1.169 prajurit TNI misi perdamaian PBB berangkat ke Lebanon
A
A
A
Sindonews.com - Tentara Nasional Indonesia kembali mengirimkan 1.169 prajuritnya yang tergabung dalam Satuan Tugas TNI Kontingen Garuda (Konga) UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) dalam rangka Misi Perdamaian PBB di Lebanon.
Upacara pemberangkatan dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, dengan upacara militer di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (3/12/2013).
Dari 1.169 Prajurit TNI tersebut, yaitu 850 personel Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-H dipimpin Letkol Inf M Asmi, 75 personel Military Police Unit (MPU) Konga XXV-F dipimpin Letkol Cpm Andri Gunawan, 150 personel Force Protection Company (FPC) Konga XXVI-F2 dipimpin Mayor Inf Aulia Dwi, 50 personel Satgas Force Headquarter Support Unit (SHQSU) Konga XXVI-F1 dipimpin Kolonel Inf Adipatikarnawijaya.
Selanjutnya, enam personel Satgas CIMIC TNI Konga XXXI-D dipimpin Mayor Arm Syamsul Bahri, 18 personel Satgas Military Community Outtreach Unit (MCOU) Konga XXX-D dipimpin Mayor Arm Erza Nathanael, sembilan personel Satgas Level 2 Hospital Unifil XXIX-E dipimpin Kapten Ckm dr Trisihono dan 11 personel Milstaf Sector East HG Unifil dipimpin Kolonel Inf Kemal.
Penugasan yang akan dilaksanakan merupakan implementasi dari cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat yang berbunyi, “Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
Tekad mulia ini dijabarkan melalui Undang-Undang RI nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, pada Pasal 20 Ayat 3 yang menegaskan tentang penggunaan kekuatan TNI dalam rangka tugas perdamaian dunia. Dalam pasal tersebut secara jelas ditegaskan bahwa TNI melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia.
Panglima TNI dalam amanatnya mengatakan, opini publik domestik dan persepsi masyarakat internasional terhadap determinasi kebijakan politik luar negeri Indonesia selalu menjadi elemen yang sangat penting dalam formulasi penyelenggaraan hubungan internasional dan pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Sehingga secara langsung memberikan nilai terhadap kapasitas dan kredibilitas Indonesia di forum internasional.
Dalam kaitan ini, prajurit merupakan salah satu faktor penentu, sekaligus pelaku keberhasilan diplomasi Indonesia dalam mengangkat citra dan kredibilitas bangsa dan negara, melalui misi PBB yang diembankan negara kepada para prajurit.
Berangkat dari kondisi dan perkembangan situasi Lebanon dan Timur Tengah, Moeldoko menyampaikan beberapa harapan untuk diperhatikan secara seksama sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas. Pertama, memelihara dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Kedua, pahami dan kuasai secara benar aturan pelibatan dan prosedur tetap. Ketiga, cermati setiap perkembangan situasi di wilayah penugasan dan laksanakan analisa secara cerdas, untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat," ujarnya melalui rilis yang diterima Sindonews, Selasa (3/12/2013).
Keempat, menghormati etika sosial, adat istiadat serta kearifan lokal masyarakat setempat dengan berpedoman pada “Delapan Wajib TNI”. Kelima, menjaga dan meningkatkan soliditas dan solidaritas sesama prajurit TNI dan tingkatkan komunikasi dengan prajurit Negara lain yang mengemban misi PBB yang sama.
Mengakhiri amanatnya, Panglima TNI mengingatkan, agar seluruh prajurit melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, penuh semangat, disiplin dan dedikasi, dengan berpedoman pada aturan perlibatan yang telah ditetapkan oleh UNIFIL dan prosedur tetap satgas, guna menjamin kelancaran dan keamanan pelaksanaan tugas.
Menggunakan keberhasilan pelaksanaan tugas Konga Unifil terdahulu sebagai motivator mencapai peningkatan keberhasilan tugas para prajurit. Hal ini menjadi penekanan, karena keberhasilan para prajurit akan memperbesar kepercayaan internasional terhadap Indonesia dalam mengemban misi PBB, khususnya misi Unifil di tahun 2014, sebagaimana resolusi PBB nomor 2115 tahun 2013, yang memberikan mandat perpanjangan misi PBB di Lebanon hingga tahun 2014.
Dalam kaitan tersebut, berangkat dari keberhasilan misi perdamaian di Lebanon sebelumnya, pada tahun 2014 diharapkan Indonesia dapat mengirimkan 4.000 personel peace keepers-nya ke seluruh dunia pada misi Perserikatan Bangsa Bangsa, sehingga secara politis dan strategis akan memperbesar posisi tawar Indonesia di forum internasional, khususnya pada forum PBB.
Sesuai rencana seluruh prajurit TNI akan diberangkatkan pada awal Desember menuju Lebanon dan selanjutnya Kontingen Garuda ini akan melaksanakan tugas selama 1 tahun di Lebanon seperti Kontingen-Kontingen sebelumnya.
