Kisah penampakan Bunda Maria dari Guadalupe

Selasa, 10 Desember 2013 - 07:15 WIB
Kisah penampakan Bunda...
Kisah penampakan Bunda Maria dari Guadalupe
A A A
Sindonews.com - Ini adalah salah satu dari peristiwa penampakan bunda Maria paling tua yang tercatat dalam sejarah agama Katolik, peristiwanya terjadi di Mexico, yang pada saat itu dihuni oleh oleh bangsa Aztec.

Pada tahun 1521 penjelajah Spanyol Hernan Cortez berhasil menaklukkan bangsa Aztec dengan menduduki ibukotanya. Bersamaan dengan pendudukan itu orang Spanyol juga menyebarkan agama Katolik ke antara suku indian Aztec.

Salah seorang indian bernama Quauhtlatoatzin dibaptis oleh Pastur Franciscan, lalu diganti namanya menjadi Juan Diego dan orang inilah yang berjumpa dengan Bunda Maria sampai 4 kali pada bulan Desember ditahun 1531.

Rentetan peristiwa penampakan itu dan kejadian-kejadian luar biasa yang menyertainya begitu istimewa, sehingga menempatkan peristiwa penampakan itu menjadi salah satu peristiwa penampakan paling terkenal sampai sekarang.

Bunda Maria menampakan dirinya kepada indian miskin tersebut di Tepeyac, sebuah bukit di timur laut kota Cuautitlan (sekarang Mexico), ia menyatakan dirinya sebagai "Ibu dari Allah yang benar", mengatakan kepada Juan Diego untuk memerintahkan uskup supaya membangun sebuah kuil.

Sebagai bukti penampakannya Bunda Maria mencetak citra dirinya pada tilma (semacam mantel yang dibuat dari serat kaktus) milik Juan Diego. Tilma itu adalah pakaian kualitas rendah yang seharusnya tidak bertahan sampai 20 tahun tetapi secara ajaib tilma itu tidak menunjukan tanda-tanda kerusakan setelah lebih 460 tahun kemudian.

Studi dengan peralatan digital moderen bahkan mengungkap bahwa pada gambar mata di kain itu terefleksi bayangan orang yang memandang Bunda Maria. Cerita penampakan tersebut di jelaskan dalam "Nican Mopohua" sebuah dokumen yang ditulis dengan bahasa Nahuatl (bahasa Aztec) oleh seorang indian terpelajar bernama Antonio Valeriano sekitar pertengahan abad 16.

Akan tetapi karya aslinya tidak pernah ditemukan dan salinan dari dokumen tersebut dipublikasikan oleh Luis Lasso de la Vega pada 1649.

Pada suatu Sabtu pagi-pagi sekali, Juan Diego sedang bergegas menuju Tlatilolco sebuah gereja di Mexico untuk melakukan kebaktian. Sesampai dikaki bukit Tepeyac, ia mendengar suara yang sangat merdu dari puncak bukit seolah suara berbagai burung bernyanyi.

Ia tidak pernah mendengar suara seperti itu dan merasa sangat heran. Setelah suara itu berhenti ia mendengar namanya dipanggil oleh seseorang dan puncak bukit itu, ia lalu memanjat bukit itu untuk mencari tahu.

Sesampai diatas ia melihat seorang wanita dengan pakaian berkilauan sangat indah sedang berdiri, sementara di sekitarnya bunga, rumput, batu dan sebagainya ikut tampak berkilauan. Wanita itu menyatakan dirinya sebagai perawan Maria, bunda Allah yang benar, Allah pencipta, penguasa surga dan dunia.

Ia menginginkan sebuah kuil dibangun di sini, supaya dari ini Allah akan memberikan semua kasih sayang, bantuan, perlindungan kepada semua penduduk di tanah ini dan akan menghapuskan semua kesedihan dan penderitaan kepada orang yang percaya padanya.

Ia juga menyuruh Juan Diego untuk menyampaikan maksudnya kepada uskup di Mexico. Setelah menghormat kepada Bunda Maria juga Diego langsung bergegas ke Mexico.

