Evaluasi kurikulum baru, pemerintah libatkan perguruan tinggi

Sabtu, 23 November 2013 - 07:02 WIB
Evaluasi kurikulum baru,...
Evaluasi kurikulum baru, pemerintah libatkan perguruan tinggi
A A A
Sindonews.com - Direktur Pembinaan SD Ditjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ibrahim Bafadal mengatakan, monitoring dan evaluasi kurikulum baru, dimulai dari 25 November hingga 6 Desember 2013.

Evaluasi ini, jelasnya, menjadi tanggung jawab masing-masing direktorat jenderal. Namun agar hasilnya transparan dan akuntabel, maka dilibatkan pula perguruan tinggi yang mempunyai lembaga pendidik dan tenaga kependidikan.

Selain itu, menurut Ibrahim, perguruan tinggi tersebut dituntut juga punya lembaga penjamin mutu pendidikan di setiap daerah dan juga para praktisi. “Untuk tim monitoring kami pilih dosen-dosen yang mengelola jurusan pendidikan guru SD,” kata Ibrahim di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat (22/11/2013).

Diketahui, kurikulum baru diselenggarakan di 6.410 sekolah eks rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah berakreditasi A. Jumlah guru yang dilatih mencapai 56.113 guru. Sedangkan sasaran muridnya mencapai 1.536.065 siswa. Kelas yang menerapkan yakni di kelas I, IV,VII dan X.

Rinciannya, jenjang SD sebanyak 2.598 SD, dengan jumlah guru 15.629 orang, dan jumlah siswa 341.630 orang. Lalu untuk jenjang SMP sebanyak 1.521 sekolah, dengan 27.403 guru, dan 342.712 siswa. Sedangkan untuk jenjang SMA, sebanyak 1.270 sekolah, 5.979 guru, dan 335.930 siswa. Begitu juga di jenjang SMK terdapat 1.021 sekolah, 7.102 guru, dan 514.783 siswa.

Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo menyatakan, pemerintah memang belum mampu menyiapkan guru pada kurikulum baru tersebut. Meski dia mengakui, pemerintah tahun ini masih dalam persiapan namun tahun depan guru sudah harus lebih siap.

Sulistiyo menghimbau, Kemendikbud harus mempersiapkan guru kembali tanpa ada alasan anggaran atau tenaga pelatih yang kurang memadai. “Permasalahannya memang ada di guru. Kalau tenaga pengajarnya tidak mampu mana mungkin siswanya mengerti ilmu pengetahuan baru ini,” kata anggota DPD RI ini.
(maf)
Berita Terkait
Tingkatkan Kualitas...
Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Pemkab Langkat Hadirkan Smartboard untuk Siswa
Pendidikan Mahal, Orang...
Pendidikan Mahal, Orang Miskin Dilarang Sekolah
Tingkatkan Mutu Perguruan...
Tingkatkan Mutu Perguruan Tinggi, DPD Perkindo DKI Jakarta Gandeng 3 Universitas
Meningkatkan Literasi...
Meningkatkan Literasi di Dunia Pendidikan
Kemendikdasmen dan Google...
Kemendikdasmen dan Google Luncurkan Program Pendidikan Berbasis Teknologi
Dukung Personalisasi...
Dukung Personalisasi Belajar, Teknologi Pendidikan Tetap Relevan Pasca Covid-19
Berita Terkini
Banyak Kasus Keracunan,...
Banyak Kasus Keracunan, BGN Godok Rencana Pemberian Asuransi Bagi Penerima MBG
7 menit yang lalu
Halalbihalal Peradi...
Halalbihalal Peradi SAI 2025: Dari Hati ke Hati Mewujudkan Soliditas
21 menit yang lalu
4 Jenderal TNI Bikin...
4 Jenderal TNI Bikin Parpol, Dua di Antaranya Jadi Presiden
40 menit yang lalu
Percakapan Tentang Haji...
Percakapan Tentang Haji Trending Topik, Warganet Apresiasi Inovasi Pelayanan Kementerian Agama
41 menit yang lalu
11.114 Penyelenggara...
11.114 Penyelenggara Negara Belum Lapor Harta Kekayaan ke KPK
1 jam yang lalu
Amnesty Internasional...
Amnesty Internasional Indonesia Sebut Penangkapan Mahasiswi ITB Praktik Otoriter
2 jam yang lalu
Infografis
3 Alasan Komisi Eropa...
3 Alasan Komisi Eropa Dorong UE Miliki Blok Pertahanan Baru
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved