Kronologi penggerebekan terduga teroris di Ciputat

Rabu, 01 Januari 2014 - 13:57 WIB
Kronologi penggerebekan terduga teroris di Ciputat
Kronologi penggerebekan terduga teroris di Ciputat
A A A
Sindonews.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menguraikan kronologi penggerebekan sebuah rumah yang dijadikan tempat berlindung (safe house) terduga teroris di Ciputat, Tangerang Selatan.

Boy menuturkan, penggerebekan itu merupakan hasil pengembangan tertangkapnya terduga teroris bernama Anton alias Septi di Banyumas, Jawa Tengah pada 31 Desember 2013 sekira pukul 14.00 waktu setempat.

"Jadi hasil penangkapan di sana (Banyumas) penyidik mendapatkan informasi teman-teman Anton ini alias Septi yang bertempat tinggal di Kampung Sawah (Ciputat) di sebuah rumah kontrakan," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/1/2014).

Usai mendapatkan informasi dari hasil penangkapan itu, kata Boy, sekira pukul 20.00 WIB Densus 88 langsung langsung menyisir sebuah rumah di wilayah Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan. Dari situ mereka bertemu dengan Daeng alias Dayat.

"Dilakukan upaya penangkapan ketika salah satu keluar rumah (bernama) Daeng alias Dayat, (dia) akan meninggalkan lokasi dan mengendarai sepeda motor, namun ketika dihentikan ada upaya perlawanan dengan senjata api dan pisau," terangnya.

"Kemudian setelah dilakukan penangkapan ada sedikit aksi saling tembak dan saudara D (Daeng) dibawa ke rumah sakit dan meninggal dunia di rumah sakit," sambungnya.

Lanjut Boy, berdasarkan informasi yang dihimpun malam itu Densus 88 mengetahui bahwa di dalam sebuah rumah kontrakan yang dijadikan target penggerebekan terdapat senjata api dan bahan peledak.

"Awalnya hanya tiga sampai empat orang yang menguasai senjata api dan bahan peledak, itu info awal. Tetapi tidak mudah, upaya (pendekatan) dibalas aksi tembakan," ujarnya.

Sepanjang malam, aksi saling tembak pun tak terhindarkan dan baru berhenti sekira pukul 03.30 WIB, namun Densus 88 tidak langsung memasuki rumah tersebut.

"Karena gelap dan mobilisasi alat penerangan sulit, akhirnya menjelang agak terang baru memastikan langkah sekitar jam lima masuk ke dalam," kata Boy.

Terakhir, berhasil menguasai isi rumah itu Densus 88 mendapati orang-orang yang diduga merupakan teroris. "Dalam keadaan sudah tertembak oleh petugas dan posisi di (ruang) depan," tuntasnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6148 seconds (0.1#10.140)