Makan bersama eratkan persaudaraan antar sesama
A
A
A
Sindonews.com - Komunitas Sant Egidio menyatakan kegiatan jamuan makan siang bersama dengan anak-anak panti asuhan dan masyarakat tak berpunya merupakan tradisi kebersamaan untuk mempererat persaudaraan masyarakat berbeda agama.
Menurut ketua panitia, Eveline Winarko, kegiatan tersebut sengaja diperuntukan bagi masyarakat baik yang beragama Nasrani, maupun muslim untuk sama-sama menghargai perbedaan.
"Kami dua Minggu sekali turun kejalan (tatap muka), bagi-bagi makanan. Karena kami udah akrab, kami menawarkan kebersamaan," kata Evaline, di Panti Asuhan Vicentius Putra, Kramat Raya, Jakarta, Rabu (25/12/2013).
Memang, cerita Evaline, pihaknya juga khawatir kegiatan tersebut bisa mendatangkan kecurigaan masyarakat. Namun, kata dia, semua peserta sudah memahami tentang latar belakang masing-masing.
Bahkan, lanjut dia, kegiatan makan bersama itu bagian dari bakti sosial. Dimana, kata dia, semua agama mengajarkan hal tersebut.
"Mungkin ada curiga. Tapi mereka sudah kenal, mereka tahu kami Katolik. Yang jelas kami enggak ada bawa-bawa nama-nama agama," ujarnya.
Termasuk soal dana kegiatan, menurutnya, cara itu juga bisa menimbulkan kecurigaan. Tetapi, ia menjelaskan, sumber dana untuk kegiatan tersebut adalah dari sumbangan masyarakat dan pemeluk Katolik.
"Kalau kami sendiri pasti enggak kuat. Mereka sahabat-sahabat kita secara sukarela kasih sumbangan," paparnya.
Bertempat di Panti Asuhan Vicentius Putra, Kramat Raya, Jakarta Pusat, kegiatan jamuan makan bersama itu menghadirkan 556 anak-anak dan orang dewasa yang tinggal di wilayah Sunter, Tarakan, Kramat Tungkak, Tanjung Priok yang berlatar belakang anak-anak jalanan.
Menurut ketua panitia, Eveline Winarko, kegiatan tersebut sengaja diperuntukan bagi masyarakat baik yang beragama Nasrani, maupun muslim untuk sama-sama menghargai perbedaan.
"Kami dua Minggu sekali turun kejalan (tatap muka), bagi-bagi makanan. Karena kami udah akrab, kami menawarkan kebersamaan," kata Evaline, di Panti Asuhan Vicentius Putra, Kramat Raya, Jakarta, Rabu (25/12/2013).
Memang, cerita Evaline, pihaknya juga khawatir kegiatan tersebut bisa mendatangkan kecurigaan masyarakat. Namun, kata dia, semua peserta sudah memahami tentang latar belakang masing-masing.
Bahkan, lanjut dia, kegiatan makan bersama itu bagian dari bakti sosial. Dimana, kata dia, semua agama mengajarkan hal tersebut.
"Mungkin ada curiga. Tapi mereka sudah kenal, mereka tahu kami Katolik. Yang jelas kami enggak ada bawa-bawa nama-nama agama," ujarnya.
Termasuk soal dana kegiatan, menurutnya, cara itu juga bisa menimbulkan kecurigaan. Tetapi, ia menjelaskan, sumber dana untuk kegiatan tersebut adalah dari sumbangan masyarakat dan pemeluk Katolik.
"Kalau kami sendiri pasti enggak kuat. Mereka sahabat-sahabat kita secara sukarela kasih sumbangan," paparnya.
Bertempat di Panti Asuhan Vicentius Putra, Kramat Raya, Jakarta Pusat, kegiatan jamuan makan bersama itu menghadirkan 556 anak-anak dan orang dewasa yang tinggal di wilayah Sunter, Tarakan, Kramat Tungkak, Tanjung Priok yang berlatar belakang anak-anak jalanan.
(lal)