Minat siswa terhadap pendidikan seni budaya terus menurun
A
A
A
Sindonews.com - Walau sudah lama pendidikan seni dan budaya asli ada di kurikulum, namun minat siswa untuk mempelajarinya masih rendah. Pemerintah pun mulai tahun ini akan menggenjot kembali pelajaran tersebut di kelas.
Direktur Pembinaan Kepercayaan Kepada Tuhan YME dan Tradisi Ditjen Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Gendro Nurhadi menerangkan, kementerian mengintervensi pelajaran tersebut dengan bantuan alat-alat kesenian untuk sekolah dan komunitas seni dan budaya di seluruh Indonesia.
"Kami sudah menjalankan program pemberian alat kesenian sejak 2012. Tahun ini kami intensifkan kembali," katanya pada pembukaan Gelar Budaya Nusantara (GBN) 2013 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Senin (9/12/2013).
Sampai tahun ini, sudah tersalurkan ke 1400 titik baik sekolah baik tingkat SD sampai SMA maupun komunitas budaya. Gendro menambahkan, per sekolah akan didanai Rp150 juta untuk membeli alat-alat kesenian.
Kepala Sub Direktorat Pembinaan Seni Rupa Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kemendikbud Pustanto menambahkan, pada 2014 ini Kemendikbud meningkatkan jumlah penerima bantuan alat kesenian menjadi 2.500 sekolah dan komunitas seni dan budaya.
Selain untuk membeli peralatan kesenian, terangnya, bantuan tersebut digunakan untuk pembuatan mini theater di sekolah-sekolah. Nantinya para siswa akan secara langsung melihat pertunjukan seni atau pemutaran film kebudayaan.
Menurut dia, semakin sering siswa melihat pertunjukan seni maka akan menstimulus mereka untuk mengembangkan bakat seni yang dimiliki. Pustanto menambahkan, GBN 2013 yang dilaksanakan Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud ini mengambil tema Rayakan Keragaman Budaya Pangan Nusantara.
Acara ini menampilkan keragaman tradisi budaya dan kearifan lokal dari berbagai daerah se Nusantara. "Ini merupakan bentuk ekspresi dari masing-masing daerah termasuk kebiasaan masyarakat dalam menyambut datangnya musim tanam padi dan dalam menyambut musim panen tiba," ujarnya
Seni budaya, termasuk tradisi seperti ini harus pelihara dan jaga sebaik-baiknya. Langkah
konkretnya dengan memperkenalkan ke siswa-siswa di sekolah-sekolah. "Lewat cara GBN yang digelar pada tahun ke dua ini kami berharap masyarakat makin mengenal dan memahami sekaligus menghargai dan berperan aktif dalam menjaga memelihara sekaligus melestarikan kekayaan budaya dan tradisi yang selama ini kita punya," tutupnya.
Direktur Pembinaan Kepercayaan Kepada Tuhan YME dan Tradisi Ditjen Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Gendro Nurhadi menerangkan, kementerian mengintervensi pelajaran tersebut dengan bantuan alat-alat kesenian untuk sekolah dan komunitas seni dan budaya di seluruh Indonesia.
"Kami sudah menjalankan program pemberian alat kesenian sejak 2012. Tahun ini kami intensifkan kembali," katanya pada pembukaan Gelar Budaya Nusantara (GBN) 2013 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Senin (9/12/2013).
Sampai tahun ini, sudah tersalurkan ke 1400 titik baik sekolah baik tingkat SD sampai SMA maupun komunitas budaya. Gendro menambahkan, per sekolah akan didanai Rp150 juta untuk membeli alat-alat kesenian.
Kepala Sub Direktorat Pembinaan Seni Rupa Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kemendikbud Pustanto menambahkan, pada 2014 ini Kemendikbud meningkatkan jumlah penerima bantuan alat kesenian menjadi 2.500 sekolah dan komunitas seni dan budaya.
Selain untuk membeli peralatan kesenian, terangnya, bantuan tersebut digunakan untuk pembuatan mini theater di sekolah-sekolah. Nantinya para siswa akan secara langsung melihat pertunjukan seni atau pemutaran film kebudayaan.
Menurut dia, semakin sering siswa melihat pertunjukan seni maka akan menstimulus mereka untuk mengembangkan bakat seni yang dimiliki. Pustanto menambahkan, GBN 2013 yang dilaksanakan Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud ini mengambil tema Rayakan Keragaman Budaya Pangan Nusantara.
Acara ini menampilkan keragaman tradisi budaya dan kearifan lokal dari berbagai daerah se Nusantara. "Ini merupakan bentuk ekspresi dari masing-masing daerah termasuk kebiasaan masyarakat dalam menyambut datangnya musim tanam padi dan dalam menyambut musim panen tiba," ujarnya
Seni budaya, termasuk tradisi seperti ini harus pelihara dan jaga sebaik-baiknya. Langkah
konkretnya dengan memperkenalkan ke siswa-siswa di sekolah-sekolah. "Lewat cara GBN yang digelar pada tahun ke dua ini kami berharap masyarakat makin mengenal dan memahami sekaligus menghargai dan berperan aktif dalam menjaga memelihara sekaligus melestarikan kekayaan budaya dan tradisi yang selama ini kita punya," tutupnya.
(maf)