Ia kemudian langsung pergi ketempat uskup Juan de Zumarraga seorang Franciscan, setelah menunggu lama akhirnya uskup bersedia menerimanya. Ia menyampaikan apa yang dilihat dan didengarnya kepada uskup serta menyampaikan permintaan Bunda Maria untuk mendirikan kuil di bukit itu.

Tentu saja uskup tidak percaya, akan tetapi tidak mengatakannya secara langsung melainkan mengatakan akan mempelajari permintaan tersebut. Juan Diego merasa amat kecewa dan saat itu juga kembali ke bukit untuk menemui Bunda Maria lagi, melaporkan bahwa uskup tampaknya tidak mempercayainya, ia mengatakan karena ia orang kecil maka kata-katanya tidak akan didengar sehingga ia merasa gagal dalam menjalankan tugasnya.

Bunda Maria dengan bijaksana menjawab bahwa ia tidak salah mengutus dia ke uskup dan meyakinkannya bahwa suaranya akan didengar. Sehingga ia mengutus Juan Diego lagi besok untuk bertemu uskup dan mengatakan sekali lagi bahwa perawan Maria, ibu dari Allah yang benar yang mengutusnya. Juan Diego kemudian pulang untuk beristirahat.

Keesokan harinya sehabis misa Minggu pagi, ia bergegas lagi menemui uskup. Lagi, setelah lama menunggu ia diizinkan bertemu uskup, sekali ini sambil menangis dan memohon ia menyampaikan permintaan Bunda Maria tersebut. Akan tetapi uskup tetap tidak percaya dan malah bertanya macam-macam tentang penampakan itu.

Meskipun sudah dijelaskan dengan detil oleh Juan Diego, uskup tetap tidak yakin, bahkan akhirnya ia mengatakan memerlukan suatu tanda dari wanita itu supaya ia yakin bahwa itu adalah Bunda Maria. Setelah Juan Diego pulang, uskup kemudian menyuruh seseorang mengikuti dia supaya uskup tahu kemana ia pergi atau kepada siapa ia bertemu, akan tetapi orang suruhan itu dengan segera kehilangan jejak Juan Diego.

Sementara itu Juan Diego kembali ke bukit itu dan menyampaikan kepada Bunda Maria bahwa uskup menginginkan suatu tanda. Bunda Maria berkata supaya Juan Diego kembali besok karena besok ia akan memberikan suatu tanda yang akan meyakinkan uskup.

Hari Senin keesokan harinya, Juan Diego tidak bisa kembali ke bukit itu karena ketika kembali ia mendapati pamannya Juan Bernardino sakit keras, ia kemudian sibuk mengurus pamannya dan memanggil dokter akan tetapi semuanya terlambat karena sakitnya sudah terlampau parah.

Ketika malam tiba, pamannya memintanya besok untuk mencari pastur supaya ia dapat mengaku dosa karena pamannya merasa bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Besoknya sebelum matahari terbit ia bergegas ke Tlatilolco untuk mencari pastur, ia menyadari satu-satu jalan untuk ke Mexico adalah melewati bukit tempat ia seharusnya bertemu lagi dengan Buda Maria.

Supaya tidak terlihat ia memutuskan untuk berjalan memutar, tetapi rupanya Bunda Maria tetap mengetahuinya dan berjalan menuruni bukit untuk mencegat dia lalu bertanya padanya hendak kemana. Juan Diego merasa sangat malu bercampur takut lalu menceritakan keadaan pamannya dan ia meminta maaf bahwa hari ini ia harus mengurus pamannya terlebih dahulu dan akan kembali besok.

Bunda Maria berkata, jangan takut dan jangan ragu bahwa Aku adalah Bunda Maria yang akan menjagamu dan keluargamu dan jangan terpengaruh oleh keadaan pamanmu, bahwa ia tidak akan mati bahkan saat ini juga sembuh. Pamannya benar sembuh pada saat itu juga seperti yang dikemudian nantinya di dapati oleh Juan Diego.