Baca berita:
Kapolri pimpin pembaretan Peacekeeper Polri misi PBB
Upacara pemberangkatan dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, dengan upacara militer di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (3/12/2013).
Dari 1.169 Prajurit TNI tersebut, yaitu 850 personel Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-H dipimpin Letkol Inf M Asmi, 75 personel Military Police Unit (MPU) Konga XXV-F dipimpin Letkol Cpm Andri Gunawan, 150 personel Force Protection Company (FPC) Konga XXVI-F2 dipimpin Mayor Inf Aulia Dwi, 50 personel Satgas Force Headquarter Support Unit (SHQSU) Konga XXVI-F1 dipimpin Kolonel Inf Adipatikarnawijaya.
Selanjutnya, enam personel Satgas CIMIC TNI Konga XXXI-D dipimpin Mayor Arm Syamsul Bahri, 18 personel Satgas Military Community Outtreach Unit (MCOU) Konga XXX-D dipimpin Mayor Arm Erza Nathanael, sembilan personel Satgas Level 2 Hospital Unifil XXIX-E dipimpin Kapten Ckm dr Trisihono dan 11 personel Milstaf Sector East HG Unifil dipimpin Kolonel Inf Kemal.
Penugasan yang akan dilaksanakan merupakan implementasi dari cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat yang berbunyi, “Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
Tekad mulia ini dijabarkan melalui Undang-Undang RI nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, pada Pasal 20 Ayat 3 yang menegaskan tentang penggunaan kekuatan TNI dalam rangka tugas perdamaian dunia. Dalam pasal tersebut secara jelas ditegaskan bahwa TNI melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia.
Panglima TNI dalam amanatnya mengatakan, opini publik domestik dan persepsi masyarakat internasional terhadap determinasi kebijakan politik luar negeri Indonesia selalu menjadi elemen yang sangat penting dalam formulasi penyelenggaraan hubungan internasional dan pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Sehingga secara langsung memberikan nilai terhadap kapasitas dan kredibilitas Indonesia di forum internasional.
Dalam kaitan ini, prajurit merupakan salah satu faktor penentu, sekaligus pelaku keberhasilan diplomasi Indonesia dalam mengangkat citra dan kredibilitas bangsa dan negara, melalui misi PBB yang diembankan negara kepada para prajurit.
Berangkat dari kondisi dan perkembangan situasi Lebanon dan Timur Tengah, Moeldoko menyampaikan beberapa harapan untuk diperhatikan secara seksama sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas. Pertama, memelihara dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Kedua, pahami dan kuasai secara benar aturan pelibatan dan prosedur tetap. Ketiga, cermati setiap perkembangan situasi di wilayah penugasan dan laksanakan analisa secara cerdas, untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat," ujarnya melalui rilis yang diterima Sindonews, Selasa (3/12/2013).
Keempat, menghormati etika sosial, adat istiadat serta kearifan lokal masyarakat setempat dengan berpedoman pada “Delapan Wajib TNI”. Kelima, menjaga dan meningkatkan soliditas dan solidaritas sesama prajurit TNI dan tingkatkan komunikasi dengan prajurit Negara lain yang mengemban misi PBB yang sama.
Mengakhiri amanatnya, Panglima TNI mengingatkan, agar seluruh prajurit melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, penuh semangat, disiplin dan dedikasi, dengan berpedoman pada aturan perlibatan yang telah ditetapkan oleh UNIFIL dan prosedur tetap satgas, guna menjamin kelancaran dan keamanan pelaksanaan tugas.
Menggunakan keberhasilan pelaksanaan tugas Konga Unifil terdahulu sebagai motivator mencapai peningkatan keberhasilan tugas para prajurit. Hal ini menjadi penekanan, karena keberhasilan para prajurit akan memperbesar kepercayaan internasional terhadap Indonesia dalam mengemban misi PBB, khususnya misi Unifil di tahun 2014, sebagaimana resolusi PBB nomor 2115 tahun 2013, yang memberikan mandat perpanjangan misi PBB di Lebanon hingga tahun 2014.
Dalam kaitan tersebut, berangkat dari keberhasilan misi perdamaian di Lebanon sebelumnya, pada tahun 2014 diharapkan Indonesia dapat mengirimkan 4.000 personel peace keepers-nya ke seluruh dunia pada misi Perserikatan Bangsa Bangsa, sehingga secara politis dan strategis akan memperbesar posisi tawar Indonesia di forum internasional, khususnya pada forum PBB.
Sesuai rencana seluruh prajurit TNI akan diberangkatkan pada awal Desember menuju Lebanon dan selanjutnya Kontingen Garuda ini akan melaksanakan tugas selama 1 tahun di Lebanon seperti Kontingen-Kontingen sebelumnya.
Baca berita:
Kapolri pimpin pembaretan Peacekeeper Polri misi PBB
(kri)