Pertemuan guru & PNS di Pekalongan jadi ajang kampanye
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum PGRI Sulistyo hari ini menggelar seminar dan dialog mengundang ratusan guru honorer dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah.
Namun yang menarik, setiap tamu yang mengisi buku kehadiran diberikan selebaran dan poster bergambar Sulistyo yang kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPD periode 2014-2019.
Dalam acara sarat kampanye itu tampaknya tak diketahui oleh Panitia Pengawas (Panswa) Pemilu Kabupaten Pekalongan.
Menurut Sulistyo kehadirannya ke Pekalongan dalam seminar itu sebagai upaya menyerap aspirasi para guru di daerah.
“Kami datang untuk dialog dan menyerap aspirasi, guru swasta atau guru honorer selama ini sangat minim penghasilan dan kesejahteraanya juga jauh dari layak, maka kami akan berubaya memperjuangkan nasib mereka agar bisa mendapat kesejahteraan lebih baik," ujarnya.
Meskipun secara jelas ada pembagian foto lengkap dengan nomor urut caleg DPD, Sulistyo menolak hal itu disebut kampanye.
Sementara itu Ketua PGRI Kabupaten Pekalongan Tri Panji Irianto mengatakan, dalam acara itu pihaknya hanya sebagai tamu.
“Kami tidak tahu menahu, karena acara ini diselenggarakan oleh para guru honorer, saya tak tahu jika ternyata ada kampanye terselubung karena pantia tidak memberitahu,"tukasnya.
Panwas Pekalongan, Mahbub ketika dihubungi juga mengaku tidak mengetahui kampanye di hadapan guru anggota PGRI dan PNS itu .
"Kami belum mengetahui dan belum mendapat data lengkap, namun akan kami selidiki kasus kampanye terselubung ini,“ tukasnya.
Kabag Humas Pemkab Pekalongan Supriyadi juga mengaku tak tahu acara itu. Pihaknya menyayangkan guru dan PNS yang bersedia hadir dalam kegiatan itu.
"PNS yang nekat mengkikuti acara kampanye baik parpol atau DPD maka yang bersangkutan bisa mendapat sanksi sesuai ketentuan perundang-udangan. Karena aturannya sudah jelas," tegasnya.
Namun yang menarik, setiap tamu yang mengisi buku kehadiran diberikan selebaran dan poster bergambar Sulistyo yang kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPD periode 2014-2019.
Dalam acara sarat kampanye itu tampaknya tak diketahui oleh Panitia Pengawas (Panswa) Pemilu Kabupaten Pekalongan.
Menurut Sulistyo kehadirannya ke Pekalongan dalam seminar itu sebagai upaya menyerap aspirasi para guru di daerah.
“Kami datang untuk dialog dan menyerap aspirasi, guru swasta atau guru honorer selama ini sangat minim penghasilan dan kesejahteraanya juga jauh dari layak, maka kami akan berubaya memperjuangkan nasib mereka agar bisa mendapat kesejahteraan lebih baik," ujarnya.
Meskipun secara jelas ada pembagian foto lengkap dengan nomor urut caleg DPD, Sulistyo menolak hal itu disebut kampanye.
Sementara itu Ketua PGRI Kabupaten Pekalongan Tri Panji Irianto mengatakan, dalam acara itu pihaknya hanya sebagai tamu.
“Kami tidak tahu menahu, karena acara ini diselenggarakan oleh para guru honorer, saya tak tahu jika ternyata ada kampanye terselubung karena pantia tidak memberitahu,"tukasnya.
Panwas Pekalongan, Mahbub ketika dihubungi juga mengaku tidak mengetahui kampanye di hadapan guru anggota PGRI dan PNS itu .
"Kami belum mengetahui dan belum mendapat data lengkap, namun akan kami selidiki kasus kampanye terselubung ini,“ tukasnya.
Kabag Humas Pemkab Pekalongan Supriyadi juga mengaku tak tahu acara itu. Pihaknya menyayangkan guru dan PNS yang bersedia hadir dalam kegiatan itu.
"PNS yang nekat mengkikuti acara kampanye baik parpol atau DPD maka yang bersangkutan bisa mendapat sanksi sesuai ketentuan perundang-udangan. Karena aturannya sudah jelas," tegasnya.
(lns)