Anas: SBY terlalu sabar dalam berkoalisi
A
A
A
Sindonews.com - Koalisi di Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai tidak efektif dan cenderung tak terkendali. Bahkan koalisi yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) itu, acapkali merepotkan Partai Demokrat sebagai pendukung utama SBY.
Hal tersebut dikatakan mantan Ketua Umum Partai Demoktrat, Anas Urbaningrum, lewat twitternya, @anasurbaningrum.
"Koalisi bongsor yg tdk terkonsolidasi bisa bikin repot. Pemerintahan bisa lamban dan gerakannya tdk lincah. Secara internal ada ide untuk rampingkan koalisi. Ramping tapi sehat dan konsisten. Daripada besar tapi tdk solid. #cawapressby," kicau Anas di twitternya, Kamis (26/12/2013) malam.
"Tetapi Pak SBY tdk mau ambil resiko. Koalisi tetap dipertahankan, meski dng hati yg "terluka". Konsolidasi yg tanpa resiko itu bernama Sekretariat Gabungan alias Setgab : tempat berhimpun partai2 koalisi. #cawapressby," imbuhnya.
Anas menceritakan, awalnya Setgab berjalan cukup baik dengan rajin rapat dan komunikasi politik berjalan baik. Namun dalam perjalanan, koalisi Setgab tidak utuh.
"Tetapi lama2 Setgab tetap kelihatan sbg "koalisi pelangi" yg nyata. Puncaknya adalah ketika voting interpelasi pajak. Kali ini, meski tdk didukung Golkar dan PKS, Demokrat dkk menang tipis. Hanya 2 suara (konon mestinya 1 suara). #cawapressby," ungkapnya.
Pendiri Organisasi Masyarakat (Ormas) Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) ini mengungkapkan, meski sudah diupayakan solid, tetap saja koalisi tidak solid. Menurutnya, hal itu terlihat ketika DPR voting tentang Timwas Century.
"Sejatinya yg kecewa bukan hanya Pak SBY dan Demokrat thd koalisi yg "tidak sejati". Partai2 juga cenderung tdk puas. Curhat para elit partai koalisi kadangkala terekspresikan adanya jarak antara harapan dan kenyataan. #cawapressby," ucapnya.
"Kurang puas dalam berkoalisi ini wajar saja, krn memang pesertanya banyak dng kepentingan dan harapan masing2. Meski memendam "luka", tetapi Pak SBY terlalu "sabar". Kuat kesan tdk berani bersikap tegas. Pakai rumus "zero-risk". #cawapressby," tambahnya.
Malam ini Anas sindir SBY-Prabowo-Yusril
Sinyal Prabowo merapat ke Demokrat
Hal tersebut dikatakan mantan Ketua Umum Partai Demoktrat, Anas Urbaningrum, lewat twitternya, @anasurbaningrum.
"Koalisi bongsor yg tdk terkonsolidasi bisa bikin repot. Pemerintahan bisa lamban dan gerakannya tdk lincah. Secara internal ada ide untuk rampingkan koalisi. Ramping tapi sehat dan konsisten. Daripada besar tapi tdk solid. #cawapressby," kicau Anas di twitternya, Kamis (26/12/2013) malam.
"Tetapi Pak SBY tdk mau ambil resiko. Koalisi tetap dipertahankan, meski dng hati yg "terluka". Konsolidasi yg tanpa resiko itu bernama Sekretariat Gabungan alias Setgab : tempat berhimpun partai2 koalisi. #cawapressby," imbuhnya.
Anas menceritakan, awalnya Setgab berjalan cukup baik dengan rajin rapat dan komunikasi politik berjalan baik. Namun dalam perjalanan, koalisi Setgab tidak utuh.
"Tetapi lama2 Setgab tetap kelihatan sbg "koalisi pelangi" yg nyata. Puncaknya adalah ketika voting interpelasi pajak. Kali ini, meski tdk didukung Golkar dan PKS, Demokrat dkk menang tipis. Hanya 2 suara (konon mestinya 1 suara). #cawapressby," ungkapnya.
Pendiri Organisasi Masyarakat (Ormas) Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) ini mengungkapkan, meski sudah diupayakan solid, tetap saja koalisi tidak solid. Menurutnya, hal itu terlihat ketika DPR voting tentang Timwas Century.
"Sejatinya yg kecewa bukan hanya Pak SBY dan Demokrat thd koalisi yg "tidak sejati". Partai2 juga cenderung tdk puas. Curhat para elit partai koalisi kadangkala terekspresikan adanya jarak antara harapan dan kenyataan. #cawapressby," ucapnya.
"Kurang puas dalam berkoalisi ini wajar saja, krn memang pesertanya banyak dng kepentingan dan harapan masing2. Meski memendam "luka", tetapi Pak SBY terlalu "sabar". Kuat kesan tdk berani bersikap tegas. Pakai rumus "zero-risk". #cawapressby," tambahnya.
Malam ini Anas sindir SBY-Prabowo-Yusril
Sinyal Prabowo merapat ke Demokrat
(maf)