Tb Hasanuddin: Jenderal Besar, aneh-aneh saja
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengkritik usulan Panglima TNI Jenderal Moeldoko agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memperoleh gelar Jenderal Besar. Menurut dia, Jenderal Besar itu tidak sesuai dengan aturan yang ada.
"Jenderal besar itu tidak sesuai dengan aturan yang ada," ujar Tb Hasanuddin di acara ulang tahun PDIP ke-41 di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2014).
Dia pun menegaskan bahwa jenderal bukanlah gelar, melainkan sebuah jabatan bagi personel TNI. "Dalam kepangkatan kita, pangkat tertinggi itu hanya ada jenderal, setelah letjen, mayjen, baru jenderal, yaitu bintang empat," kata politikus PDIP ini.
Maka dari itu, dia meminta pihak TNI tidak mengalihkan pangkat jenderal menjadi sebuah gelar. Ia menilai, pemberian gelar itu akan menciptakan kecemburuan sosial.
"Pangkat jenderal itu sama seperti sersan, kapten, mayor. Kalau mau ada Jenderal Besar, nanti sersan nuntut juga, minta ada sersan besar. Menurut hemat saya, pakai aturan yang baku saja lah. Jangan aneh-aneh ya," imbuhnya.
Seperti diketahui, Tentara Nasional Indonesia (TNI) ingin memberikan penghargaan Jenderal Besar kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jika hal itu terwujud, maka SBY akan mengikuti jejak Jenderal Soedirman dan Soeharto.
Hal itu dikatakan Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat menyampaikan pidato di acara rapat pimpinan (Rapim) TNI dan Polri 2014 di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian-Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK), Jalan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 9 Januari 2014 kemarin.
"Semangat yang kuat dari Bapak SBY untuk membangun TNI yang handal, kami TNI tidak salah kiranya kalau Jenderal Purnawirawan Presiden SBY mendapatkan anugerah Jenderal Besar," kata Moeldoko.
Kemudian, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi pun langsung menggelar konferensi pers menanggapi pernyataan Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Baca berita:
SBY tolak gelar Jenderal Besar dari TNI
"Jenderal besar itu tidak sesuai dengan aturan yang ada," ujar Tb Hasanuddin di acara ulang tahun PDIP ke-41 di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2014).
Dia pun menegaskan bahwa jenderal bukanlah gelar, melainkan sebuah jabatan bagi personel TNI. "Dalam kepangkatan kita, pangkat tertinggi itu hanya ada jenderal, setelah letjen, mayjen, baru jenderal, yaitu bintang empat," kata politikus PDIP ini.
Maka dari itu, dia meminta pihak TNI tidak mengalihkan pangkat jenderal menjadi sebuah gelar. Ia menilai, pemberian gelar itu akan menciptakan kecemburuan sosial.
"Pangkat jenderal itu sama seperti sersan, kapten, mayor. Kalau mau ada Jenderal Besar, nanti sersan nuntut juga, minta ada sersan besar. Menurut hemat saya, pakai aturan yang baku saja lah. Jangan aneh-aneh ya," imbuhnya.
Seperti diketahui, Tentara Nasional Indonesia (TNI) ingin memberikan penghargaan Jenderal Besar kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jika hal itu terwujud, maka SBY akan mengikuti jejak Jenderal Soedirman dan Soeharto.
Hal itu dikatakan Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat menyampaikan pidato di acara rapat pimpinan (Rapim) TNI dan Polri 2014 di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian-Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK), Jalan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 9 Januari 2014 kemarin.
"Semangat yang kuat dari Bapak SBY untuk membangun TNI yang handal, kami TNI tidak salah kiranya kalau Jenderal Purnawirawan Presiden SBY mendapatkan anugerah Jenderal Besar," kata Moeldoko.
Kemudian, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi pun langsung menggelar konferensi pers menanggapi pernyataan Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Baca berita:
SBY tolak gelar Jenderal Besar dari TNI
(kri)