Parpol jangan dijadikan alat pemburu kekuasaan
A
A
A
Sindonews.com - Pesta demokrasi lima tahunan atau pemilihan umum (pemilu), harus menjadi cikal bakal untuk perubahan bangsa. Sehingga, pemilu harus dimanfaatkan dengan baik oleh partai politik (parpol).
Selain proses penyelenggaraan dan pelaksanaan pemilu yang bersih dan jujur, dalam pemilu, parpol juga harus kembali kepada semangat membangun kepercayaan publik.
Menurut peneliti senior Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS), J Kristiadi, keberadaan partai jangan cuma sebagai instrumen yang "rakus" mengejar kekuasaan. Akan tetapi, partai harus berani menjadi intitusi perubahan.
"Intinya parpol dikembalikan ke khitahnya, agar tidak menjadi kerumunan manusia pemburu kekuasaan," kata Kristiadi, di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Selain itu, lanjut dia, untuk menjadikan parpol yang memiliki kualitas membangun kepercayaan publik, menurutnya, partai harus menonjolkan kembali cita-cita dan ideologi partai yang jelas.
Sebab, tambah dia, partai sebagai anak kandung demokrasi mempunyai tanggung jawab bukan saja kesadaran bagi masyarakat untuk memilih, tetapi partai dituntut memberikan pendidikan dan kesadaran politik kepada masyarakat. "Parpol harus menjadi tiang atau pilar demokrasi pada pemilu nanti," tegasnya.
Seperti diketahui Kementerian Politik Hukum dan Keamanan (Kemen Polhukam) menyelenggarakan serial diskusi politik bertajuk "Pemilu Nasional Tahun 2014 Sebagai Barometer Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia".
Dalam diskusi itu turut hadir sebagai pembicara selain J Kristiadi, juga hadir Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Husni Kamil Manik. Sementara Menko Polhukam, Djoko Suyanto dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) batal hadir.
Baca
Tiga bulan sekali, parpol wajib laporkan dana kampanye
Tidak lapor dana kampanye, KPU sanksi parpol
KPU diminta sosialisasikan peraturan KPU ke masyarakat
Selain proses penyelenggaraan dan pelaksanaan pemilu yang bersih dan jujur, dalam pemilu, parpol juga harus kembali kepada semangat membangun kepercayaan publik.
Menurut peneliti senior Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS), J Kristiadi, keberadaan partai jangan cuma sebagai instrumen yang "rakus" mengejar kekuasaan. Akan tetapi, partai harus berani menjadi intitusi perubahan.
"Intinya parpol dikembalikan ke khitahnya, agar tidak menjadi kerumunan manusia pemburu kekuasaan," kata Kristiadi, di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Selain itu, lanjut dia, untuk menjadikan parpol yang memiliki kualitas membangun kepercayaan publik, menurutnya, partai harus menonjolkan kembali cita-cita dan ideologi partai yang jelas.
Sebab, tambah dia, partai sebagai anak kandung demokrasi mempunyai tanggung jawab bukan saja kesadaran bagi masyarakat untuk memilih, tetapi partai dituntut memberikan pendidikan dan kesadaran politik kepada masyarakat. "Parpol harus menjadi tiang atau pilar demokrasi pada pemilu nanti," tegasnya.
Seperti diketahui Kementerian Politik Hukum dan Keamanan (Kemen Polhukam) menyelenggarakan serial diskusi politik bertajuk "Pemilu Nasional Tahun 2014 Sebagai Barometer Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia".
Dalam diskusi itu turut hadir sebagai pembicara selain J Kristiadi, juga hadir Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Husni Kamil Manik. Sementara Menko Polhukam, Djoko Suyanto dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) batal hadir.
Baca
Tiga bulan sekali, parpol wajib laporkan dana kampanye
Tidak lapor dana kampanye, KPU sanksi parpol
KPU diminta sosialisasikan peraturan KPU ke masyarakat
(maf)