Merasakan keteduhan Sumur Maria Kitiran Mas

Selasa, 10 Desember 2013 - 15:56 WIB
Merasakan keteduhan...
Merasakan keteduhan Sumur Maria Kitiran Mas
A A A
Sindonews.com - Lokasi Sumur Maria Kitiran Mas berada di dalam Gereja St Maria Assumpta di Paroki Pakem Yogyakarta, tepatnya ada di Jalan Kaliurang KM 17, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Gereja mudah ditemukan karena terletak di jalan utama menuju Tempat Wisata Kaliurang.

Di dalam gereja ada dua sumur yang berasal dari mata air yang sama. Sumur yang kecil berdiameter sekitar 20 cm. Sumur ini digali pada tahun 1985. Sumur ini sempat ditutup namun pada akhirnya dibuka kembali. Sumur Kitiran Mas ini diberkati kembali pada tanggal 14 Oktober 2001.

Dan pada tahun 2002 dibuat sumur yang lebih besar (berdiameter 70 Cm). Pembuatan sumur besar ini dikarenakan banyak peziarah yang mengambil air sumur, sumur kecil tentu tidak mampu melayani peziarah dengan cepat. Tirakatan atau berdoa bersama di depan gua tiap malam rebo pahing (kalender Jawa) dengan acara Rebo Paingan.

Pada awalnya di bawah patung Bunda Maria terdapat jambangan berisi air yang diletakkan dengan tujuan agar tercipta suasana sejuk pada orang yang berdoa. Namun banyak umat meminum air tersebut setelah berdoa sehingga menjadi suatu kebiasaan untuk meminum air tersebut setelah berdoa. Ada beberapa orang yang mengalami mukjizat kesembuhan setelah meminum air itu.

Kemudian Romo G.P Sindhunata memiliki pemikiran bahwa di bawah patung terdapat sumber air yang bisa digali. Penggalian dilakukan hanya berukuran kecil. Atas dasar pemikiran umat bahwa bagi Tuhan itu tidak ada yang mustahil jadi ukuran kecil pun pasti bisa mendapatkan air.

Setelah penggalian dengan usaha keras akhirnya mata air itu ditemukan. Semenjak itu banyak orang datang untuk berdoa dan berziarah di tempat ini.

Awal pembuatan sumur ini berjalan demikian lambat, karena pembuatannya dilakukan dengan cara manual. Sebelum sumur dibuat, telah dilakukan tirakat selama kurang lebih setahunan untuk mencari tujuh sumber air dari mata air yang berbeda di lereng-lereng Gunung Merapi.

Tirakat lain juga ditempuh untuk mencari tujuh jenis bunga yang berbeda. Ketujuh air yang didapatkan dalam tirakat atau laku prihatin itu berasal dari Tuk (sumber air) Celeng, Tuk Wengi, Tuk Sangkan Paran, Tuk Rembulan, Tuk Ulam, Tuk Cuwo, dan Tuk Macan.

Pencarian tujuh air dari tujuh sumber yang disertai laku prihatin dan doa itu akhirnya ditutup dengan doa Novena kepada Bunda Maria. Air tujuh sumber dan bunga tujuh macam pun dimasukkan ke dalam sumur tersebut. Semua unsur itu menyatu dalam sumur tersebut. Umat setempat menandai sumur tersebut dengan nama Sumur Kitiran Mas atau Sumur Kitiran Kencana.

Sumur ini dilengkapi dengan timba dengan ember bergambar salib. Di sekitar sumur juga ada tempat khusus untuk penyalaan lilin. Ada pula deretan kendi, patung-patung batu yang menggambarkan Buto Bajang, Kupu-kupu, Ikan Kotes, dan Katak.

Patung-patung batu ini merupakan lambang bahwa manusia harus bekerja keras menghadapi segala tantangan. Patung Kupu-kupu perlambang keikhlasan menjalankan kewajiban dan tugas hidup. Patung Katak melambangkan kepasrahan dan kesederhanaan.

Manusia digambarkan seperti Ikan Kotes, yang berkat air kasih-Nya manusia bisa berenang dengan indah dunia. Patung Buto Bajang mengingatkan manusia agar rendah hati dan tulus.

(Disadur dari: Buku 50 Tahun Gereja Maria Assumpta Pakem)
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0883 seconds (0.1#10.140)