Mendengar pernyataan Bunda Maria, ia menjadi sangat gembira dan memohon padanya untuk memberikan bukti supaya bisa disampaikan ke uskup. Lalu Bunda Maria menyuruhnya memanjat ke atas bukit, katanya lagi, di situ akan terdapat banyak bunga, potong lalu susun dengan baik untuk kemudian bawa ke uskup sebagai tanda kebenaran tentang keberadaan Bunda Maria.

Juan Diego segera memanjat bukit tersebut, ketika sampai diatas ia mendapati berbagai macam bunga mawar bermekaran dengan indahnya dibarengi dengan wangi semerbaknya. Itu adalah suatu keajaiban karena tidak mungkin bunga tumbuh di bukit gersang tersebut yang biasanya hanya ditumbuhi semak belukar dan lagi tidak mungkin ada tumbuhan hidup karena saat itu adalah musim dingin.

Ia memotongnya, mengumpulkannya, kemudian menyimpannya di balik tilma (semacam mantel yag dibuat dari serat kaktus) miliknya lalu turun kebawah untuk menemui Bunda Maria lagi. Di bawah, Bunda Maria merapikan susunan bunga tersebut dan membungkusnya lagi dengan tilma tersebut.

Sambil berpesan bahwa jangan memperlihatkan bunga ini sebelum benar-benar berada di depan uskup, dengan demikian setelah melihat bunga ini uskup akan percaya dan dengan bantuannya sebuah kuil pasti akan didirikan.

Juan Diego kembali lagi ketempat uskup, kali ini tidak ada seorangpun yang mengizinkannya menemui uskup karena ia dianggap seorang pengganggu, meskipun begitu ia tetap tinggal di situ menunggu dengan sabar. Karena ia diam menunggu dengan lama akhirnya pembantu-pembantu uskup mulai memperhatikannya, terlebih karena ia terlihat seperti menyembunyikan sesuatu di dalam tilmanya.

Orang-orang itu karena penasaran lalu memintanya memperlihatkan apa yang ada di dalam tilma tersebut. Juan Diego merasa tidak mungkin ia menyembunyikannya lagi dan karena tidak ingin diusir oleh mereka jika ia menolak permintaan mereka maka ia membuka tilmanya sedikit.

Mereka melihat berbagai bunga mawar yang indah serta harum, mereka merasa senang bercampur heran terlebih karena seharusnya tidak ada bunga seperti itu di musim dingin. Mereka berusaha meraihnya tetapi gagal sampai tiga kali karena yang mereka lihat bukan bunga yang sesungguhnya tetapi seperti gambar yang dicap atau dianyam pada kain tilma.

Mendapat kenyataan itu mereka terkejut dan langsung melaporkannya ke uskup. Demi mendengar kejadian itu uskup langsung menyadari bahwa Juan Diego membawa bukti yang ia minta kemarin lalu menyuruh mereka untuk membawanya masuk menemui uskup.
Di depan uskup, Juan Diego menceritakan lagi pertemuannya dengan Bunda Maria hari itu dan segala detail kejadian tentang darimana asal bunga tersebut. Serta sekali lagi menyampaikan permintaan Bunda Maria, sehingga pada akhirnya ia berkata terimalah bunga ini sambil membuka tilma miliknya.

Berbagai bunga mawar itu berjatuhan ke lantai lalu secara ajaib muncullah gambar Bunda Maria tercetak pada tilma tersebut. Demi melihat kejadian itu uskup dan orang-orang yang menyaksikannya tersungkur ke lantai, uskup menangis mohon ampun karena merasa bersalah tidak mempercayai cerita Juan Diego dari awal.

Uskup kemudian membawa tilma itu ke dalam kapel dan Juan Diego tinggal disitu sehari lagi sesuai permintaannya. Keesokan harinya ia meminta Juan Diego untuk menunjukan tempat dimana kuil itu diminta untuk didirikan serta menyuruh semua orang untuk pergi mengikuti mereka.

Setelah menunjukan tempatnya Juan Diego pamit pulang untuk melihat keadaan pamannya dan ia mendapat kenyataan bahwa pamannya sudah sembuh total. Bahkan pamannya juga melihat penampakan Bunda Maria persis seperti yang dialami oleh keponakannya itu. Mereka kemudian bersama-sama kembali menemui uskup untuk memberi kesaksian tentang peristiwa mukjizat tersebut kepada uskup.

