BMKG imbau untuk antisipasi siklon tropis
A
A
A
Sindonews.com - Sejak Minggu 15 Desember 2013 telah terpantau adanya sebuah gangguan tekanan rendah, yang dicurigai sebagai bibit siklon tropis di Samudera Hindia, barat daya Bengkulu.
Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Achmad Zakir. Menurutnya, bibit tersebut kemudian berkembang dan meningkat intensitasnya.
"Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis (TCWC) Jakarta telah memantau perkembangan bibit siklon ini dan telah mengeluarkan peringatan dini untuk bibit ini pada 17 Desember 2013," kata Achmad Zakir, lewat rilisnya kepada Sindonews, Rabu (18/12/2013).
Achmad menjelaskan, pada (18/12) sekira pukul 07.00 WIB bibit badai tersebut menjadi Siklon Tropis yang telah diberi nama Bruce dengan posisi sekira 10.3 Lintang Selatan (LS) dan 96.4 Bujur Timur (BT) atau 970 km barat daya Bengkulu.
"Penamaan siklon tropis Bruce diberikan oleh Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis (TCWC) Perth, karena berada di luar wilayah tanggung jawab TCWC Jakarta. Namun demikian Jakarta TCWC tetap melakukan monitoring secara rutin," ungkapnya.
Menurutnya, pergerakan siklon tropis Bruce menjauhi wilayah Indonesia bagian Barat, ke arah selatan barat daya. Meskipun siklon tropis Bruce menjauhi wilayah Indonesia, tetap mempunyai dampak tidak langsung di beberapa tempat di Sumatera dan Jawa.
"Dampak yang ditimbulkan antara lain, berupa potensi hujan dengan intensitas ringan hingga
sedang kadang lebat terutama di wilayah Bengkulu bagian barat dan selatan, Lampung
bagian barat dan selatan, Jakarta dan Banten," ujarnya.
"Dampak lain yang harus diwaspadai adalah gelombang laut yang mencapai tiga sampai empat meter, terutama di Perairan Kepulauan Nias, Perairan barat Padang, Perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat, Mentawai hingga Lampung," imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, serta gelombang laut dengan tinggi empat sampai enam meter di Kepulauan Mentawai, Perairan Enggano hingga Bengkulu, dan Samudera Hindia barat Mentawai hingga Lampung.
"Sementara angin kencang di atas 20 knot (37 km/jam) dapat terjadi terutama di pesisir barat Sumatera bagian tengah hingga selatan," pungkasnya.
Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Achmad Zakir. Menurutnya, bibit tersebut kemudian berkembang dan meningkat intensitasnya.
"Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis (TCWC) Jakarta telah memantau perkembangan bibit siklon ini dan telah mengeluarkan peringatan dini untuk bibit ini pada 17 Desember 2013," kata Achmad Zakir, lewat rilisnya kepada Sindonews, Rabu (18/12/2013).
Achmad menjelaskan, pada (18/12) sekira pukul 07.00 WIB bibit badai tersebut menjadi Siklon Tropis yang telah diberi nama Bruce dengan posisi sekira 10.3 Lintang Selatan (LS) dan 96.4 Bujur Timur (BT) atau 970 km barat daya Bengkulu.
"Penamaan siklon tropis Bruce diberikan oleh Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis (TCWC) Perth, karena berada di luar wilayah tanggung jawab TCWC Jakarta. Namun demikian Jakarta TCWC tetap melakukan monitoring secara rutin," ungkapnya.
Menurutnya, pergerakan siklon tropis Bruce menjauhi wilayah Indonesia bagian Barat, ke arah selatan barat daya. Meskipun siklon tropis Bruce menjauhi wilayah Indonesia, tetap mempunyai dampak tidak langsung di beberapa tempat di Sumatera dan Jawa.
"Dampak yang ditimbulkan antara lain, berupa potensi hujan dengan intensitas ringan hingga
sedang kadang lebat terutama di wilayah Bengkulu bagian barat dan selatan, Lampung
bagian barat dan selatan, Jakarta dan Banten," ujarnya.
"Dampak lain yang harus diwaspadai adalah gelombang laut yang mencapai tiga sampai empat meter, terutama di Perairan Kepulauan Nias, Perairan barat Padang, Perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat, Mentawai hingga Lampung," imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, serta gelombang laut dengan tinggi empat sampai enam meter di Kepulauan Mentawai, Perairan Enggano hingga Bengkulu, dan Samudera Hindia barat Mentawai hingga Lampung.
"Sementara angin kencang di atas 20 knot (37 km/jam) dapat terjadi terutama di pesisir barat Sumatera bagian tengah hingga selatan," pungkasnya.
(maf)