Mahfud MD: Agama & politik itu saudara kembar
A
A
A
Sindonews.com - Agama dan politik itu ibarat saudara kembar, atau dua sisi koin dari satu mata uang yang sama. Keduanya saling melengkapi, tidak bisa yang satu meninggalkan yang lain. Jadi, sebagai umat Islam kita wajib berpolitik.
Demikian ditegaskan oleh Mahfud MD, mengutip pendapat Imam Al Ghazali dalam karya monumentalnya Ihya Ulumuddin, dalam seminar bertema "Islam Dan Politik" yang diselenggarakan oleh IAIN Palu, Kamis (12/12/13).
Hadir dalam seminar ini, Kapolda Provinsi Palu beserta jajaran, perwakilan Gubernur, politikus, tokoh ormas serta ratusan aktivis mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi setempat.
Kalau umat Islam tak berpolitik, tambah Mahfud MD dalam orasi ilmiahnya, maka umat Islam akan digilas oleh gerakan politik yang dikendalikan oleh orang lain. Namun, Politik yang dimaksudkan mahfud di sini, adalah politik kebangsaan atau politik kenegaraan.
"Politik tidak harus dimaknai sebagai politik praktis yang akhir-akhir ini cenderung kotor dan citranya sedang terpuruk karena banyak politikus yang terlibat masalah korupsi," katanya.
Untuk itu, Mahfud mengajak umat Islam melakukan langkah politik dalam dua level sekaligus. Pertama, adalah politik kebangsaan yang bisa memadukan konsep kreatif mengenai hubungan agama dan negara di negeri yang majemuk ini lewat pikiran-pikiran cerdas seperti yang ditampilkan oleh KH Ahmad Siddiq, Gus Dur, Nur Cholish Madjid dan lainnya.
Langkah kedua, katanya, adalah melakukan politik praktis yakni melakukan perjuangan lewat partai politik. Agar partai politik itu ke depan menjadi sehat, maka orang-orang yang baik, profesional dan jujur harus masuk partai politik.
"Kalau tidak, demokrasi akan menjadi oligarkis dikuasai oleh sekelompok elite yang tak jujur," sambung kandidat presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Baca berita:
Ancaman demokrasi Indonesia di mata Mahfud MD
Demikian ditegaskan oleh Mahfud MD, mengutip pendapat Imam Al Ghazali dalam karya monumentalnya Ihya Ulumuddin, dalam seminar bertema "Islam Dan Politik" yang diselenggarakan oleh IAIN Palu, Kamis (12/12/13).
Hadir dalam seminar ini, Kapolda Provinsi Palu beserta jajaran, perwakilan Gubernur, politikus, tokoh ormas serta ratusan aktivis mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi setempat.
Kalau umat Islam tak berpolitik, tambah Mahfud MD dalam orasi ilmiahnya, maka umat Islam akan digilas oleh gerakan politik yang dikendalikan oleh orang lain. Namun, Politik yang dimaksudkan mahfud di sini, adalah politik kebangsaan atau politik kenegaraan.
"Politik tidak harus dimaknai sebagai politik praktis yang akhir-akhir ini cenderung kotor dan citranya sedang terpuruk karena banyak politikus yang terlibat masalah korupsi," katanya.
Untuk itu, Mahfud mengajak umat Islam melakukan langkah politik dalam dua level sekaligus. Pertama, adalah politik kebangsaan yang bisa memadukan konsep kreatif mengenai hubungan agama dan negara di negeri yang majemuk ini lewat pikiran-pikiran cerdas seperti yang ditampilkan oleh KH Ahmad Siddiq, Gus Dur, Nur Cholish Madjid dan lainnya.
Langkah kedua, katanya, adalah melakukan politik praktis yakni melakukan perjuangan lewat partai politik. Agar partai politik itu ke depan menjadi sehat, maka orang-orang yang baik, profesional dan jujur harus masuk partai politik.
"Kalau tidak, demokrasi akan menjadi oligarkis dikuasai oleh sekelompok elite yang tak jujur," sambung kandidat presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Baca berita:
Ancaman demokrasi Indonesia di mata Mahfud MD
(kri)