Dua tahun kemudian berdirilah gereja yang pertama di tempat itu, tilma bergambar Bunda Maria dipindahkan dari kapel uskup ke gereja itu supaya semua orang dapat menyaksikan dan mendapatkan berkat dari keberadaannya. Sejak saat itu banyak orang telah mendapat mukjizat serta kesembuhan dengan mengunjungi dan berdoa di gereja tersebut yang selama ratusan tahun kemudian telah beberapa kali dibangun ulang.

Sekarang kain tilma itu dikenal dengan nama "Our lady of Guadalupe" (ibu kami dari Guadalupe) dan gerejanya bernama Basilica of Our Lady of Guadalupe. Setiap tahun diperkirakan 10 juta orang mengunjunginya, menjadikan tempat itu sebagai gereja yang paling banyak dikunjungi setelah gereja di Vatikan.

24 paus secara resmi memberi penghormatan khusus kepadanya. Karena kesuciannyalah Paus Johannes Paulus II (alm) sampai empat kali mengunjunginya. Ia bahkan menyatakan tanggal 12 Desember sebagai hari perayaan dari Our lady of Guadalupe. Pada bulan April 1990, Paus Johannes Paulus II membeutifikasi Juan Diego sebagai santo.


Guadalupe


Dari mana asal kata Guadalupe? Mengapa indian Aztec memakai sebuah nama Spanyol? Nama Guadalupe itu selalu menjadi kontroversi selama ratusan tahun.

Studi menunjukkan nama itu berasal dari terjemahan bahasa Nahuatl ke Spanyol tentang kalimat yang diucapkan oleh bunda Maria kepada Juan Bernardino paman dari Juan Diego. Bunda Maria memakai kata "coatlaxopeuh" yang diucapkan "quatlasupe" dan bunyinya mirip dengan kata Guadalupe dalam bahasa Spanyol.

Coa berarti sang ular iblis (serpent), tla bisa berarti "the". Sementara xopeuh berarti menghancurkan. Jadi coatlaxopeuh bisa berarti yang menghancurkan sang serpent. Seperti diketahui kebudayaan Aztec selama ratusan tahun mempraktekkan ritual pengorbanan manusia kepada dewa mereka.

Setiap tahun puluhan ribu orang mati dikorbankan. Akan tetapi semenjak munculnya Our Lady of Guadalupe, hanya kurang dari 20 tahun kemudian sebagian besar indian Aztec berubah menjadi Katolik. Yang serta merta menghapuskan tradisi mengorbankan manusia yang telah ratusan tahun menjadi budaya mereka. Itulah barangkali makna dari Our Lady of Guadalupe menghancurkan sang iblis.


Keajaiban tilma


Beberapa keajaiban dari kain tilma bergambar bunda Maria yang diungkap oleh ilmu pengetahuan moderen. Gambar maupun kainnya tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan, meskipun berumur lebih 460 tahun.

Padahal tilma itu adalah bahan dari serat kaktus. Bahan yang umum dipakai oleh warga miskin pada saat itu. Meskipun sangat kuat tetapi umurnya diperkirakan cuma 20 tahunan.

Keajaiban lain tidak ada tanda-tanda dilapisi oleh bahan pelindung. Pengujian mikroskopik menunjukkan gambar bukan dilukis karena tidak ada sapuan kuas tetapi lebih mirip dicetak seperti foto padahal tidak ada teknologi mencetak apalagi fotografi pada abad 16.

Jubah yang dipakai Bunda Maria bergambar bintang yang menunjukan susunan bintang (constelation) ditahun terjadinya peristiwa tersebut.

Melalui studi lewat peralatan digital moderen dengan pembesaran puluhan kali, diungkapkan adanya gambar-gambar berbentuk manusia terekam pada refleksi mata sebelah kiri gambar Bunda Maria. Setelah melakukan pembesaran pada mata Bunda Maria, terdapat gambar Juan Diego dan Uskup yang ditemui Juan.

(Sumber: www.guamaria.com)
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0883 seconds (0.1#10.140)