Pernyataan Gita soal demokrasi & tudingan neolib
A
A
A
Sindonews.com - Tidak boleh ada seorang pun yang terpinggirkan dan tertinggal dalam negara demokrasi, itulah prinsip dasar dalam berdemokrasi.
Hal tersebut dikemukakan Calon Presiden (Capres) Konvensi Partai Demokrat, Gita Wirjawan, dalam sesi penyampaian visi Capres Konvensi Partai Demokrat.
"Demokrasi merupakan azas yang diyakininya akan mengantarkan Indonesia pada kegemilangan dan kesejahteraan," kata Gita di Sekretariat Konvensi Demokrat, Jalan Patiunus Nomor 75, Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2013).
Menurut Gita, demokrasi merupakan asas yang diyakininya akan mengantarkan Indonesia pada kegemilangan dan kesejahteraan. Rakyat jadinya diberi peran besar dan pemerintah harus memastikan semua orang mendapat hak yang sama.
"Keterjangkauan daya beli dan pemerataan keadilan adalah esensi ekonomi kerakyatan yang dipahaminya. Prestasi Indonesia sebagai negara demokratis dengan penduduk muslim terbesar di dunia harus diiringi oleh pelembagaan nilai demokrasi dengan mengutamakan kepentingan rakyat," ucapnya.
Menteri Perdagangan (Mendag) ini mengungkapkan, siapa pun pemimpin yang terpilih nanti, rakyat harus yang terdepan diminta urun rembuk, utamanya guna profesionalisasi dan transparansi pejabat negara.
Menurutnya, tanpa peran rakyat, Indonesia tidak mungkin bisa melanjutkan eksistensi demokrasi. "Saya sangat menghargai setiap butir keringat yang didedikasikan untuk kesejahteraan. Jadi, semua orang di Republik ini harus urun rembuk, bukan sekadar urun tangan, karena perlu solusi," paparnya.
Menjawab sorotan bahwa dirinya merupakan penganut ekonomi neoliberal, Gita membeberkan beberapa kebijakan Kemendag yang justru berpihak pada produk lokal.
"Sampai sekarang, saya tidak jelas dengan maksud neolib itu. Namun saya Menteri Perdagangan pertama yang membatasi jumlah retail agar tidak mematikan warung-warung yang jadi urat nadi rakyat. Juga saya wajibkan mereka menjual komoditi lokal hingga 80 persen," pungkasnya.
Hal tersebut dikemukakan Calon Presiden (Capres) Konvensi Partai Demokrat, Gita Wirjawan, dalam sesi penyampaian visi Capres Konvensi Partai Demokrat.
"Demokrasi merupakan azas yang diyakininya akan mengantarkan Indonesia pada kegemilangan dan kesejahteraan," kata Gita di Sekretariat Konvensi Demokrat, Jalan Patiunus Nomor 75, Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2013).
Menurut Gita, demokrasi merupakan asas yang diyakininya akan mengantarkan Indonesia pada kegemilangan dan kesejahteraan. Rakyat jadinya diberi peran besar dan pemerintah harus memastikan semua orang mendapat hak yang sama.
"Keterjangkauan daya beli dan pemerataan keadilan adalah esensi ekonomi kerakyatan yang dipahaminya. Prestasi Indonesia sebagai negara demokratis dengan penduduk muslim terbesar di dunia harus diiringi oleh pelembagaan nilai demokrasi dengan mengutamakan kepentingan rakyat," ucapnya.
Menteri Perdagangan (Mendag) ini mengungkapkan, siapa pun pemimpin yang terpilih nanti, rakyat harus yang terdepan diminta urun rembuk, utamanya guna profesionalisasi dan transparansi pejabat negara.
Menurutnya, tanpa peran rakyat, Indonesia tidak mungkin bisa melanjutkan eksistensi demokrasi. "Saya sangat menghargai setiap butir keringat yang didedikasikan untuk kesejahteraan. Jadi, semua orang di Republik ini harus urun rembuk, bukan sekadar urun tangan, karena perlu solusi," paparnya.
Menjawab sorotan bahwa dirinya merupakan penganut ekonomi neoliberal, Gita membeberkan beberapa kebijakan Kemendag yang justru berpihak pada produk lokal.
"Sampai sekarang, saya tidak jelas dengan maksud neolib itu. Namun saya Menteri Perdagangan pertama yang membatasi jumlah retail agar tidak mematikan warung-warung yang jadi urat nadi rakyat. Juga saya wajibkan mereka menjual komoditi lokal hingga 80 persen," pungkasnya.
(maf)