, kami besar olah media, karena itu tone negatif itu kami ubah jadi positif. Mengubahnya dengan cara kerja keras," kata pria yang akrab disapa Rampo ini, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (15/1/2014).
Kerja keras yang mereka lakukan, kata dia, mulai dengan mensosialisasikan program pro rakyat yang dicanangkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Program SBY yang pro rakyat, APBN kita Rp1000 triliun terbesar dalam sejarahnya. Sebelum SBY cuma 500 triliun. Tingkat ekonomi, (dilihat) pertumbuhan ekonomi 6,5 persen kan itu bagus dibandingkan pemerintahan sebelumnya," ucapnya.
Kata Rampo, masih ada 14 jenis program pro rakyat SBY lainnya, yang perlu disosialisasikan kader Demokrat tersebut. "Dibandingkan era sebelumnya SBY, jauh sekali beda. Di mana SBY berjalan dengan baik, jelas nyata tanpa propaganda," lanjutnya.
Dengan demikian, Wakil Ketua Komisi I DPR ini menegaskan, untuk mengubah pemberitaan negatif menjadi positif itu, Partai Demokrat tinggal menyampaikannya kepada anggota fraksi maupun kader, mengenai program yang telah dijabarkan tersebut.
"Hal itu yang harus dikomunikasikan 148 anggota DPR dari Demokrat dan ribuan DPRD tingkat satu dan dua harus komunikasikan pada rakyat. Bahwa SBY on the right track. Kalau Demokrat tidak perlu janji, sudah dilakukan," tuntasnya.
Media pengaruhi publik tentukan pilihan politik
Mengomentari hal itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan, partainya akan mengubah pemberitaan itu menjadi positif.
"Ini kami cermati, kami besar olah media, karena itu tone negatif itu kami ubah jadi positif. Mengubahnya dengan cara kerja keras," kata pria yang akrab disapa Rampo ini, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (15/1/2014).
Kerja keras yang mereka lakukan, kata dia, mulai dengan mensosialisasikan program pro rakyat yang dicanangkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Program SBY yang pro rakyat, APBN kita Rp1000 triliun terbesar dalam sejarahnya. Sebelum SBY cuma 500 triliun. Tingkat ekonomi, (dilihat) pertumbuhan ekonomi 6,5 persen kan itu bagus dibandingkan pemerintahan sebelumnya," ucapnya.
Kata Rampo, masih ada 14 jenis program pro rakyat SBY lainnya, yang perlu disosialisasikan kader Demokrat tersebut. "Dibandingkan era sebelumnya SBY, jauh sekali beda. Di mana SBY berjalan dengan baik, jelas nyata tanpa propaganda," lanjutnya.
Dengan demikian, Wakil Ketua Komisi I DPR ini menegaskan, untuk mengubah pemberitaan negatif menjadi positif itu, Partai Demokrat tinggal menyampaikannya kepada anggota fraksi maupun kader, mengenai program yang telah dijabarkan tersebut.
"Hal itu yang harus dikomunikasikan 148 anggota DPR dari Demokrat dan ribuan DPRD tingkat satu dan dua harus komunikasikan pada rakyat. Bahwa SBY on the right track. Kalau Demokrat tidak perlu janji, sudah dilakukan," tuntasnya.
Media pengaruhi publik tentukan pilihan politik
(maf)