Kebenaran di dalam pertumbuhan rohani

Senin, 16 Desember 2013 - 16:33 WIB
Kebenaran di dalam pertumbuhan...
Kebenaran di dalam pertumbuhan rohani
A A A
Sindonews.com - Ibrani 12:1-2, karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan tahta Allah.

Setiap kita harus terus bertumbuh, bukan hanya secara jasmani tetapi juga bertumbuh di dalam kerohanian kita. Ada beberapa hal yang kita perlu ketahui tentang pertumbuhan rohani ini.

1. Pertumbuhan rohani bukan berarti bebas dari masalah. Setiap kita pasti mempunyai masalah, namun bedanya adalah cara pandang masing-masing individu terhadap masalah mereka. Misalnya, sewaktu kita kecil semua tampak besar bagi kita, namun setelah kita bertumbuh menjadi dewasa, apa yang dulu tampak besar tidak lagi kelihatan begitu besar.

Sudut pandang kita berubah! Begitu juga jika kita bertumbuh dalam kerohanian kita dan menjadi dewasa rohani, masalah akan menjadi tampak kecil.

2. Pertumbuhan sama seperti orang yang berlomba. Perlombahan iman bagi umat yang percaya adalah suatu kewajiban. Setiap kita harus ambil bagian dalam perlombaan ini. Perbedaan perlombaan ini dengan perlombaan olah raga yang ada di dunia adalah di dalam perlombaan iman kita tidak mempunyai orang lain sebagai saingan kita.

Saingan dalam perlombaan iman adalah diri kita sendiri, yaitu manusia lama kita. Kita harus mengalahkan manusia lama kita, kesombongan, dan juga segala kedagingan kita. 2 Korintus 12:7

Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggecoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.

Rasul Paulus sadar bahwa masalah yang paling besar ada di dalam dirinya sendiri supaya ia tidak menjadi sombong. Janganlah juga kita mencintai diri sendiri (2 Timotius 3:1-5), sebab segala sesuatu yang kita cintai lebih dari Tuhan adalah suatu penyembahan berhala.

Dalam perlombaan ini, kita juga perlu menanggalkan segala beban yang ada. Tiga macam beban adalah:
a. Pola hidup yang salah. Contohnya: tidak mengatur keuangan kita dengan baik sehingga kita harus berhutang sana sini, tidak mengatur dan menggunakan waktu dengan baik, dsb.

b. Beban palsu. Contohnya: ketidakmampuan kita untuk menolong semua orang.
Sebagai manusia, kita mempunyai batas. Kita tidak bisa menolong setiap orang. Janganlah membebani diri kita dengan beban palsu ini.

c. Kepercayaan yang salah. Kita harus meneliti Firman Tuhan. Jangan hanya menerima semua asumsi, fakta dan spekulasi yang dilontarkan oleh pengkhotbah. Yang harus kita terima adalah kebenaran yang ada di balik semuanya itu.

Begitu juga dengan kesaksian-kesaksian hidup orang lain. Jangan tiru kesaksiannya, namum lihatlah apa kebenaran yang ada di dalam kesaksian tersebut.

3. Di dalam pertumbuhan kita harus terfokus kepada Yesus. Setiap kita harus mengfokuskan mata kita kepada Yesus sebab Ia yang memulai iman kita, dan Ia jugalah yang akan menyempurnakannya.

Janganlah kita fokuskan mata kita kepada seorang individu selain Yesus. Jikalau kita memandang hanya kepada Yesus, maka kita akan dapat bertekun dalam penderitaan.

Menjadi tua itu otomatis, tetapi menjadi dewasa adalah suatu keputusan!

(Oleh: Jonathan Pattiasina/www.jawaban.com)
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0612 seconds (0.1#10.140)