Faktor ekonomi, alasan utama ngebet nyaleg
A
A
A
Sindonews.com - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menilai banyak dari kalangan masyarakat yang bakal maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014 mendatang mempunyai motif ekonomi ketimbang mensejahterahkan masyarakat.
Bahkan dalam catatan Jatam, sebanyak 39,09 persen caleg bertahan (petahana) masih "ngebet" duduk di kursi Senayan lantaran faktor ekonomi.
"Kondisi itu tak akan berubah mengingat 90 persen lebih anggota DPR RI periode 2009-2014 kembali mencalonkan diri pada pemilu nanti," kata Koordinator Jatam Hendrik Siregar saat diskusi 'Selamatkan Indonesia dari Politik Penjarahan Tambang dan Energi' di Galeri Cipta, TIM, Cikini, Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Dari temuan Jatam di dua provinsi yakni Kalimantan dan Sumatera, hampir 40 persen caleg yang bakal maju kembali pada pemilu mendatang dinilai berbisnis di sektor tambang dan migas.
"Di dua pulau ini, dari temuan kita rata-rata (caleg) mereka pengurus partai di daerah dan juga caleg," ujarnya.
Karena itu, kontestasi politik mendatang, caleg maupun kalangan pengusaha masih menjadikan pemilu sebagai sasaran empuk untuk "menjarah" sumber daya alam Indonesia.
"Timbal baliknya nanti orang partai atau mungkin pengusaha yang telah membiayai kampanye pasti dapat keuntungan," tuturnya.
Sekadar informasi, Jatam melakukan penelitian penguasaan sektor tambang dan energi di dua provinsi yakni Kalimantan dan Sumatera. Dipilih dua pulau tersebut karena kekayaan alam di sektor tambang dan energi.
Hasil temuan Jatam, menyebutkan para politikus partai yang nyaleg kembali disinyalir memiliki saham di sektor sumber kekayaan alam terbatas tersebut.
Baca berita:
Caleg ini sumbang Rp6 M untuk Gerindra
Bahkan dalam catatan Jatam, sebanyak 39,09 persen caleg bertahan (petahana) masih "ngebet" duduk di kursi Senayan lantaran faktor ekonomi.
"Kondisi itu tak akan berubah mengingat 90 persen lebih anggota DPR RI periode 2009-2014 kembali mencalonkan diri pada pemilu nanti," kata Koordinator Jatam Hendrik Siregar saat diskusi 'Selamatkan Indonesia dari Politik Penjarahan Tambang dan Energi' di Galeri Cipta, TIM, Cikini, Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Dari temuan Jatam di dua provinsi yakni Kalimantan dan Sumatera, hampir 40 persen caleg yang bakal maju kembali pada pemilu mendatang dinilai berbisnis di sektor tambang dan migas.
"Di dua pulau ini, dari temuan kita rata-rata (caleg) mereka pengurus partai di daerah dan juga caleg," ujarnya.
Karena itu, kontestasi politik mendatang, caleg maupun kalangan pengusaha masih menjadikan pemilu sebagai sasaran empuk untuk "menjarah" sumber daya alam Indonesia.
"Timbal baliknya nanti orang partai atau mungkin pengusaha yang telah membiayai kampanye pasti dapat keuntungan," tuturnya.
Sekadar informasi, Jatam melakukan penelitian penguasaan sektor tambang dan energi di dua provinsi yakni Kalimantan dan Sumatera. Dipilih dua pulau tersebut karena kekayaan alam di sektor tambang dan energi.
Hasil temuan Jatam, menyebutkan para politikus partai yang nyaleg kembali disinyalir memiliki saham di sektor sumber kekayaan alam terbatas tersebut.
Baca berita:
Caleg ini sumbang Rp6 M untuk Gerindra
(kri)