Teroris berpotensi gunakan senjata kimia dan nuklir

Rabu, 27 November 2013 - 10:08 WIB
Teroris berpotensi gunakan...
Teroris berpotensi gunakan senjata kimia dan nuklir
A A A
Sindonews.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyaad Mbai menegaskan, serangan teroris di Indonesia sangat dinamis seiring dengan perkembangan zaman. Aksi terorisme juga masih berpotensi terjadi di wilayah Indonesia.

Sehingga potensi ancaman serangan teroris menggunakan bahan kimia, biologi, radioaktif, dan unsur nuklir (KBRN), seperti yang terjadi di Timur Tengah atau negara lainnya sangat besar.

"Potensi ancaman itu sangat besar, dan pernah terjadi di Indonesia pada tahun lalu di Solo, ditemukan nitroglitser. Bahkan bahan kimia seperti racun pernah menyerang kantin-kantin kepolisian," kata Ansyad saat meluncurkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanggulangan Kondisi Krisis Akibat Serangan Teroris yang Menggunakan Kimia, Biologi, Radioaktif dan Unsur Nuklir, di Cisarua, Bogor, Rabu (27/11/2013).

Maka dari itu lanjut dia, penyusunan SOP ini sangat penting dalam menangani teroris yang modusnya semakin beragam. "Jadi suatu ketika terjadi serangan-serangan teroris yang menggunakan bahan kimia seperti di Solo tahun lalu, penanganannya tidak serampangan, gerasak-gerusuk dan panik," katanya.

Ia menuturkan pentingnya pemahaman dan pengakuan adanya serangan teroris menggunakan KBRN oleh setiap instansi. "Karena teroris saat ini sangat mudah menyusup ke instansi pemerintah, kampus, bahkan kepolisian dan TNI pun tidak luput," ungkapnya.

Pihaknya yakin dengan SOP penanganan serangan teroris yang mengguankan KBRN adalah bagian dari langkah awal, dan koridor bagi kita semua. "Nantinya SOP ini akan terus di uji coba melalui latihan-latihan. Fasilitasnya sudah ada di Sentul, Bogor," tandasnya.

NU minta penanganan teroris jangan disamakan dengan PKI
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6813 seconds (0.1#10.140)