SBY: Bangsa cerdas selalu evaluasi perubahan
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, bangsa yang cerdas dan bijak selalu melakukan evaluasi dan refleksi untuk secara sadar melakukan perbaikan dan perubahan, daripada terjadi revolusi baru, revolusi sosial atau perubahan yang dipaksakan, yang sering menyakitkan.
"Kita pernah alami itu," ujar Presiden SBY saat menyampaikan pidato kunci pada acara Kongres Kebangsaan di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta, Rabu (11/12/2013).
Menurut dia, selalu ada dua tipe manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Yaitu, mereka yang ingin perubahan dan yang antiperubahan. Dia menambahkan, dalam kehidupan bernegara di manapun, selalu ada benturan diantara dua kubu tersebut, terutama kaum ekstrim di masing-masing kubu.
"Mudah-mudahan kita semua di ruangan ini memiliki pemikiran jernih dan rasional bahwa perubahan tidak ditabukan, sepanjang memiliki kepentingan dan urgensi untuk kebaikan," tuturnya.
Perubahan, ujar dia, harus dilaksanakan dengan cara dan proses yang tepat. "Kalau ada risiko instabilitas goncangan resistensi, segala sesuatunya telah dikalkulasikan," imbuhnya.
Menunggu iktikad baik SBY-Boediono
"Kita pernah alami itu," ujar Presiden SBY saat menyampaikan pidato kunci pada acara Kongres Kebangsaan di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta, Rabu (11/12/2013).
Menurut dia, selalu ada dua tipe manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Yaitu, mereka yang ingin perubahan dan yang antiperubahan. Dia menambahkan, dalam kehidupan bernegara di manapun, selalu ada benturan diantara dua kubu tersebut, terutama kaum ekstrim di masing-masing kubu.
"Mudah-mudahan kita semua di ruangan ini memiliki pemikiran jernih dan rasional bahwa perubahan tidak ditabukan, sepanjang memiliki kepentingan dan urgensi untuk kebaikan," tuturnya.
Perubahan, ujar dia, harus dilaksanakan dengan cara dan proses yang tepat. "Kalau ada risiko instabilitas goncangan resistensi, segala sesuatunya telah dikalkulasikan," imbuhnya.
Menunggu iktikad baik SBY-Boediono
(lal)