Saksi sebut tanah Hambalang seperti kerupuk
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Geo Invest, Idrus, dihadirkan ke persidangan proyek Sport Center Hambalang, Jawa Barat dengan terdakwa mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Deddy Kusdinar.
Dalam kesaksiannya Idrus mengatakan, setelah melakukan penelitian ternyata tanah di kawasan Hambalang ekspansif (tidak liat). Bahkan, ditemukan titik rawan longsor di tanah proyek senilai Rp2,5 triliun itu.
"Banyak titik-titik rawan longsor. Setelah saya bor dengan kedalaman 2 sampai 4 meter tanahnya ekspansif," kata Idrus saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Selasa (17/12/2013).
Bahkan dia menyebut tanah di Hambalang seperti kerupuk. "Kalau tanahnya diangkat, dicampur cairan kemudian dikeringkan jadinya seperti kerupuk. Lebih dari itu baru ketemu lapisan tanah yang keras," imbuhnya.
Selain itu, dia mengaku pihaknya sudah mencari sumber air dengan cara mengalirkan listrik ke tanah dan mendeteksi lapisan tanah lebih dari 20 meter ternyata hasil dikawasan tersebut sulit ditemukan sumber mata air.
Bahkan,dibawah tanah proyek Hambalang ada patahan yang memiliki resiko bencana sangat tinggi. "Di lokasi proyek ada patahan. Sesar dangkal yang kecil. Kalau daerah pernah gempa atau longsor pasti ada patahan," tukas Idrus.
Idrus mengatakan perusahaannya dikontrak oleh PT Yodya Karya yang mendapatkan lelang proyek manajemen konstruksi proyek Hambalang, selain PT Ciriajasa Cipta Mandiri.
Kasus Hambalang, KPK periksa Muhaimin
Dalam kesaksiannya Idrus mengatakan, setelah melakukan penelitian ternyata tanah di kawasan Hambalang ekspansif (tidak liat). Bahkan, ditemukan titik rawan longsor di tanah proyek senilai Rp2,5 triliun itu.
"Banyak titik-titik rawan longsor. Setelah saya bor dengan kedalaman 2 sampai 4 meter tanahnya ekspansif," kata Idrus saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Selasa (17/12/2013).
Bahkan dia menyebut tanah di Hambalang seperti kerupuk. "Kalau tanahnya diangkat, dicampur cairan kemudian dikeringkan jadinya seperti kerupuk. Lebih dari itu baru ketemu lapisan tanah yang keras," imbuhnya.
Selain itu, dia mengaku pihaknya sudah mencari sumber air dengan cara mengalirkan listrik ke tanah dan mendeteksi lapisan tanah lebih dari 20 meter ternyata hasil dikawasan tersebut sulit ditemukan sumber mata air.
Bahkan,dibawah tanah proyek Hambalang ada patahan yang memiliki resiko bencana sangat tinggi. "Di lokasi proyek ada patahan. Sesar dangkal yang kecil. Kalau daerah pernah gempa atau longsor pasti ada patahan," tukas Idrus.
Idrus mengatakan perusahaannya dikontrak oleh PT Yodya Karya yang mendapatkan lelang proyek manajemen konstruksi proyek Hambalang, selain PT Ciriajasa Cipta Mandiri.
Kasus Hambalang, KPK periksa Muhaimin
(lal)