Pengikut Muhammadiyah sering dituduh teroris
A
A
A
Sindonews.com - Pengurus Majelis Pustaka Dakwah Informasi Pimpinan Pusat (DPP) Muhammadiyah, Mustofa Nahrawardaya, mengatakan sebagian besar masyarakat yang selama ini menjadi tersangka tindakan terorisme adalah warga Muhammadiyah.
Menurut Mustofa, tindakan yang dilakukan aparat kepolisian termasuk kinerja Detasemen Khusus (Densus) 88 membuat para pendakwah menjadi pihak yang dirugikan.
"Yang menjadi korban (tuduhan) itu sebagian besar warga Muhammadiyah" kata Mustofa, saat diskusi "Penanganan Tindakan Pidana Terorisme Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia" di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (25/11/2013).
Dilanjutkan dia, atas tindakan Densus 88 yang sulit terpantau oleh publik, banyak kalangan pendakwah dicurigai sebagai pihak yang harus diwaspadai. Sehigga, saat penangkapan sejumlah aktivis Islam atau para pendakwah, hal itu seolah seakan dimaklumi.
"Dia tidak tau apa-apa. Memang dia kan melakukan dakwah keliling-keliling tapi tiba-tiba dicurigai dan dianggap sebagai teroris," ujarnya.
Mustofa menambahkan, memang peristiwa tindakan terorisme itu kadang muncul, kadang menghilang lama. Tetapi, kata dia, terorisme tak bakal subur jika penanganan dan pendekatannya tidak disertai tindakan pelanggaran HAM oleh aparat kepolisian.
"Itu yang berkurang adalah peristiwanya. Kasus terorisme ini banyak sekali," tutupnya.
Komnas HAM tuding cara kerja Densus 88 'aneh'
Menurut Mustofa, tindakan yang dilakukan aparat kepolisian termasuk kinerja Detasemen Khusus (Densus) 88 membuat para pendakwah menjadi pihak yang dirugikan.
"Yang menjadi korban (tuduhan) itu sebagian besar warga Muhammadiyah" kata Mustofa, saat diskusi "Penanganan Tindakan Pidana Terorisme Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia" di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (25/11/2013).
Dilanjutkan dia, atas tindakan Densus 88 yang sulit terpantau oleh publik, banyak kalangan pendakwah dicurigai sebagai pihak yang harus diwaspadai. Sehigga, saat penangkapan sejumlah aktivis Islam atau para pendakwah, hal itu seolah seakan dimaklumi.
"Dia tidak tau apa-apa. Memang dia kan melakukan dakwah keliling-keliling tapi tiba-tiba dicurigai dan dianggap sebagai teroris," ujarnya.
Mustofa menambahkan, memang peristiwa tindakan terorisme itu kadang muncul, kadang menghilang lama. Tetapi, kata dia, terorisme tak bakal subur jika penanganan dan pendekatannya tidak disertai tindakan pelanggaran HAM oleh aparat kepolisian.
"Itu yang berkurang adalah peristiwanya. Kasus terorisme ini banyak sekali," tutupnya.
Komnas HAM tuding cara kerja Densus 88 'aneh'
(lal)